Bab 28 ❣️

1.2K 71 14
                                    

“Bi, Nino mana?” Dewa berjalan menuju ke meja makan, ia baru saja memasuki villa setelah joging pagi.

Dewa mengambil segelas air minum yang sudah disediakan oleh bibi dan meneguknya hingga kandas, lalu Dewa duduk di kursi bersiap menyantap sarapan.

“Tadi den Nino bilangnya sih mau mandi, tuan muda. Mungkin sebentar lagi turun.” jawab bibi yang masih dengan aktifitas bersih-bersihnya.

“Apa dia sudah sarapan, Bi?” tanya Dewa lagi sambil mulai menyuapkan makanan kedalam mulutnya.

“Sudah tuan muda, den Nino sarapan dengan sandwich dan minum susu.” jawab bibi.

“Oh ok, Makasih bi sudah merawat kami dengan baik.” ucap Dewa lalu dia melanjutkan acara sarapannya dengan tenang. Ia berpikir akan menunggu sampai Nino selesai dengan ritual mandinya lalu ia akan mengajak Nino pergi ke suatu tempat.

“Sama-sama tuan muda, itu sudah merupakan kewajiban saya selama tuan muda disini.” jawab bibi. Dewa hanya tersenyum menanggapi lalu dia kembali ke aktifitasnya.

Dewa berencana untuk menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi diantara mereka nanti. Karena tadi malam disaat Dewa ingin mengajak Nino bicara, lelaki yang lebih muda darinya itu malah tertidur pulas karena kecapekan.

Setelah selesai sarapan, Dewa berjalan menuju ke lantai 2 villa tersebut memasuki kamarnya. Ia akan melihat apakah Nino sudah selesai mandi apa belum. Dewa bermaksud bergantian dengan Nino, mengingat badannya sudah lengket dengan keringat dan berniat membersihkan diri.

“Hem, ternyata dia masih di kamar mandi.” gumam Dewa ketika masih terdengar suara gemericik air dari dalam kamar mandi.

Dewa pun berjalan menuju kearah pintu kamar mandi, ia mencoba keberuntungannya siapa tahu saja pintunya tidak terkunci.

Dewa tersenyum penuh makna, ia pun perlahan membuka kenop pintu kamar mandi dan beruntungnya pintu itu memang tidak terkunci. “Apa dia sengaja melakukannya untuk menggodaku?” Dewa menaikkan sebelah alisnya dengan seringai di bibirnya.

Dengan langkah perlahan Dewa berjalan masuk kedalam kamar mandi, matanya langsung tertuju pada objek yang sedang berada di bawah guyuran air shower yang sepertinya tidak menyadari akan kehadirannya.

“Seksi.” melihat pemuda itu tentu saja Dewa kesulitan menelan ludahnya sendiri. Sungguh ini seperti godaan di pagi hari yang tidak akan pernah ia tolak.

Pemandangan erotis didepan mata yang mampu menggoyahkan iman itu tentu saja tidak akan Dewa sia-siakan. Ia pun segera melepaskan semua pakaiannya dan berjalan mendekati Nino yang berada dibawah guyuran air shower yang masih menyala.

“Phi! Apa yang phi lakukan?” Nino dibuat terkejut bukan main dengan adanya Dewa yang tiba-tiba memberikan kecupan di tengkuknya serta tangan Dewa yang melingkar indah di perut.

Jantung Nino rasanya ingin keluar dari tempatnya saat itu juga, wajahnya sudah memerah karena ulah Dewa. Sentuhan hangat Dewa mampu memberikan sengatan dalam tubuhnya. Dalam guyuran air shower itu kini tubuh Nino meremang.

“Apalagi? Bukankah sudah aku katakan kalau kita kemari akan berbulan madu, Hem?” ucap Dewa dengan semakin gencar memberikan kecupan-kecupan ringan di area leher jenjang Nino.

“Hah?!” Nino mengerjapkan matanya beberapa kali, ia berusaha mencerna perkataan Dewa. Apa dia tidak salah dengar? Bukankah lelaki yang lebih tua itu akan bertunangan, kenapa masih menginginkan tubuhnya? Pikir Nino.

“Apa maksudnya, phi?” tanya Nino yang berusaha keras menahan desahannya ditengah serangan bibir Dewa yang semakin gencar memberikan kecupan di sekitar leher hingga tengkuknya.

My Tutor, I'm In Love (DewNani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang