Verro__

4.1K 206 11
                                    

Selepas mengenal pertemanan Kei dan Andre, beralihlah kita ke pada Andres dan Verro.

Setelah satu minggu Andress tak berbaikan dengan Kei, ia memutuskan kembali ke sekolah lamanya, sangat beruntung ia di terima.

Meski Andress anak berandal, prestasi di bidang olahraga tak main-main, ia pernah juara satu berturut-turut dalam waktu beberapa minggu.

Raut muka kesal, suram, tatapan yang begitu tajam, kini kembali ke SMA Mekar_Dunia. Andress, si pembuat onar dan suka berkelahi, namun kenakalannya itu masih di batas wajar.

Seperti biasa ia tak menghiraukan keadaan sekitar yang tengah ricuh menyebut namanya, "sial... Kaya idol aja gue!" gumamnya lirih.

Di ujung lorong ia melihat seorang cowok tengah bersedekap menghadap kearahnya, "ingusan dari mana aja lo hah!" teriak anak itu

Andress menggaruk kepalanya "huuh! Dia lagi," keluhnya, tapi tetap mendekatinya, "ada urusan gue! Kepo amat sih jadi anak!" sentak Andress.

"Sad! Lo stu bulan gaada di sini, lo pikir gue tenang hah?" kembali menyetaknya sembari berjalan di belakang Andress.

"Kan gue dah cerita ke elu Ver! Bego apa gimana nih?" ucap Andress.

"Oh! Si Kevin ya? Heeh, pengen banget liat muka si Regan sama siapa itu! Ikut-ikutan nonjok gue! Terus lo udah kasih pelajaran sama dia?" tanya Verro sedikit santai.

"Udah! Habis itu entah ilang kemana?"

"Ihh! Keren nih sohib gue!"

Mereka adalah sepasang sahabat masa SMP! Awalanya mereka seorang rival, di mana Andress yang selalu unggul dari Verro.

Merasa tak terima Verro membencinya, berniat untuk bersaing dan terang-terangan langsung di depan Andress, Andress yang merasa tertantang pun mengiyakannya.

"Udah sombong? Heeh, sini deh saingan ama gue! Lagian gue-" terpotong oleh Andress.

"Selalu kalah?" sahutnya sembari tersenyum mengejek.

"Bangsat lo!" mencengkram kerahnya, "kenapa? Tepat sasaran ya? Sorry! Lo gak asik di ajak becanda." menyahut kembali ucapan Verro, juga menepis cengkraman Verro.

Rival ini berlangsung hingga mereka duduk di bangku kelas 9 semester 1, sebuah tragedi merubah kebencian Verro menjadi hilang.

__Flashback__

Hujan turun dengan lebat malam itu, di bawah kilatan petir Verro berjalan sempoyongan, sambil memegangi perutnya ia berusaha untuk tetap melangkah maju.

Lalu sekelompok preman berlari dari belakangnya, ia yang panik mencoba berlari, dengan segala usahanya, ia terus menyusuri jalan yang entah di mana itu.

Andress kebetulan lewat, dengan cepat ia menolong Verro dan membawanya kabur, setelah ia melihat segerombolan preman-preman itu.

"Elo Ver? Hadehhh, kenape lagi sih!" ucap Andress seolah menyesal telah menolong Verro. "Ya! Ini gue! Kenapa hah? Nyesel?"

"Ya, ya enggak gitu Ver, lagian kenapa lo urusan sama orang-orang itu! Gilak banget!"

"Kepo lo!"

Beberapa menit mereka bersembunyi, kemudian Andress meminta alamat rumah Verro dan membawanya kembali ke rumah.

Sampailah mereka di rumah Verro, nampak indah dan mewah, sejenak Andress terdiam, "ayok masuk! Pegel kaki gue!" sentak verro.

"Eh, ayo-ayo!"

Singkatnya Andress mengobati semua luka verro, dan dari situlah Verro tahu Andress hanya anak yang suka mancing emosi, tapi tak pernah menanggapi serius.

Mulai detik itu juga, Verro ramah terhadap Andress, meminta maaf lalu berteman, hingga 4 tahun lamanya mereka saling adu Nasib.

°°°

Dirumah sakit, nampak jari Kevin bergerak, Andress yang fokus dengan HP nya tiba-tiba melihat jari Kevin yang bergerak. Ia terkejut dan memanggil ayahnya. "Pa, papa, lihat pa, Kevin siuman." girang Amdress

Ayahnya pun girang "kamu beneran Ndres? Mana!" tanya sang Ayah.

"Yaelah pa, masa Andress boong, nih lihat!" tunjuk Andress dan benar saja Kevin perlahan-lahan membuka matanya.

"Lihat pah!"

Seperti orang ling-lung, Kevin mencoba menetralkan cahaya lampu yang masuk, kemudian ia berbicara "dimana?" sayup-sayup.

"Ini di rumah sakit Vin! Tuh papa juga di sini!" ucap andress

"Pa! Kevin bangun pa!" senyum manis menahan rasa kepalanya yang sedikit pusing.

"Iya nak! Cepet sehat ya! Papa gak mau kamu gini lagi!" mengelus-elus rambut Kevin. Kevin merasa lega, sosok ayah yang dulu ia hindari, kini masih menyayanginya.

"Berapa lama Kevin tidur?"

"Seabat tau gak!" candaa sang kakak.

Ia benar kaget, membulatkan matanya "hah? Beneran!" ucapnya dengan nada lemas.

"Behcuandakkkks! Yakali seabat, udah punya anak berapa gue!" lanjut Andress dengan tawa jahatnya.

"Lihat anak papa, tega banget sama adik sendiri!"

"Bentar, yang mana dulu anak papa nih?" canda ayahnya yang membuat mereka berdua melongo.

"Gak asik nih papa! Heem!"


°°°°

Bersambung....

[Mon maap gak nyambung, tapi maksain tetep up,
Dari pada gak update hemm!]

Sicupu Itu Milikku [Boylove]【√】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang