Bab 27

907 72 17
                                    

“Dia terlihat sangat manis kalau sedang tidur.” Dewa tersenyum melihat Nino yang tertidur pulas.

‘Tapi garang kalau udah bangun.’ batin Dewa melanjutkan kata-katanya.

Perjalanan yang memakan waktu hampir 2 jam membuat Nino tertidur, dan mungkin juga karena lelah sehabis tadi ia tanding di arena balap membuat Nino tertidur lelap seperti seekor babi.

“Sepertinya dia kelelahan.” ucap Dewa yang masih memandangi wajah pemuda tampan yang duduk di jok mobil samping kemudi.

Dewa menundukkan tubuhnya, ia menyelipkan tangannya di bawah kedua lutut Nino. Dan sebelah tangannya berada dibelakang tengkuk Nino, perlahan Dewa membawa keluar tubuh pemuda tersebut dari dalam mobil.

Dengan perlahan Dewa mengangkat tubuh Nino yang masih tertidur pulas itu kedalam Villa miliknya yang berada di luar kota. Petugas villa yang berjaga di sana merasa terkejut akan kedatangannya, apalagi ini bersama orang asing yang belum pernah sekali pun dibawa Dewa masuk ke villa tersebut.

“Tolong buka pintunya.” pinta Dewa pada security yang sedang bertugas agar membuka pintu utama Villa agar ia bisa masuk dengan lebih mudah.

“Hah?” security yang memang masih terlihat sangat muda itu tersadar dari lamunannya.

“I-iya tuan muda.” dengan segera ia membuka pintu Villa.

“Silahkan masuk.” katanya mempersilahkan Dewa masuk.

“Hem.” jawab Dewa hanya dengan deheman saja.

Security itu masih terlihat shock dengan apa yang baru saja terjadi. Dan ini kali pertama Dewa menggendong seseorang memasuki villa, ditambah lagi orang itu orang asing menurut sang security.

Mungkin jika itu Bryan atau Nanda akan terasa wajar, mengingat kedua orang itu sering menginap di sini. Tapi ini Nino ya, Nino yang notabenenya belum pernah sekalipun dibawa Dewa memasuki villa itu. Jadi wajar kalau penjaga disana sedikit heran namun juga penasaran, ditambah lagi Dewa yang membopong tubuh pemuda itu sampai kedalam kamar. Sungguh suatu pemandangan langka baginya.

“Siapa pemuda itu, sampai-sampai tuan muda membopongnya sampai ke dalam. Tidak mungkin kan kalau itu kekasih tuan muda? Tidak mungkin kan kalau tuan muda itu Gay?” petugas itu melihat Dewa yang berjalan santai kedalam villa sambil membopong tubuh Nino, bahkan dapat ia tebak jika Dewa membawa pemuda dalam gendongannya itu menuju ke kamarnya.

“Ah sudahlah, siapapun orang itu dia tetaplah tamu tuan muda.”

Walaupun ia penasaran, tapi tidak berniat untuk bertanya lebih lanjut urusan majikannya. Apalagi seorang Dewa yang terkenal sedikit bicara di kalangan para penjaga villa, membuat mereka semakin segan atau mungkin, takut? Entahlah.

Setelah membaringkan tubuh Nino diatas kasur king size miliknya, Dewa bermaksud untuk membersihkan diri terlebih dahulu sebelum menyusul pemuda cantik yang sudah berdamai dengan mimpi diatas kasur.

Setelah mandi, Dewa keluar dari kamar mandi dengan handuk melilit di pinggangnya. Serta dengan handuk kecil diatas kepalanya untuk mengeringkan rambutnya yang sedang basah.

Dewa segera menuju ke lemari yang berada didalam kamar, dan memang disetiap villa milik Dewa selalu tersedia baju ganti. Sehingga dia tidak perlu repot-repot untuk membeli yang baru dan keluar villa jika dalam keadaan terdesak seperti saat ini.

Ya bayangkan saja mana ada toko baju yang buka di jam 3 pagi seperti ini, apalagi ini wilayah villa yang berada jauh dari pusat kota. Kalaupun ada ya minimal 5 sampai 6 kilo meter dari villa tersebut. Sungguh memakan waktu bukan?

“Bry, gue tidak ke kantor besok. Semua urusan kantor gue serahin sama Lo.” terdengar Dewa sedang berbicara melalui telepon genggam miliknya.

“Ok gue mengerti, nikmati waktu Lo sama tuh bocah. Selesaikan salah paham antara Lo berdua. Gue males liat muka Lo seminggu terakhir ini, udah kayak kerupuk terkena air.” jawab Bryan dari seberang sana.

My Tutor, I'm In Love (DewNani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang