17. Annoying Customer (Shani)

1.3K 134 39
                                    

09.00,

"Terimakasih telah menjadi pelanggan setia di cafe kami." Ucap seorang pemuda bernama Gitasena yang berprofesi sebagai barista di sebuah kafe kecil di tengah kota.

[Lunar's Cafe]

Itulah nama tempat Gita bekerja. Cafe itu letaknya sedikit tersembunyi dan jarang sekali orang dapat menemukan letak cafe tersebut.

Namun, tempat tersebut sangatlah nyaman dan tenang. Sangat cocok sekali untuk sekedar menenangkan diri dari penatnya kehidupan. Sebab itulah banyak pelanggan yang tidak sengaja kesini dan malah menjadi pelanggan setia di cafe ini.

"Aku juga pelanggan setia loh, kenapa kamu hanya ramah kepada pelanggan lain, hmm?"

Shani, salah seorang pelanggan tetap di cafe ini. Gadis itu terlihat sedang tersenyum manis sambil menopang dagunya di atas meja barista. Ia selalu senang memperhatikan Gita yang tengah meracik pesanannya dengan wajah datar.

Shani selalu datang setiap jam 10 pagi. Memesan sebuah es kopi susu dengan beberapa cemilan. Kemudian ia akan mengambil tempat di pojok ruangan sebelah jendela. Setelah itu ia akan mulai sibuk dengan laptopnya.

".........." Gita hanya diam tak menanggapi pertanyaannya.

"Hei, cuek banget sih sama pelanggan."

"Berisik."

Bukan maksud Gita untuk mengabaikan pelanggan yang satu ini. Bahkan bosnya sering mewanti-wanti dirinya untuk selalu bersikap ramah kepada pelanggan, tetapi....

"Senyum dong, kamu kelihatan ganteng loh kalo senyum."

Inilah alasan Gita selalu acuh kepada Shani. Ia sudah lelah karena kerjaan Shani setiap hari hanyalah menggodanya.

"Ihh, mukanya merah tuh, hahaha."

"Ngga ada ya!"

Bohong jika Gita berkata ia tidak salting saat Shani menggodanya. Jujur saja, sosok Shani benar-benar laksana bidadari. Wajahnya begitu cantik, ditambah dengan lesung pipinya yang muncul saat ia tersenyum. Hal itu selalu sukses membuat mukanya memerah.

"Git, kalo ngga salah aku ngelihat kamu di depan Savanna hotel saat malam hari." Ucap Shani secara tiba-tiba.

Perkataan Shani sukses membuat bos nya yang kebetulan berada di sampingnya menatap tajam dirinya. Ia yang mendapat tatapan tajam seperti itu tentu saja panik.

Bagaimana tidak? Ia bahkan tidak memiliki hubungan dengan siapapun. Pacar saja tidak punya. One Night Stand? Gita bukan tipe orang yang senang berhubungan dengan orang asing.

Apalagi, Savanna Hotel kan hotel bintang 5 yang mana harga semalamnya sungguh fantastis. Pemuda miskin macam dirinya mana mampu untuk menyewanya, bahkan untuk semalam.

"Savanna hotel? Hmm, apa menjadi pegawai di cafe kecil ini cuma kedokmu saja untuk mencari mangsa? Jujur saja, kamu sebenarnya diam-diam menjadi sugar baby tante-tante, kan?" Tanya bosnya yang bernama Beby.

"Sumpah, kak. Gue ngga pernah kayak gitu."

"Ekhem." Gita batuk untuk menetralkan suaranya. Lalu ia menoleh ke arah Shani.

"Ngga usah bercanda. Kapan anda ngelihat saya? Saya ngga pernah datang ke hotel-hotel macam gitu." Tanya Gita kepada Shani.

"Malem ini, jam tujuh, sambil dinner, gimana?" Jawab Shani sambil mengedipkan salah satu matanya.

Sumpah, ingin rasanya ia menendang wanita yang tengah tersenyum jahil ke arahnya saat ini. Gita hanya bisa menghela nafas panjang sambil menatap kesal Shani.

Gita & Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang