“Sepertinya Lo sangat menikmati, Hem?” goda Dewa dengan smirk tipis dari sudut bibirnya. Melihat Nino takluk dibawah kuasanya seakan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi Dewa.
“A-aku se-se-selalu me-nikmati se-selama i-tu ka-kamu yang me-me-lakukannya phi. Aaahhhh__” jawab Nino dengan napas tersengal-sengal sehabis pelepasan pertamanya. Dibawah sana Dewa masih tetap menggenjotnya tanpa henti, membuat desahan Nino memenuhi ruangan.
Kaki Nino serasa lemas seperti jelly, kalau saja Dewa tidak menahan beban tubuhnya mungkin Nino akan terkulai jatuh di lantai. Ia menundukkan kepalanya diatas meja, mengistirahatkan diri sejenak dari pelepasan pertamanya.
Dewa lagi-lagi tersenyum tipis, rasanya ada yang menggelitik didalam perutnya ketika Nino mengatakan hal itu. Ada sebuah kebanggaan tersendiri dalam diri Dewa ketika tahu jika dirinyalah yang bisa memuaskan lelaki yang lebih muda darinya itu. Perasaan yang susah untuk ia ungkapkan, tapi Dewa menyukainya.
“Ini belum usai, Lo tidak akan bisa lolos setelah membangunkan sesuatu yang seharusnya nggak Lo lakuin dari awal.” Dewa menarik kejantanannya dari hole Nino.
“Aahh__” ada rasa tidak rela dari Nino setelah kejantanan Dewa keluar dari dalam hole-nya.
Dewa mengambil gagang telepon yang berada diatas mejanya menekan angka 1 lalu tak lama terhubung dengan seseorang, “Maria, jangan biarkan siapapun masuk keruangan ku saat ini. Aku sedang tidak ingin diganggu.” perintah Dewa lalu tak lama ia meletakkan gagang telepon ke tempat semula.
Dewa menggeser bingkai foto serta beberapa barang yang ada di atas meja supaya meja didepannya kosong dan lebih luas.
Dewa menatap Nino yang masih diposisi semula mengatur napasnya dengan kepala tertunduk diatas meja. Lalu Dewa menarik pinggang Nino dan membalikkan tubuh Nino supaya berhadapan dengannya.
Nino bingung apa yang akan dilakukan dewa terhadapnya, ia menatap Dewa dengan tatapan sayu.
Dengan sedikit mengangkat tubuh Nino dan mulai membaringkan setengah badan Nino diatas meja dengan posisi kaki ia letakkan diatas pundaknya. Dewa kembali memasukkan kejantanannya kedalam lubang anal Nino dengan sekali hentakan.
“Aaahhhhh__ Phhiiiii iinnniii tteerrlllaalluuu ddaaalllaaammm,,, Ssshhhh AaAhhhh __” desah Nino dengan membusungkan dadanya saat merasakan spot manis didalam tubuhnya tersentuh kejantanan Dewa.
“Aaaahhhhh Phiiii___” desah Nino tiada henti, pandangan mata sayu dan tangannya meraih tengkuk Dewa agar ia bisa mencium bibir lelaki yang lebih tua darinya itu.
Dewa menuruti kemauan si lelaki muda itu, Dewa membungkukkan tubuhnya dan melumat bibir Nino yang sangat menggodanya sejak tadi. Menyesap rasa manis bibir Nino seolah sudah menjadi candu bagi Dewa.
Nino hanya bisa pasrah, “Lakuin apapun yang phi mau,” tantang Nino dengan tangannya ia kalungkan dileher Dewa.
“Gue suka liat Lo sange kayak gini, semakin terlihat seksi.” ucap Dewa dengan tangan memegang kejantanan Nino mulai memanjakannya dengan gerakan naik turun seirama gerakan pinggul maju mundur di hole-nya Nino.
“Eeeuunggghhhhh,,,” erangan Nino ditengah kenikmatan yang ia rasakan.
Dewa melepaskan pagutannya, lalu ia beralih ke leher jenjang Nino mencium serta menyesapnya untuk memberikan tanda kepemilikan disana. “Eeuungghhh,,” kembali erangan Nino terdengar di telinga Dewa.
Nino menelusupkan jari-jemarinya di rambut belakang Dewa dengan menjambak pelan rambut Dewa sebagai pelampiasan rasa nikmat yang ia rasakan.
Sungguh Nino menyukainya, setiap sentuhan Dewa membuat Nino hilang akal. Ia menginginkan lebih dan lebih, seakan ia mengejar rasa nikmat yang tidak tahu kapan akan usai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Tutor, I'm In Love (DewNani)
Novela JuvenilWARNING!!! Disini adalah lapak boyslove, yang tidak suka dilarang mampir apalagi hate komen. Cukup di skip aja dan carilah bacaan yang sesuai dengan keinginan kalian. Thanks. Sebelum baca alangkah baiknya follow authornya terlebih dahulu, biar sama...