07

706 55 3
                                    

“Phi Dew masih suka ke cafe ini ya ternyata?” gadis yang bernama Kao itu pun menarik kursi disebelah Dewa lalu ia duduki.

“Iya Nong, tumben kamu kesini?” tanya Dewa sambil melihat kearah belakang gadis tersebut memastikan apakah dia datang sendiri atau dengan temannya.

“Aku datang sendiri phi.” gadis itu seakan mengerti akan arah pandang Dewa. “Dia siapa phi?”

“Oh, ini salah satu muridnya Phi, kenalin namanya Nino. Dia kelas 12 di SMA GMM school.” jawab Dewa memperkenalkan Nino pada Kao.

“Kao Supassara.” gadis itu mengulurkan tangan dengan senyum manis.

“Nino Fernando.” jawab Nino singkat.

“Bentar lagi mau ujian kelulusan, pasti banyak materi yang perlu di pelajari.” Kao mencoba bersikap ramah pada Nino.

“Hem,” jawab Nino seolah tidak tertarik berbasa-basi dengan gadis tersebut.

Merasa obrolannya sedikit canggung, Kao melihat kearah Dewa. “Abaikan saja dia Nong, kamu sudah pesan minuman belum?” Dewa bertanya ramah pada Kao, bahkan terlihat jika Dewa memperlakukan Kao sangat special.

Nino melirik gadis tersebut dari atas sampai ke bawah. ‘Lumayan cantik, bagus juga selera orang ini.’ Batin Nino melihat kearah Dewa.

“Sudah phi, mungkin sebentar lagi datang.” jawab Kao.

“Hem, sudah lama kita nggak ketemu, gimana kabar Papa sama Mama?”

‘Papa? Mama? Sudah sedekat itu ternyata hubungan mereka.’ lagi-lagi Nino membatin sambil mencuri dengar obrolan mereka.

“Baik phi, makanya sesekali main dong ke rumah.” jawab Kao dengan nada manja.

‘Cih, apa nih manja-manja begitu. Lo kira Lo paling cantik gitu?’

“Kapan-kapan kalau phi ada waktu, pasti akan main ke rumah.” jawab Dewa. “Sekarang kamu kuliah dimana?”

‘Cih apa ini, dia pakai aku-kamu ke gadis itu. Dan pakai Lo-gue saat bicara denganku. Benar-benar tidak adil.’ Nino dengan mata julidnya seakan tak lepas dari kedua insan didepannya.

Mata pelajaran yang diajarkan Dewa seakan menguap entah kemana sampai-sampai dia lupa semuanya. Yang ada saat ini dia merasa kesal dengan pemandangan didepannya.

“Iya Phi, sekitar 6 bulanan kita tidak bertemu. Aku sekarang kuliah di WBS university phi, dulu sempat mau masuk di universitas yang sama dengan Phi Dew. Tapi papa nggak ngijinin.” dengan antusias Kao menjawab pertanyaan Dewa.

“WBS juga bagus nong, tidak jauh juga dari kampusnya Phi. Gimana kalau kapan-kapan ki__”

“Ini maksudnya gimana? Gue nggak paham.” Nino tiba-tiba menyela omongan Dewa.

Dewa menoleh dan menghentikan perkataannya, “Bentar ya nong,” Dewa tersenyum saat mengatakannya. Yang diangguki oleh Kao dengan senyum manis juga.

‘Kenapa masih disini sih, ganggu waktu les gue aja nih cewek.’ Batin Nino dengan lirikan mata tajamnya. Entah kenapa kehadiran gadis itu membuat Nino menjadi kesal tanpa sebab.

Aneh memang, tapi itulah yang Nino rasakan. Dewa yang berada didepannya itu pun mulai menjelaskan pada Nino tentang apa yang jadi pertanyaan Nino barusan.

“Nah sekarang Lo coba jawab soal ini dari penjelasan yang gue berikan barusan. Ngerti kan?” Dewa seakan memastikan jika Nino memahami penjelasannya.

“Hem.” Nino mengangguk lalu membaca kembali soal yang di maksudkan Dewa.

Sedangkan Dewa, dia menoleh kearah Kao untuk melanjutkan kembali obrolan mereka yang sempat tertunda.

My Tutor, I'm In Love (DewNani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang