——“Dia ada namun tidak terlihat, dia selalu berkeliaran di sekeliling mu. Tapi, kamu tidak bisa menyadarinya. Waspadalah karena orang paling berbahaya itu adalah orang terdekat kita.”——
•••
Kiw kiw jangan lupa ya di Vote dan komentar yang banyak💜[emot janda]
🌺🌺🌺
Semuanya kembali seperti semula setelah kejadian itu berakhir satu bulan yang lalu, luka dan kesedihan kini kian merendam.
Kini di SMA Nugraha banyak orang yang berdatangan dengan senyuman senangnya, tentu saja mereka senang karena hari ini sudah memulai pembelajaran baru.
"Enggak kerasa ya, sekarang kita udah kelas 12," ujar Dikta lesu.
"Hm, kelas 12 tanpa Aksa dan Anna, seharusnya mereka juga sekarang lagi jalan di dekat kita," balas Afkar.
Althar menghembuskan nafasnya pelan." Yang udah udah, gak usah di bahas lagi." Seketika Afkar dan Dikta diam.
"Udah, ayok ke kelas!" Ajak Karel.
Kayra duduk dengan wajah yang ia tenggelamkan di atas meja. Satu bulan ini pikirannya benar-benar masih kacau, entah sudah berapa kali ia mencoba berbicara kepada sahabat sahabatnya bahwa kematian Anna itu tidak wajar. Namun, mereka tidak mau percaya dengan ucapannya.
"Woy! Lamun mulu!!" Ujar Ressa lalu duduk di samping Kayra.
Kayra hanya berdecak kesal, ia menatap malas kearah Ressa. Dasar pengganggu mood!!
"Mikirin apa si?!"
Kayra kembali menegakan tubuhnya lalu mengarahkan pandangannya ke depan." Kematian Anna."
Ressa menghembuskan nafasnya kasar," dia udah pergi satu bulan yang lalu, dia udah tenang, ngapain si masih di pikirin?"
"Justru itu gua pengen keadilan atas kematiannya."
"Keadilan apa? Dia mati karena bunuh diri!"
Brak
"Dia di bunuh!!!" Teriak Kayra yang mengundang seluruh perhatian teman sekelasnya.
Ressa menghela nafas pelan lalu mengusap tangan Kayra." Sorry, gak usah di pikirin lagi atau lo bakalan stres nantinya." Kayra hanya diam tidak menjawab.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAREL [SELESAI ✔️]
Ficção Adolescente[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "𝑺𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒋𝒖𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒕𝒊𝒂𝒏... "Tidak perlu melirik ke kanan atau ke kiri karena musuh sebenarnya ada di depan mata kita sendiri" Dia Altharel Pradipta Reksa yang s...