12 ❣️❣️

1.2K 52 2
                                    

Nino merintih kesakitan saat kejantanan Dewa telah masuk dengan sempurna dan semakin melesak kedalam holenya, hingga rasanya begitu sesak dan penuh didalam sana.

Dewa bisa melihat ada darah mengalir dari area hole Nino, dan itu cukup membuat Dewa yakin jika dirinyalah orang pertama yang memasuki hole tersebut. ‘Setelah ini, gue pastiin kalau hanya gue yang boleh memasukinya.’ batin Dewa.

Ada perasaan bangga dalam dirinya mengetahui fakta tersebut, bagi Dewa ia tidak perlu bertanya pada Nino apakah dia masih perjaka atau tidak. Karena dari penyatuan ini dia sudah mendapatkan jawabannya.

Bahkan Dewa juga tidak peduli apakah Nino pernah meniduri perempuan sebelumnya atau tidak, yang Dewa rasakan sekarang bahwa dirinyalah yang pertama membobol hole Nino itu udah cukup.

“Sssshhhhh,,,” desis Nino sambil mencengkram sisi sofa dengan kuat serta matanya terpejam menahan rasa sakit yang luar biasa dari area bawahnya.

‘Enaknya dimana, ini sakit banget cok.’ batin Nino.

“Bertahanlah, ini cuman sebentar.” Dewa menatapnya kasihan saat wajah Nino menahan sakit, tapi ia tidak akan berhenti begitu saja. Dewa hanya mendiamkan kejantanannya didalam sana menunggu Nino rileks terlebih dahulu untuk melanjutkan ke sesi berikutnya.

“Lo dari tadi bilang sebentar-sebentar terus, tapi ini beneran sakit, Bangsat.” kesal Nino dengan wajah merah padam karena menahan sakit maupun kesalnya pada lelaki yang lebih tua darinya itu.

Nino tetaplah Nino, disaat seperti ini pun dia masih bisa mengumpat. Bukannya marah namun Dewa hanya terkekeh, lalu Dewa membungkukkan tubuhnya menggenggam tangan Nino disisi kiri dan kanan kepalanya.

 Bukannya marah namun Dewa hanya terkekeh, lalu Dewa membungkukkan tubuhnya menggenggam tangan Nino disisi kiri dan kanan kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Nggak salah Lo jadi ketua Black Lion,” Dewa tersenyum miring melihat Nino yang masih kesal.

“Tapi percayalah setelah ini Lo pasti akan ketagihan, Nino.” Bisik Dewa tepat ditelinga Nino.

Nino menoleh melihat wajah Dewa, entah kenapa Nino semakin kesal melihat wajah Dewa yang sepertinya tidak merasa bersalah telah menyakitinya.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan Dewa justru melumat bibir kenyal Nino, melumat bibir atas dan bawahnya secara bergantian. Nino hanya pasrah dan menikmati apa yang dilakukan Dewa, ia juga sengaja membuka celah bibirnya agar Dewa bisa mengakses apa yang ada didalam mulutnya.

“Eeeuuuggghhhh...” lenguhan mulai terdengar ditelinga Dewa.

Suaranya sungguh mampu membangkitkan gairah dalam diri Dewa semakin menjadi dan tak terkendali. “Suara Lo sungguh seksi saat mendesah begini, gue suka.” kembali Dewa berbisik ditelinga Nino.

Seakan tidak memperdulikan ucapan Dewa, kini justru Nino yang meraup bibir Dewa dan melumatnya dengan ganas. Tangannya kini beralih melingkar indah di leher Dewa, sedangkan tangan Dewa mulai sibuk di area sensitif Nino yang sudah mengeras. Sedangkan tangan satunya menelusup ke belakang kepala Nino.

My Tutor, I'm In Love (DewNani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang