Agar silaturahmi tidak terputus!
Vote dulu sampe seratus!
😇Sore ini Kevin berjalan-jalan mencari udara segar, di sapa tetangga sebelah dan orang-orang yang mengenali Kevin, ia dengan ramah membalas sapaan itu.
Tujuannya adalah bukit yang berada tak jauh sari rumahnya, bukit itu indah, tinggi dan hijau, asri sekali bukit itu, akan mengejutkan siapa pun yang melihatnya.
"Enakkan gini lah, dari pada di rumah ngapain!" gumamnya di jalan sambil menendang kerikil-kerikil kecil di jalanan, dari kejauhan ia melihat seorang cowok yang berjalan tergesa-gesa entah kemana.
Nampa tak asing bagi Kevin, ia yang penasaran pun bergegas menghampirinya "kaya kenal, ikutin aja kali ya!" batinnya dan bergegas pergi.
Mengendap-endap ia mencari posis aman dari cowok itu, terasa sudah cukup jauh, ia hampir saha menyerah, tepat saat itu juga cowok itu berbelok ke sebuah bangunan.
Panti asuhan! Itulah tujuan cowok itu, jika di ingat lagi, siapa yang pernah ke panti asuhan? Ya itu adalah Dion, si kulkas yang pernah ke panti ini bersama Kevin.
"Panti? Ngapain!"
Kedatangan Dion di sambut riang oleh anak-anak panti, nampaknya anak panti sangat akrab dengan si kulkas, "adik-adik! Siapa yang mau permen?" tawaran Dion dengan penuh senyuman.
Dari balik gerbang Kevin mengintip "di kelas gak kaya gitu!" serunya.
"Satu-satu ya, tapi ada syaratnya, siapa yang bisa selesain soal ini dapet permen!" pintanya dan semua anak mengeluh "yah kak kok gitu, kan kami juga mau permen!" keluh anak panti.
"Adik semua, kalo mau sesuatu kita harus berusaha, jadi usahanya adalah, emhhh, selesain aja soal mudah ini! Oke!"
"Oke deh, tapi jangan lupa sama permennya!" seru Dandy.
Sedikit kepala Kevin terlihat oleh Dandy, "kakak baik, sini kakaa kenapa si situ!" panggilnya dan seketika semua mata teruju padanya.
Ia yang kaget keluar dari persembunyiannya, menggaruk kepalanya yang tak gatal itu "heee, iya dek, bentar ya!" berjalan mendekati mereka semua.
"Oh lo datang! Kirain lupa sama tempat ini!" seru Dion yang membuat Kevin nyengir
"Iya, kakak baik udah lama gak kesini, ada apa?" tanya salah satu bocah di sana.
"Adek manis! Kakak lagi banyak urusan, jadi ya sibuk aja!"
"Ooo..."
Setalah bermain-main dengan bocah-bocah itu, mereka kembali berdiri di jembatan itu lagi, saling bersebalahan sembari memandangi langit berwarna jingga itu.
"Vin! Lo beneran baik-baik aja?" tiba-tiba Dion melontarkan pertanyaan itu, seketika Kevin menoleh kearahnya "kenapa emang? Ada yang salah?" tanya Kevin.
"Gak ada! Cuman beda aja!" jawab Dion dan dengan cepat merubah ekspresinya.
"Apa salah kalo kita mencintai seseorang dengan tulus?" tanya Dion
"Gak! Kenapa salah? Justru orang tulus itu yang di cari! Cieee lagi deketin siapa nih?" jawab Kevin lalu meledeknya.
"Paan sih cebol!"
"Idih! Enak banget ngejeknya! Pepek lah!"
"Oh ya! Semangat ngejar cinta lo ya!"menepuk pundak Dion lalu pergi meninggalkannya di jembatan itu.
Dion mendongak kearah senja, menatap matahari yang bulat sempurna, " heeem, tapi gue suka sama lo Vin! Tapi juga ada Kei yang suka sama Lo!" gumamnya di depan senja.
Ia berjalan lemas pulang kerumahnya, tak ada semangat lagi untuknya, seakan dunia abu-abu mewarnai dirinya, suram, gelap dan murung.
Bahkan sesampainya Dion di rumah, ia mendapatkan gertakan keras dari ayahnya itu, tuan Noh berdiri dari sofa dan langsung menyetak anaknya itu.
"Dasar bocah sialan, papa besarin kamu mati-matian, tapi kamu malah seperti ini, guna dikit jadi anak!" maki ayahnya yang membuat Dion menatap tajam kearahnya.
"Untuk apa tatapan itu hah? Mau ngelawan papa?"
Dion tersenyum "untuk apa? Bahkan orang tua ki sendiri tak mengerti kondisi ku! Lalu ada seorang pria sialan yang terus menutut putranya menjadi nomor satu, apresiasi pria itu minim sekali, namun meminta hasil yang maksimal! Gila!" Dion yang habis kesabaran pun berteriak keayahnya yang membuat ayahnya diam menatap anaknya itu.
Bergegaslah ia naik ke kamar dan membaringkan tubuhnya di atas kasur, melupakan semua dan terlelap.
°°°
Pagi ini seperti janji Kei, ia akan menjemput Kevin, Kevin pun siap di depan gerbang menunggu si Kei datang menjemputnya, tak lama kemudian motor ninja hitam itu berada tepat di depannya.
"Naik sini, apa mau aku gendong? Hmm."
"Paan coba, sendiri bisa kali!"
Perjalan dan embun pagi mereka nikmati, di jalan sepi, Kevin melentangkan tanganya dengan lebar "Dinginnnn!!" serunya dan Kei tertawa lepas.
"Mau nambah angin?" tanya Kei dan Kevin hanya "Hah? Apa!" gas di tarik kuat oleh Kei, seketika Kevin yang hendak terjungkal meraih baju Kei dan memeluk erat perut Kei.
Dengan tubuh yang merangkul Kei ia gemetar "sialan lo Kei!" umpatannya, tapi Kei hanya tersenyum, Kevin yang merasa nyaman pun memperat pelukannya.
Kei juga memegang tangan Kevin yang melingkar di perutnya itu "tenang aja manis, gak bakal jatoh kok!" ucap Kei agar Kevin tenang.
"Pala lo di gigit jerapah! Mana bisa tenang kalo naik motor lo kaya gini! Hiss sial!" .....
"....."
Sampailah mereka di sekolah, dengan nafas lega Kevin menghirupnya dengan kuat "huuuup, hahhh, seger banget, mending udah nyampe, di bawa muter-muter mungkin gue udah mabok!" sindir Kevin
Kei yang merasa pun tertawa "haah, lo nyindir gue? Oke nanti pulang kita balapan!"
"Terserah kamu lah!"
Di tengah keasikan mereka, Dion pun datang, dengan tatapan sinis pada Kei ia terus memandanginya, Kei tak kalah sinis, sudut bibir Kei naik sebelah, yang menandakan ia mengejek Dion dengan senyuman itu.
°°°°
Blibet ya? Sorry...
KAMU SEDANG MEMBACA
Sicupu Itu Milikku [Boylove]【√】
Romance"Cupu ya cupu aja, gak usah sok deh, dasar" ≈ [Belum ada Revisi] ___-----___ #TOXIC #BOYLOVE #18+ #RANDOM ___-----___ Rilis : [12/05/23] End : [28/12/23] [Bl story]