Dentuman suara musik terdengar ke seluruh penjuru SMA 48. Panggung besar berdiri di tengah-tengah lapangan. Diatasnya ada sekelompok remaja yang sedang menunjukkan aksinya.
Hari ini adalah acara puncak ulang tahun sekolahnya. Festival band. Langit berbintang menemani berlangsungnya acara tersebut. Banyak murid dengan semangat berjingkrak-jingkrak dan bernyanyi bersama di depan panggung.
Cornelia Vanisa. Gadis yang sering disapa Oniel itu saat ini sedang duduk selonjoran di lantai, tepat di depan panggung kehormatan, tempat para tamu-tamu penting duduk untuk menikmati festival ini. Disampingnya terdapat sebuh meja kecil dengan laptop diatasnya yang sedang menyiarkan hasil live streaming dari acara ini.
Tangannya yang memegang kamera digital sibuk membidik ke arah panggung dan memotret rangkaian kegiatan tersebut. Keringat terlihat bercucuran dari dahinya. Wajahnya lesu dan lunglai.
Ia sudah standby sejak sore dan belum memiliki kesempatan untuk beristirahat. Bahkan perutnya saat ini terus saja berbunyi kelaparan. Sebuah senyuman ia sunggingkan dengan paksa saat pembimbing klub jurnalistik menanyai keadaannya yang sudah terlihat seperti gembel. Oniel hanya bisa mendesah lelah. Ia sudah diberi tanggung jawab untuk mengabadikan momen-momen dalam festival ini.
Lagipula, kemana sih adik-adik kelasnya itu? Mereka semua sangat tidak peka. Ayolah, ia juga ingin digantikan barang sejenak saja. Ia akan dengan senang hati menyerahkan kameranya dan menikmati makanan di stand yang daritadi sudah menggodanya.
Argghh, ini acara kapan selesainya sih?
Gadis pemilik gigi kelinci itu mendecak dengan bosan. Ia menyenderkan punggungnya di panggung kehormatan dan membidik asal-asalan ke arah panggung utama. Di pikiran Oniel, asal gambarnya tidak blur menurutnya itu sudah cukup. Ia sudah terlalu malas untuk berlarian kesana-kemari. Kakinya sudah pegal daritadi.
Sorak-sorai siswa di sekitar panggung terdengar dengan keras. Tapi ia tidak peduli, ia dengan bosan memainkan kameranya. Atensinya sedikit terganggu ketika ada bayang-bayang seseorang yang berdiri di depannya.
Aduh, siapa sih?!
Oniel mendongak, seketika ia menahan napas saat melihat seorang Gita Andara, ketua pelaksana festival ini. Rambutnya terlihat sedikit acak-acakan dan wajahnya tampak lelah dan berkeringat.
"Ikut aku."
Oniel yang masih selonjoran di bawah mengangkat alisnya kebingungan.
"Kemana?"
"Gausah banyak tanya. Ikut aja."
Gita menarik tangan Oniel dan memaksanya berdiri. Ia mengambil kamera Oniel dan menaruhnya asal lalu menyeret Gadis itu untuk mengikutinya.
Keduanya berjalan menuju depan panggung utama yang sudah disesaki oleh muda-mudi siswa SMA 48. Host diatas panggung menginstuksikan untuk menghitung mundur. Oniel terheran saat menyadari ada sebuah tirai hitam yang terpasang menutupi panggung. Sejak kapan itu ada disana?
Ia dibuat semakin bingung saat tangannya ditarik Gita dan membawanya di bagian paling depan dari panggung utama. Gita menggengam tangannya, menyelipkan jari-jarinya diantara jari-jari miliknya. Oniel tetap diam, dia menoleh dan menatap Gita dengan tatapan tanya.
Gita tidak menjawab. Ia hanya mengangguk dan tersenyum ke arahnya. Host mulai menghitung mundur bersama para siswa.
3
2
1
Tirai terbuka, Oniel tidak bisa menyembunyikan rasa keterkejutannya. Disana, di atas panggung itu, ada personel band favoritnya yang sedang tersenyum dan menyapa siswa-siswi yang tengah berteriak kegirangan.
![](https://img.wattpad.com/cover/357131130-288-k289278.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gita & Cerita
RomanceKumpulan cerita oneshoot tentang Gita x Other member JKT48. Disclaimer!!! •Cerita ini 100000% FIKSI!!! •GxG •BxG •Gender Bender •Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, latar, typo, dll. •Kritik/saran diterima dengan senang hati. Enjoy!