10. Love at First Sight (Zee)

2.1K 108 15
                                    

"Nomer 3 dari belakang! Tegakkan badan kamu. Jangan loyo."

Sebuah teriakan terdengar oleh telingaku. Dengan terpaksa aku menegakkan tubuhku sambil berbaris bersama teman-teman yang lain.

Siang hari ini sungguh panas, dan aku sedang berdiri di tengah lapangan untuk mengikuti latihan baris-berbaris.

Oh iya, Namaku Azizi Shafa Ashadel. Siswa baru angkatan tahun ini yang secara paksa diminta untuk masuk ke Ekskul Paskibraka oleh kakak kelas sekaligus sepupuku, Kak Chika. Aku sebenarnya sangat malas mengikuti ekskul seperti ini. Tetapi, mendengar suaranya yang melengking tiap hari membuatku mengalah pada akhirnya.

Aku menghela nafas lega setelah beberapa menit berlalu, akhirnya kita selesai juga. Kuseret tubuhku untuk menepi dan berteduh dari teriknya matahari siang ini. Kusambar botol minum yang memang sudah kusiapkan untuk bekal kali ini.

Ah, leganya.

"Hey, lo anggota baru yang direkrut Kak Chika, kan? Gue Adel, X IPA 5. Lo?"

Seorang gadis dengan senyumannya yang cengengesan mendekatiku sambil mengulurkan tangannya ke arahku. Aku menyambut uluran tangan itu.

"Azizi, X IPS 1." Jawabku singkat.

"Eh, gue baru sadar. Lo orang yang main biola pas MOS itu, kan?"

Aku mengangguk menanggapinya.

"Wah, lo keren banget waktu itu. Gue jadi pengen bisa main biola."

Aku tersenyum bangga mendengar pujiannya itu. Hehe, wajar kan aku senang kalo ada orang yang memuji seperti ini.

"Oh ya, lo kenapa masuk paskibraka? Kenapa ngga masuk musik aja? Kan biola lo bagus tuh."

"Ohh, gue juga ngga mau sebenarnya kalo ngga dipaksa sama Kak Chika. Dan juga gue lebih suka main biola sendirian."

"Ohh, gue pikir tadinya lo masuk kesini gara-gara pengen deket sama Kak Gita."

"Hah? Kak Gita? Kak Gita siapa?" Tanyaku bingung mendengar nama yang tidak kukenali.

"Hah? Lo ngga tau Kak Gita? Azizi, azizi, kemana aja lo sampe ngga tau Kakak kelas paling terkenal di sekolah kita?"

"Hehehe, ya gitu deh. Gue ngga terlalu merhatiin sekitar. Paling mentok tiap istirahat cuman main biola di taman belakang."

"Pantes aja lo ngga tau."

"Emangnya Kak Gita yang mana sih?"

"Lo mau tau? Itu disana, lo liat ngga orang yang lagi merem sambil senderan di pohon itu."

Akupun menolehkan kepalaku ke arah yang ditunjukkan Adel. Di bawah pohon yang rindang itu, aku dapat melihat sesosok gadis yang sedang memejamkan matanya. Wajahnya terlihat sangat cantik, meskipun ia sedang memejamkan matanya.

Tak terasa cukup lama aku menatap wajahnya itu. Sampai tanpa sadar mata itu terbuka dan kita saling bertatapan sejenak. Mata hitam dan dingin itu seakan-akan menarikku ke dalam ilusi. Aku baru sadar ada orang yang sangat menawan di sekolahku.

"... Zee.... Oi Azizi!!"

Tepukan di pundak berhasil mengagetku dan menarikku kembali ke kenyataan. Aku menoleh ke arah Adel yang menatapku jahil.

"Ya? Eh, kenapa del?"

"Hehehe, lo terpesona, kan?" Godanya sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

"Eh, n-nggak kok."

"Ngga usah ngelak deh Zee. Gue liat kok tatapan lo ke Kak Gita tadi. Tuh, lihat. Muka lo merah sekarang, ahahaha."

"Ssstttt... Del berisik anjir. Banyak yang liatin kita tuh, gue malu."

Gita & Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang