Bab 29❣️❣️

1K 54 17
                                    

"Berbaliklah, baby." bisik Dewa sensual di telinga Nino. "Kita akan menuju ke permainan inti." lanjutnya yang hanya di angguki Nino dengan tatapan mata sayu penuh permohonan untuk segera di masuki oleh Dewa.

Nino pun berbalik, tanpa menunggu aba-aba kini Dewa mulai mencium tengkuk Nino lalu menjalar ke cuping telinga Nino hingga tubuh Nino semakin menggeliat dengan mata terpejam.

Ia mendongakkan kepalanya memberi akses pada Dewa melakukan semuanya. Beberapa tanda merah terlihat disekitar belakang telinga Nino.

"Sshhh,,," Nino mendesis merasakan geli bercampur nikmat.

Tangan Dewa memegang pinggang Nino, hingga setelah menemukan posisi yang tepat Dewa mulai membuka kedua kaki Nino dengan isyarat dari lututnya. Hingga akhirnya__

"Eeuuhhhh,, aaahhh,,," desah Nino semakin menjadi saat kejantanan Dewa melesak masuk kedalam hole miliknya. Bahkan sebuah hentakan kuat langsung menyentuh sweet spot Nino yang sejak tadi sudah menunggu.

"Oohhh,,, aaahhh,,, iiinniii benar-benar nniikkkmmmattt phhiii Dew,,, AaAhhhh..." Nino benar-benar tidak bisa mengontrol desahannya yang semakin lama semakin menjadi.

"Eeuuhhh,,, kamu benar baby,, tidak ada yang lebih nikmat dari lubang hangatmu ini... AaAhhhh.." Dewa tak kalah gilanya saat merasakan nikmat yang tiada taranya itu.

Guyuran pelan air shower yang memang sudah diatur Dewa, semakin menambah suasana pagi itu menjadi sangat bergairah.

Dewa mulai menghentakkan genjotannya, serta sebelah tangannya memanjakan kejantanan Nino membuat Nino semakin tak terkendali dan menginginkan yang lebih serta lebih lagi.

Serangan dari berbagai sisi yang Dewa berikan mampu membuat Nino terus-menerus mendesahkan namanya. Ini benar-benar hal yang Dewa inginkan.

"Aaahhh,,, eeuuhhmmm,,, sshhh,,, AaAhhhh,,"

Cengkraman tangan Nino semakin kuat pada besi diantara kran, matanya terpejam rapat. Leher jenjangnya menjadi santapan lembut bagi bibir Dewa yang sangat lapar.

Sedangkan Dewa mengurut naik turun kejantanan Nino seirama dengan hentakan yang ia berikan pada hole Nino. Mereka berdua mengejar nikmat satu sama lain, hingga melupakan apa yang namanya ritual mandi yang sejak awal menjadi tujuan mereka berada di ruangan itu.

"Aahhh,,, baby,,, kamu benar-benar nikmat."

"Eeuhhh, tentu saja,,,"

Rasanya begitu nikmat hingga tak dapat mereka gambarkan dengan kata-kata. Setiap sentuhan yang Dewa berikan mampu membuat Nino selalu mendesah.

"Sebut namaku baby, sebut namaku dalam setiap desahanmu.. sshhh,, aahhh,," Dewa tak kalah menikmati penyatuan mereka. Sehingga desahan keduanya bersahut-sahutan didalam ruang sempit berskat kaca tersebut.

"Aaahhh phiii Dew, gue mau sampai.. AaAhhhh... Phiiiii.." tubuh Nino terasa menegang seperti ingin mengeluarkan sesuatu dalam dirinya.

"Tunggu aku baby. Kita lakukan bersama,, aahhh..."

Tiga kali hentakan kuatnya membuat Dewa mengeluarkan cairan putih didalam hole Nino, dan begitu juga dengan Nino yang telah mencapai pelepasan kedua.

Tubuh Nino terasa lemas, napasnya terengah-engah setelah dua kali melakukan pelepasan. "Suasana baru, dengan rasa dan gaya yang berbeda." gumamnya pelan sambil menyeringai senyuman tipis.

"Apa kamu ingin merasakan sensasi yang lain?" suara Dewa seketika membuat bulu kuduk Nino berdiri.

"Hah?!"

Dewa menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum nakal kearah Nino, "Kita bisa mencoba sensasi lain, karena aku masih menginginkannya lagi dan lagi." ucap Dewa.

My Tutor, I'm In Love (DewNani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang