Andress [18+]

10K 248 10
                                    

°
°
°
°
°
°
°

Sore hari pukul 17.55, Andress berdiri di depan pintu kaca yang memperlihatkan Kevin tengah terbaring lemas di atas ranjang, berbagai alat medis melekat di tubuhnya.

Kepala di perban, kaki di kip, infus di tangan kiri juga sebuah benda entah apa namanya berada di mulut dan hidungnya, "Hooh, malang banget nasib lo!" gumam lirih Andres.

Lalu seorang pria datang menghampirinya, "Ndress! Gimana keadaan adik mu!" tanya Pria itu, Andress memeluk pria itu dengan erat.

"Kevin belum sadar juga pa! Kemaren Andress baru saja berbicara dengannya, kenapa sekarang dia Drop!" ucapnya.

Tuan Felix, adalah ayah dari kedua anak itu, jika kalian baca kembali, ada Sin di mana Kevin tidak punya orang tua, mereka meninggal sejak ia kecil, Yups itu benar.

Sejak mereka kecil, orang tua mereka bercerai, di mana Andress ikut sang ayah, dan Kevin ikut dang ibu, hal itulah yang membuat Kevin beranggapan sang ayah tiada.

Juga saat itu ia kehilangan sang ibu, yang mengharukannya bekerja paruh waktu, meski sang ayah terus mengirimkan uang untuk biaya sekolah dan makannya sehari-hari, Kevin tetap saja ngeyel.

(Dan jika tidak ketemu di mana sin ini! Anggep aja tambahan)

"Terus kamu gak kesekolah lagi?" tanya sang Ayah.

"Buat apa pa! Semua udah tau kalo ini andres!" murung.

"Andress! Kamu kan juga udah gak sekolah di sini! Kamu satu sekolah sama Kevin gimana?"

Seketika matanya berbinar "boleh deh pa! Andress mau, hemm!" jawabnya lalu bergegas masuk ke dalam ruangan Kevin.

Ia duduk di sampingnya sambil mengelus-elus rambutnya "lo tau Vin, si Kei sama Dion kayaknya saling rebutin lo!" tersenyum kecil "kayaknya lo idola banget, apalah gue yang suka buat onar ini, tiba-tiba harus gantiin lo yang kalem! Huuh itu sulit Vin!" curhatnya pada Kevin yang memejamkan mata.

"Tidak segala hal yang kamu inginkan bisa terwujud, hal itu lah yang di namakan takdir! Jadi setiap manusia harus bisa menerima keberadaan takdir!" ucap si dokter tiba-tiba masuk hendak mengecek keadaan Kevin.

"Eh om Hari! Mau ngecek keadan Kevin ya?" tanya Andress sedikit kaget.

"Ya Ndress! Kamu sabar aja!"

"Ya Om!"

Malam semakin Larut, Andress lama-kelamaan terlalap di samping Kevin, saat Andress tertidur, sudut mata Kevin menelurkan air mata. Entah mimpi buruk seseorang yang tengah koma atau bagaimana tidak tahu.

°°°

Disekolah, serasa privasi Andress dipublish, ia merasa semua orang tau tentang dirinya, di sepanjang lorong ia terus di ledek dan di ejek

"Lah! Masih berani sekolah?" sindir siswa di lorong.

Andress melirik tajam tanpa menoleh.

"Oh itu kevin! Eh maksud ku Andress!" sahut yang lain.

"Dasar penipu! Gak tau malu lagi!"

"Apaan?" tanya Andress

"Hilih, kang tipu pura-pura bego!"

"Eh anjing, lo ikut campur sama Kevin ya! Awas aja gue tanadi muka lo!"

"Idih, ngancem Lo! Junior sok asik!"

"Pala bapak lo di injek lalat! Diem aja napa sih!" sahut Andress.

Ia tahu info tentang dirinya di bongkar oleh Kei, nampak Kei tersenyum penuh kepuasan di depan pintu kelas 10 A. Andress pun tersenyum "oh gitu mainnya oke!" sinis Andress dan di lihat oleh Dion. "Keren juga tu bocah!" batinnya.

Andress mengambil ancang-ancang lalu berlari, tendagan itu tepat mengenai perut Kei yang membuatnya jatuh kesakitan, tidak adil jika tidak di balas, Kei berdiri tegap mengepalkan tangan lalu berkelahi dengan Andress.

Sakit ati nih Si Keii..

Perkelahian mereka di hentikan oleh Andre dan Vanno yang baru saja tiba, "kalian kenapa sih hah?" sentak Andre yang mendorong tubuh Kei menjauh.

"Dia duluan Ndre! Gue juga tahu dia gak suka sama gue, tapi gak gini juga kan!" teriak Andress.

"Eh! Lo suka hati banget bohong, siapa yang emosi coba!" sentak Kei.

Andress melepaskan genggaman Devano, berjalan kearah Kei sembari menarik kerah bajunya "lo kesal karena salah cium orang hah?" bisik Andress seketika Kei diam menatap Andress.

"Sial!" teriaknya lalu pergi.

Andress yang kesal melempar tasnya masuk kedalam kelas, tas itu mengenai siswa yang tengah asik dengan ponselnya, "woii!" teriak siswa itu.

"Haaaah! Ambil aja kembaliannya!" seru Andress.

"Apaan!"

Di rasa cukup baik, Andre mendekati Devano, "huemmm, aku capek nih! Gendong napa ayy!" keluh manja Andre, "aduhhh, kaki gue keseleo lagi, kapan-kapan aja yah!" mengelus-elus rambut Andre lembut, lalu pergi.

"Huuuu, dasar bocah ingusan!" ucap Andre.

"Leee! Nanti malem liat aja lu!" ancam Devano dan Andre ternyum sambil berlari kearah Devano. "Siap untuk nanti malem dah!" serunya.

Dion mengikuti Andress ke atap sekolah, Andress yang berdiri di belakang pembatas atap kaget saat seorang siswa memanggil namanya "Ndress!" nyaring keras di telinga Andress.

Saat menoleh ia melihat Dion di sana, "ngapian?" tanya Andress.

Dion berjalan menghampiri Andress "lo gak papa? Itu berdarah!" ucap Dion menunjuk bibir Andress, "oh gak papa kok, tenang!"

"Sini deh!" menarik lengan Andres kearah kursi di atas atap, "ngapain lagi Yon?". Dion menatapnya " banyak omong ya lo! Diem aja napa dah!" gertak Dion.

Mereka berdua duduk berhadap-hadapan, dengan kotak p3k yang Dion bawa Andress terpaku "buat apa?" kembali bertanya, kali ini Dion menutup mulut Andress dengan telunjuknya "diem bangsat nrocos mulu etdah!"

Mengambil kapas dan perlahan menempelkan itu di sudut bibir Andress yang terluka, setelah bersih, Dion menatap Andress tajam, Andress bingung untuk membuang pandangannya.

Alhasil mata mereka beruda bertemu, Andress terpaku dengan Dion sekarang ini "ada yang salah ya?" basa-basi Andress.

Pelan-pelan Dion mengelus bibir Andress, ia hanya diam menyaksikan hal itu, Dion langsung mengecup bibir Andress dan terus mendorongnya hingga terbaring diatas kursi.

Tubuh Dion kini berada di atas Andress, Andress melongo tak tahu harus berbuat apa, dua kali ia menghadapi hal ini, dan dia pasrah.

"Gue udah lama suka sama Kevin, entah kenapa lo dateng Ndress!" berlanjut mengecupnya hingga ia puas 🥴

singkatnya sekolah di bubarkan, Andress bergas pergi setalah taxi yang ayahnya pesan datang, ia mengabaikan semua siswa yanga ada di hadapannya, juga Dion dan Kei.

°°°

Awwww...

Sicupu Itu Milikku [Boylove]【√】Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang