Bab 33

892 67 18
                                    

“Ada apa Mama memintaku datang kemari?” Nino yang baru saja datang langsung bertanya karena penasaran kenapa mamanya meminta bertemu di luar.

Padahal kalaupun mau membicarakan sesuatu bisa bicara di rumah saja kan? Tapi kenapa mamanya justru meminta Nino bertemu di luar seperti ini? Tentu saja itu yang membuat Nino penasaran.

“Duduklah dulu, kamu juga baru sampai kan? Tidak sopan bertanya sambil berdiri begitu.” jawab Mamanya tersenyum manis dan menyuruh Nino duduk di sampingnya.

Nino hanya bisa menghela napas dan mendengus kesal, dengan berat hati ia duduk di kursi yang ada disamping mamanya. Rasa kesal karena pertanyaannya belum mendapatkan jawaban membuat wajah Nino terlihat bete.

Bagaimana tidak? Ia sudah membuat janji kencan dengan Dewa, namun panggilan mendadak dari sang Mama membuatnya membatalkan kencan dengan pujaan hati. Ditambah lagi Nino juga tidak bisa mengabaikan begitu saja permintaan mamanya, bisa ngamuk tujuh hari tujuh malam kalau Nino sempat menolak ajakan sang Mama.

Perlu diingat ... Senakal-nakalnya Nino, ia akan sangat patuh dengan mamanya. Itulah alasan kenapa Nino tidak akan pernah bisa menolak ajakan Mamanya, toh jarang juga kok mamanya ngajak ketemu. Di rumah aja juga jarang ketemu, karena memang sesibuk itu kedua orangtua Nino.

“Papa mana?”

“Papa masih ada kerjaan, jadi akan datang terlambat.” jawab mamanya santai sambil melihat-lihat menu yang ada di restoran.

“Ma, sebenarnya ada apa sih ini? Kenapa ngajakin ketemu di restoran? Nggak biasanya Mama ngajakin Nino makan di luar begini, mencurigakan sekali.” Nino makin tidak sabaran dengan apa yang sudah di rencanakan Mamanya.

“Kamu ih, bukannya senang Mama bisa meluangkan waktu sama kamu malah di curigai. Dasar anak nakal.” ucap mamanya pura-pura kesal dan tidak senang dengan ucapan Nino.

“Orang buta juga tau kali Ma kalau Mama tuh punya maksud tersembunyi dibalik kata 'meluangkan waktu' buat aku. Cih, dikiranya aku anak kemarin sore apa ya?” gerutu Nino tak terima. Ya kali mamanya yang notabene sibuk tak ada waktu, eh tiba-tiba ngajakin ketemuan makan di luar. Kalau tidak ada maksud tersembunyi, apa coba alasan dibaliknya?

Wanita yang masih terlihat cantik disamping Nino itu bukannya marah malah ia terkekeh melihat anaknya menggerutu kesal.

“Kamu tuh ya,” ucap mamanya sambil terkekeh.

“So, apa mama sudah bisa memberitahu padaku alasan dibalik acara makan bersama ini?” tanya Nino.

“Nggak sabaran amat sih, kita tunggu papa dan yang lain datang dulu baru mama kasih tau kamu. Udah duduk santai aja dulu disini, itung-itung nemenin mama. Iya kan?” jawab Namtan mamanya Nino.

“Maaaa,” rengek Nino, ia sudah benar-benar tidak sabar pengen tau tujuan mamanya mengajak bertemu. Bagi Nino cepat selesai urusan dengan mamanya, maka dia akan segera pergi kencan dengan Dewa. Begitulah yang ada di kepala Nino.

Namtan menghela napas, melihat Nino sepertinya sudah tidak sabaran maka ia menimbang-nimbang untuk memberitahu anaknya itu tujuan ia mengajak ketemu sebelum suami dan tamu yang ia udang datang.

“Sayang, apa kamu ingat Tante Widya?” dengan segala pertimbangan, Namtan pun mulai membuka suara.

Nino mengerutkan keningnya, “Tante Widya yang mana Ma?”

“Tante Widya yang dulu sewaktu kamu masih kecil ikut berlibur bersama kita di villa. Apa kamu ingat?”

Nino dengan kening yang masih berkerut itu hanya menggelengkan kepalanya sebagai tanda jika ia masih tidak bisa mengingat siapa Tante Widya yang dimaksudkan oleh Mamanya.

My Tutor, I'm In Love (DewNani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang