Chapter 1

344 12 1
                                    

Assalamualaikum...
Sudah baca prolognya? Baiklah, sekarang baca part ini yah!
Maaf jika ada kesalahan dalam kalimat.

Sudah baca prolognya? Baiklah, sekarang baca part ini yah!Maaf jika ada kesalahan dalam kalimat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°°°°

Berada diusia muda yang masih menjadi siswa SMA, pergaulan Melodi membuat kedua orang tuanya harus memasukkan gadis itu ke pesantren. Akan terasa resah hati seorang ayah maupun ibu jika anaknya bergaul dengan bebas, apalagi dengan gaya pakaian anaknya yang terbilang begitu terbuka.

Namun ada sesuatu yang orang tua Melodi cemaskan yaitu, saat mengetahui anaknya berpacaran. Tingkat ketakutan mereka semakin bertambah saat Melodi mulai berani memendekkan rok sekolahnya, belum lagi saat ia sering diantar jemput oleh sang pacar.

Pernah sekali ayah Melodi melihat anaknya begitu dekat dan erat memeluk seorang cowok saat diatas motor. Hal pertama yang ayahnya pikirkan adalah, bagaimana jika  Melodi melanggar batas hubungan romansanya diusia remaja?

Beberapa penjelasan yang sering orang tua Melodi lontarkan justru tak membuat sang anak berubah, malah semakin melunjak. Hingga akhirnya, keluarga Melodi memutuskan untuk memindahkan anaknya ke Pondok Pesantren.

"Aku tidak mau, Pah!"

Darren memijat pangkal hidungnya, ia sudah pening saat Melodi terus menolak keputusannya.

"Ini demi kebaikan kamu, sayang ...." Kali ini sang ibu–Dita yang berbicara. "Asal kamu tau, setiap melihatmu jalan dengan pria itu membuat mama dan papa khawatir."

Melodi memutar bola matanya malas, ia jengah yang terus mendengar itu.

"Rian itu baik, Mah! Dia sama sekali gak pernah nyentuh aku, bahkan pegangan tangan sekalipun dia selalu ragu."

Dita dan Darren saling melirik. Tidak mungkin jika Rian sebaik itu, melihat mereka berboncengan saja membuat kedua orang tua Melodi langsung tau apa niat Rian.

"Jika karena Rian sebabnya aku harus masuk pesantren, Melodi tidak akan terima. Papah sendiri pasti tau siapa Rian, kan?" ucap Melodi.

Tak dipungkiri, Darren merasa setuju dengan ucapan itu. Rian bukan sembarangan pria brengsek diluar sana. Ia tau betul status dan martabat keluarga Rian, apalagi dalam dunia bisnis Darren dan ayahnya Rian adalah sekutu.

"Melodi yakin bahwa Rian gak akan pernah merusak Melodi. Mungkin sebaliknya, aku yang merusak dia." Mendengar hal itu membuat Melodi mendapat tatapan tajam pada kedua orang tuanya.

"Bercanda doang Pah, Mah!" kekehnya.

Darren maupun Dita tak lagi membuaka suara untuk membujuk putrinya pindah sekolah. Merenungi dan menelaah setiap penjelasan Melodi tadi membuat mereka berpikir masing-masing.

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang