≈≈≈≈

4.5K 191 7
                                    

Oii semua!
Gimana nih harinya? Baik.
Sorry lama, lagi banyak tugas :)

Oh ya, tentang cerita Revanzza itu, gimana kalo saya buat BL aja? Kalo setuju vote

[Di sini]

Mentari muncul di ufuk timur, menyapa insan di pagi yang sejuk, tumbuhan yang basah setelah terkena hujan semalam, menambah kesejukan saat menghembuskan anginnya.

Kei bangun dari pelukan Kevin, menetralkan cahaya yang masuk, lalu memindahkan tangan Kevin dan meregangkan tubuhnya.

"Hwahhhhhhh!!!!"

Pas banget hari ini hari libur, Kei tinggal sebentar lagi di rumah Kevin, kini cowok cool itu berada di dapur, bersiap dengan pisau di tangannya.

Emang gak mandi dulu? Kelamaan oiii.

"Masak apa ya? Gue cuman tau bikin mie instan aja!" bingung tuh.

"Dingin-dingin enaknya mie instan sih, tapi mana mienya?" gumamnya lirih sambil mencari mie instan itu.

"Di rak paling atas tuh!" sahut Kevin yang sudah duduk di kursi.

"Oh!" awalnya ia tak sadar, setelah mengambil mie itu ia baru menoleh "WTF! sejak kapan lo di situ?" Kei kaget lalu memalingkan wajahnya untuk mencari panci.

"Nah sekarang mana pancinya?"

"Sono! Deket kulkas!" tunjuk Kevin yang masih ngantuk

"Punya rumah ribet amat!" keluh Kei yang berjalan kearah kulkas itu.

"Mau buat mie Bang?" tanya Kevin

"Heem, gak bisa masak lagi selain mie hehe!" nyengir

"Sini biar gue aja, huh!" merebut panci itu dari Kei. Kei memiringkan kepalanya "emang bisa masak?" tanyanya

"Enggak!"

"Binatang emang!" mereka pun tertawa dengan tingkah randomnya.

Di apartemen nomor 98, Dion dan Andress duduk manis di sofa, sembari menikmati camilan di atas meja dan susu hangat.

"Lu udah lama di gituin sama papa lo Yon?" tanya Andress sambil mengunyah makanannya.

"Apanya? Itunya, emm udah lama sih, dari gue kecil, kelas 3 sd udah di kerasin sampe sekarang, sialnya gue dapat papa kaya dia," jawab Dion seakan tak ingin membahas ayahnya lagi.

"Ohh! Yah lo jangan egois Yon, inget-inget itu papa lo, darah daging lo sendiri!"

"Heemm,"

"Lah, lo napa gak di rumah Kevin aja Ndress?"

"Kaga enak sama dia, nanti di sentil gue sama Kei, kan udah jadian tuh bocah!" merih remote TV, "biarin aja sih mereka berduaan, mungkin sekarang lagi makan!" lanjut Andress.

"Kok bisa sih, Kevin se kalem itu, sedangkan lo, idih, berandal banget!" ledek Dion, Andress pun nyengir "heleh, dari kecil tuh dia apa-apa gue yang tebein, pernah tuh, dia naik turun tangga, jatoh yang di salahin gue, dasar papa!"

"Cemara banget tuh keluarga lo, gue sih udah hancur lebur!" murung sambil memainkan bantal yang ada di pangkuannya.

"Siapa bilang, mama sama papa gue cerai, parahnya lagi gue sama kevin masih umur 9 tahun, bayangin, terus si Kevin ikut mama, sampe gede ia beranggapan papa gaada, nah baru sekarang kumpul lagi, gilak!" kesal lalu memakan camilan dengan kasar.

Kriukkkk

≈≈≈

Mereka berkumpul di cafe sore hari pukul 15.45, ada Eva, Dion, Andress, Kei dan kevin, duo kematian tidak datang hari ini, katanya ada urusan dikit. Pasti urusan turuu.

Lanjut-

Mereka merencanakan sesuatu untuk liburan, tapi Kevin menolak, sebab ia belum bisa berpergian jauh untuk semetara waktu.

"Eh! Minggu depan liburan yok!" ajak Eva

"Lah dadakan banget! Lihat-lihat dulu ya, gimana minggu depan, kalo Free gass!" seru Dion dan di angguk oleh Andress.

"Lo gimana Vin?"

"Gue sih, gak bisa, masa pemulihan kawan, kapan-kapan aja lah ya, Kevin ikut!" menolak dengan halus ajakan Eva.

"Owh, dan lo bang, dah lah, gausah di tanya, pasti gak ikut juga!"

"Nah tuh tau, kapan-kapan aja Va! Kita bareng-bareng, sekalian ajak Andre sama Devano!" serunya dan di angguki oleh semua.

°°°

Malam ini, Kevin di ajak Kei pergi kerumahnya, betapa terkejutnya kevin melihat rumah megah itu, "huuh, gede banget! Anak orang kaya!" batin Kevin menahan diri agar tidak ngereog.

"Ini rumah lo ay!"

"Heem!" mengangguk lalu menarik lengan Kevin, "mama Kei pulang ma, dan coba tebak siapa yang Kei bawa!" teriaknya di dalam rumah.

"Children?" batin Kevin kaget dengan tingkah Kei yang 180° berubah.

"Di sekolah dia dingin banget!" masih membatin.

Lalu seorang wanita datang dengan menuruni tangga "eh sayang udah pulang?" tersenyum manis dan mendekati mereka berdua.

"Siapa ya?" tanya nyonya Lili.

"Ini, emhh!" melirik Kevin yang mulai panik.

"Temen tante! Yah temennya Kei," deg-degan + panik menjadi satu.

kevin lalu menyenggol bahu Kei yang sedikit tinggi darinya "gausah aneh-aneh woii, di usir sama mama lo mampus gue!" bisiknya.

"Tenang aja mama gue baik!" kembali berbisik.

"Idih, sama aja woii!"

"Oh ini Kevin? Yang kamu ceritain ke mama kan?" ucap nyonya Lili yang membuat Kevin makin kaget.

"Eh, apa aja yang di ceritain ke tante?" tanya Kevin.

"Gak baik ada tamu di suruh berdiri, yok duduk!" ajak mama Kei dan mereka berdua duduk di sofa.

Tak lama dari itu seroang pria berjalan masuk ke dalam rumah, lesu sekali, mungkin kecapekan, "papa pulang! Huuh!" serunya lesu dan lemas.

"Papa! Sini gabung!" ajak nyonya Lili, tuan Roy menoleh dan mendapati seroang lelaki berwajah manis itu.

Seketika matanya berbinar "wah! Ini Kevin Kei? Wahh!" kagum dengan Kevin yang manis itu "heem, iya Om, ini Kevin!" nyengir paksa.

"Bjirr, apa yang Kei ceritain, malu banget anjing!" umpatnya dalam batin.

"Udah berapa lama sama Kei?" tanya Om Roy

"Hah? Gimana om?" bingung

"Papa apaan dah, dia bingung tu lho!"

"Udah masuk ke kamar sana, papa lagi capek!" suruh Tante Lili.

Langsung saja Kei menarik lengan Kevin kembali, dengan polos Kevin nurut dengan Kei, "santai pak, ini kaki bukan roda!" keluhnya

"Aihhh, cepetan napa dah!"

≈≈°≈≈

Yeahh!
Capek buanget! Tapi well,
Gak apa-apa, semua orang pasti capek,
Ya nggak?

Ikuti terus ceritanya ya...

Sicupu Itu Milikku [Boylove]【√】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang