Chapter 2

235 9 1
                                    

Bismillahirrahmanirrahim!
Assalamualaikum!

Bismillahirrahmanirrahim!Assalamualaikum!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

°°°°°°

Duduk berdua dihalaman belakang sekolah, Melodi belum mau membuka suara lantaran Rian juga setuju untuk membuat Melodi masuk ke Pesantren.

Sebelumnya Rian sudah berbicara dengan Darren sebelum ayah Melodi pulang. Pria itu cukup dewas dan mengerti setiap nasihat yang Darren keluarkan untuk Melodi maupun dirinya.

Suasana hening ditempat favorit mereka saat berada di sekolah membuat kelala Rian mengarah ke samping. Melodi dengan wajah kesalnya tentu terlihat jelas, Rian jadi tega dan berakhir hanya menghembuskan napasnya berat.

"Kalau mau putus cepat dari aku kenapa gak bilang dari dulu?" ucap Melodi membuka suasana.

Lirikan matanya tertangkap oleh Rian. "Kamu mau putus sama aku, kan?"

"Tidak."

Hanya itu yang keluar dari mulut Rian. Kini suasana kembali hening.

"Nanti disana jangan nakal. Jangan godain cowok lain," Kalimat yang seakan menyindir Melodi membuat gadis itu sontak menghadap sempurna pada Rian.

Rian terkekeh. "Benar, kan, kamu selalu menggoda cowok?"

Melodi menggeleng sempurna, ia tak mau dituduh seperti itu.

"Masa sih?" tanya Rian tak percaya.

Jelas Rian tau kelakuan Melodi. Walau cantik dan sederhana, gadis itu sangat centil. Semua pria yang ditemuinya membuat Melodi langsung jatuh cinta hanya dari wajah tampan saja.

Siapapun itu baik tua, anak-anak atau seumuran kakek-kakek, jika mereka ganteng pasti Melodi langsung jatuh cinta dan kagum. Bahkan cowok yang lewat diberanda tiktokpun akan Melodi sukai jika benar-benar ganteng dan sesuai selera matanya.

Namun hal itu tak membuat Rian cemburu, kesal atau marah. Melodi tetap mengingatnya sebagai pacar dan membuat Rian sebagai tempat pengaduan dan bisa diandalkan. Itu sudah cukup bagi Rian, selama Melodi masih bergantung dengannya dan mau menceritakan apa masalahnya, Rian akan senang.

Tidak masalah jika Melodi suka dengan pria lain, toh gadis itu hanya sekilas saja menaruh perasaan. Bisa dibilang, bahan candaan perasaan Melodi.

"Turuti saja perkataan orang tuamu, aku juga akan sering menjengukmu ke pesantren," ucap Rian sembari menghibur Melodi.

Gadis itu kembali merubah posisinya. Ia kembali murung dan menundukkan pandangan. Perasaannya campur aduk, ia gundah memikirkan ini. Jujur, berpisah dengan Rian akan membuat hatinya sesak.

Langit Pesantren  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang