Bab 21

940 81 6
                                    

“Malam ini kita ke arena nggak? Siapa tahu dapat musuh yang seimbang.” tanya Ohm sambil mengunyah kacang di mulutnya.

“Gue pengennya datang ke arena, tapi Nino gimana? Dari tadi dia asyik kasmaran di kantor phi Dew.” Iwin menimpali tanpa melihat kearah Ohm, ia sedang sibuk dengan game favoritnya.

“Hah? Ngapain dia di kantor phi Dew? Orang sekarang aja phi Dew sama phi Bry lagi meeting sama bokap gue soal proyek itu.” ucap Gupi santai memakan Snack yang ada ditangannya.

Iwin sama Ohm sontak langsung menoleh kearah Gupi, “Mereka meeting sama bokap Lo? Lah terus Nino?” ucap Iwin, lalu ia langsung mengeluarkan aplikasi game dan menghubungi Nino.

“Nggak aktif Cok.” perasaan Iwin mulai cemas.

“Tumben, kagak biasanya dia matikan hp.” Ohm berkata masih sambil dengan mengunyah.

Menyadari sesuatu yang janggal, Ohm menghentikan kunyahannya dan menatap kearah Iwin dan Gupi.

“Jangan-jangan!” ketiganya kompak.

Sejenak wajah ketiga pemuda itu langsung menegang, saling pandang satu sama lain dalam diam. “Jangan bilang Lo punya pikiran yang sama, sama gue.” ucap Ohm.

“Babi, iya lagi.” jawab Gupi.

“Apa mungkin mereka melihat Nino ke kantor phi Dew?” Iwin berucap menoleh ke Gupi dan Ohm secara bergantian.

“O Shit. Gue sampai melupakan apa yang sudah direncanakan anggota Genk Lucifer kemarin.” wajah Iwin semakin memucat mengingat hal itu.

“Gue akan coba hubungi bokap gue, siapa tahu bokap gue masih sama phi Dew dan phi Bry.” ucap Gupi dengan segera ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi Papanya.

Beberapa menit terlihat Gupi berbincang di telepon, tak lama ia mematikan panggilan teleponnya.

“Gimana?” tanya Iwin penasaran menatap kearah Gupi, begitu juga dengan Ohm.

“Papa bilang kalau meeting sudah selesai dari tadi. Coba Lo chat phi Bry.” jawab Gupi.

“Kenapa harus chat Phi Bry? Bukannya ketua Genk mereka phi Dew?” Ohm bingung.

“Ya karena gue kagak punya nomornya phi Dew.” kesal Iwin, lalu ia mengetikkan sesuatu di layar ponsel miliknya.

Selain mengirim pesan pada Bryan, Iwin juga mengirim pesan pada Nino. Ia berharap kalau Nino akan membalas pesannya ketika ponselnya aktif.

Mereka bertiga cemas dan mulai berpikir yang tidak-tidak. Tentu saja mereka takut terjadi apa-apa pada Nino sahabatnya.

Iwin berkali-kali memastikan kalau pesannya terkirim ke Nino atau tidak, dan senyumnya mulai terlihat tatkala pesan yang ia kirim sudah centang 2. Pertanda kalau Nino sudah mengaktifkan ponsel miliknya.

“Brengsek, Nino kagak balas chat gue. Tapi dia sudah membacanya. Gimana ini? Gue khawatir kalau Genk Lucifer beneran nyerang Nino.” Iwin terlihat panik.

“Tenang dulu Win, kan Lo udah kasih tau phi Bry. Gue yakin phi Bry udah bertindak.” Gupi berusaha menenangkan Iwin yang terlihat panik. Walaupun sebenarnya Gupi juga memiliki rasa khawatir yang sama dengan Iwin, tapi dia terlihat lebih tenang.

“Iya tapi tetep aja gue masih kagak bisa tenang, apalagi phi Bry belum ada kasih kabar lagi sampai sekarang.” jawab Iwin yang masih dengan wajah paniknya.

” jawab Iwin yang masih dengan wajah paniknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
My Tutor, I'm In Love (DewNani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang