••••
Jangan lupa vote dan komentar nya yaw💗
🌺🌺🌺
"Kayra, lo serius di teror sama sosok bertopeng itu? Atau itu cuma mimpi lo?" Tanya Ressa penasaran ketika mendengar cerita Kayra sampai berakhir koma di rumah sakit.
"Iya, gua serius! Tapi, kenapa orang-orang pada bilang gua bunuh diri? Gua beneran ngerasa ada yang aneh, gua juga masih sayang nyawa, masa si gua bunuh diri."
Ressa menaruh telunjuknya di dagu seraya berpikir." Aneh juga ya, lo nuduh Althar karena gelang yang di pake si manusia biadab itu sama kayak Althar?" Kayra mengangguk.
"Gua gak mungkin salah liat, itu bener bener persis sama yang gua kasih ke Althar, tulisannya juga."
"Aduh, gua makin pusing. Oh iya, pas banget di malam kejadian lo di tusuk itu si Afkar juga kakinya kena lemparan pisau."
Kayra terkejut mendengarnya." Lo serius?" Ressa hanya mengangguk.
Kayra mengacak rambutnya." Ck, gua pusing anjing!!!"
"Ternyata Karel udah berbuat sejauh ini," Batin Ressa.
Di markas Xarloz Dikta dan Afkar masih terjaga dalam tidurnya. Mereka berdua sama-sama memikirkan hal yang dikatakan oleh Kayra beberapa hari lalu tentang teror.
"Kar, kayaknya waktu itu kita juga di teror dah," ucap Dikta dengan tangan yang menopang di dagunya.
Afkar menoleh kearahnya." Kayaknya iya. Tapi, ngapain mereka neror kita?" Dikta hanya mengangkat kedua bahunya pertanda jika ia tidak tahu.
"Ini anak anak Xarloz yang lain pada kemana?" Tanya Dikta bingung ketika melihat markas yang terlihat sepi.
"Katanya pulangnya pada nanti malem. Kenapa? lo takut berdua aja disini?"
Dikta menggeleng." Enggak! Ngapain takut, gua bukan penakut kayak lo."
"Heh! Gua juga bukan penakut!! Mau setan apa aja yang maju bakalan gua hadapin!"
Dikta berdecih." Halah, bacot! Tikus lewat aja lo udah ngaprit!"
"Enggak, ya! Gua itu——
Dor
Prang
Dikta dan Afkar langsung terpelonjak lalu saling memeluk satu sama lain. Tubuh mereka bergetar, Dikta dan Afkar sama-sama melirik kearah jendela yang sudah pecah oleh tembakan dari luar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTHAREL [SELESAI ✔️]
Novela Juvenil[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA] "𝑺𝒆𝒃𝒖𝒂𝒉 𝒑𝒆𝒓𝒔𝒂𝒉𝒂𝒃𝒂𝒕𝒂𝒏 𝒚𝒂𝒏𝒈 𝒃𝒆𝒓𝒖𝒋𝒖𝒏𝒈 𝒌𝒆𝒎𝒂𝒕𝒊𝒂𝒏... "Tidak perlu melirik ke kanan atau ke kiri karena musuh sebenarnya ada di depan mata kita sendiri" Dia Altharel Pradipta Reksa yang s...