Bab 14

705 46 0
                                    

“Dew, berondong Lo nyariin.” ucap Nanda berjalan mendekat kearah Dewa yang sedang duduk di kursi taman sambil bermain gitar.

Dewa yang sedang memetik gitar menoleh kearah Nanda, dia melihat Nanda bersama seseorang yang akhir-akhir ini memang rajin datang ke kampusnya. Ralat bukan hanya ke kampus, tapi juga ke apartemennya.

“Phi, ini aku bawain minuman kesukaanmu phi.” teriak Nino dengan mengangkat kantong plastik ke atas menunjukkan pada Dewa sambil tersenyum bahagia.

Beberapa mahasiswa/mahasiswi lain menoleh kearah Nino sambil mengulum senyum mengisyaratkan sesuatu.

Dan memang kali ini di kursi-kursi taman ada beberapa orang mahasiswa. Ada yang sedang membaca buku, nongkrong dengan teman. Atau sekedar duduk-duduk saja membunuh waktu agar tak bosan.

“Sepertinya mereka pacaran.”

“Tidak diragukan lagi sih.”

“Tapi sumpah ya, dia imut banget.”

“Selera phi Dew benar-benar bagus, ganteng plus cantik kombinasi yang pas.”

“Dari yang gue dengar katanya dia ketua Genk Black Lion, sama-sama ketua Genk motor pasti seru kalau nge-date.”

“Cocok sih menurut gue.”

Begitulah bisik-bisik mereka yang ada disana. Dewa tidak terlalu ambil pusing dengan ocehan mereka, yang jadi pusat perhatian Dewa kini pada sosok Nino, kenapa anak itu datang ke kampus?

“Kamu nggak sekolah?” tanyanya saat Nino sudah duduk disampingnya. Sedangkan Nanda duduk di seberang kursi yang Dewa duduki.

“Jam kos phi, makanya aku kemari.” jawab Nino lalu dia memberikan sekaleng minuman pada Dewa, sedangkan sisanya ia letakkan di meja. Dan jangan ditanya, sisa minuman kaleng yang ada di meja kini sudah berpindah di tangan Nanda.

Bahkan tanpa rasa bersalah Nanda membukanya dan meminum minuman tersebut tanpa ijin terlebih dahulu.

“Jangan tiap jam kos kamu manfaatkan untuk keluar kelas juga, bagaimana nilai kedisiplinan kamu nanti? Guru akan memberikan banyak huruf A di raport yang nanti kamu terima.” Dewa menasehati kekasih kecilnya sambil membuka minuman pemberian lelaki yang lebih muda itu.

‘Aku, kamu. Wah nggak beres ini, biasanya mereka pakai Lo-gue. Kenapa jadi aku-kamu?’ batin Nanda melihat interaksi keduanya.

Nino hanya terkekeh, “Iya phi iya, besok udah nggak lagi kok.” jawab Nino.

Dewa mengacak rambut Nino gemas, “Iya besok nggak lagi, karena besok udah pengumuman kelulusan.” ucap Dewa.

Nino kembali terkekeh, “Oh ya phi, besok phi datang ke sekolah aku kan?” tanya Nino yang berharap jika Dewa akan datang.

“Lihat besok, soalnya besok ada janji ketemu dengan seseorang.” jawab Dewa.

“Yaaahhh.” ada guratan kecewa di wajah Nino. “padahal aku berharap banget kalau phi bisa datang ke acara kelulusanku.” ucap Nino setengah berbisik sambil tertunduk, namun Dewa masih bisa mendengarnya.

Dewa terkekeh, “Aku usahakan besok,” jawab Dewa sambil mengacak rambut Nino gemas.

Semua interaksi yang di lakukan Nino dan Dewa tidak luput dari penglihatan Nanda, ‘Gue curiga kalau mereka ada sesuatu tanpa sepengetahuan gue.’ Nanda memicingkan matanya menaruh curiga pada kedua insan didepannya itu.

“Lo kenapa?” tanya Bryan yang baru saja datang dan menepuk pundak Nanda saat pandangan mata Nanda fokus pada Dewa dan Nino.

“Anjing, babi, kenapa Lo ngagetin gue?” Nanda menepuk dadanya yang kini berdebar kencang akibat terkejut.

My Tutor, I'm In Love (DewNani)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang