43. Me Too (Marsha)

1K 110 12
                                        

"Nenek, apa yang sedang kamu lakukan disini?"

Gadis manis yang dipanggil nenek tersebut menatap kesal ke arah pemuda yang berjalan mendekatinya dengan senyum jahilnya. Gadis itu bernama Marsha. Ia mendengus kesal sambil membereskan buku-bukunya yang jatuh berserakan di jalanan. Sedangkan pemuda tadi membungkuk di depannya lalu mengusak-usak rambut Marsha dengan gemas.

"Kamu selalu saja ceroboh." Ucap Pemuda itu.

Ia kemudian ikut membantu Marsha untuk membereskan buku-bukunya. Wajah Marsha memerah karena malu dan kesal karena pemuda tersebut mengatainya ceroboh.

"Aku nggak ceroboh ya, Kak Gita. Salahkan saja orang yang seenaknya menabrakku tadi. Mana dia ngga mau tanggungjawab lagi, huh!" Jawab Marsha sambil memasang wajah cemberut.

Gita kembali mengacak-acak rambut gadis yang telah dikenalnya sejak masih bayi itu lalu membantu gadis itu berdiri. Marsha tersenyum dan kemudian mengikuti langkah pemuda di depannya.

"Ayo pulang. Kamu membuat om dan tante khawatir, tau." Ucap Gita sambil berjalan duluan.

Gita dan Marsha adalah sahabat sejak kecil, meskipun usia mereka terpaut dua tahun. Keduanya adalah tetangga dan Gita telah mengenal Marsha sejak gadis itu lahir di dunia ini. Mereka selalu berbagi canda tawa dan duka bersama. Gita yang selalu ada untuk Marsha dan Marsha yang juga selalu ada untuk Gita. Saat ini mereka berdua tinggal satu rumah karena beberapa minggu lalu orang tua Gita terpaksa pindah ke luar negeri dan mereka memutuskan untuk menitipkan anak mereka kepada orang tua Marsha sampai lulus sekolah nanti.

"Udah tau badanmu itu kecil. Kenapa masih membeli banyak buku sih? Kuat nggak?" Tanya Gita sambil melihat ke arah Marsha.

Gadis itu tampak bersusah payah untuk membawa buku-bukunya. Ia tidak menghiraukan kata-kata Gita karena berkosentrasi agar buku yang ia bawa tidak kembali jatuh ke tanah.

"Ujian masuk SMA masih tiga bulan lagi tau. Kan kamu bisa membelinya satu demi satu, bukan malah memborongnya sekaligus. Nyusahin diri sendiri kam akhirnya."

Marsha mendengus kesal. Seperti biasa, Gita selalu saja mengomel seperti nenek-nenek dan mengomentari apapun kelakuannya yang dianggapnya aneh. Ia hanya bisa memasang wajah cemberut sambil terpaksa mendengar omelan pemuda tersebut yang sepertinya tidak akan berakhir singkat.

"Mana keluarnya malam, terus pergi sendirian lagi. Bersyukur aja kamu ngga ketemu preman-preman jalanan."

Marsha semakin memasang wajah cemberutnya. Gita yang berjalan di depannya tiba-tiba menghentikan langkah kakinya secara mendadak hingga membuat Marsha menabrak punggung pemuda itu. Hampir saja buku-bukunya kembali berserakan di tanah jika tidak ada Gita yang membantunya menahan buku-buku tebal tersebut.

"Sini, biar aku saja yang bawa."

Marsha langsung tersenyum lebar ketika semua beban di tangannya kini sudah berpindah ke tangan Gita. Gadis itu kemudian berjalan mendahului Gita sambil bersenandung kecil. Gita menatapnya kesal ketika gadis itu malah meninggalkannya.

"Hei.... Terus saja berjalan dengan cepat dan akan ku buang semua bukumu ke tong sampah."

Marsha langsung menghentikan langkah kakinya lalu berpaling menghadap Gita dengan wajah cemberut.

"Huuhhhh, Kak Gita nyebelin. Ngomel terus kayak nenek-nenek." Marsha menjulurkan lidahnya, mengejek kemudian membuang muka sambil mendengus kesal. Gita tersenyum kecil lalu berjalan mendekati gadis itu.

"Nyebelin gini, tapi kamu masih saja tetap mencintaiku, kan?" Bisik Gita ketika berjalan melewati Marsha.

Blusshhh

Wajah Marsha langsung merona sempurna. Bagaimana tidak? Pernyataan Gita tadi benar-benar di luar perkiraannya. Ia tidak pernah sekalipun mengatakan tentang perasaannya kepada pemuda tersebut. Lalu.... Bagaimana Gita bisa tau?

"K-kak Gita....."

"Hmm.... Kenapa?"

"S-soal i-itu....."

"Hmm... ngga papa kok. Kamu tau, Sha....."

"....... I think, I love you too." Ucap Gita sambil terus berjalan.

Marsha menghentikan langkahnya, menatap kosong ke arah Gita. Ia masih bingung dan mencerna semua perkataan Gita kepadanya tadi.

"E-eh? K-kak Gitaaa... Itu tadi artinya apa?" Teriak Marsha sambil berlari mengejar Gita yang sudah sangat jauh dari tempatnya berdiri.

Gita hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah gadis itu.

"Kamu benar-benar bodoh tau. Lupakan saja, aku tidak akan mengulangi kata-kataku." Ucap Gita sambil berjalan lebih cepat meninggalkan Marsha.

"Aaaaaaaa Kak Gitaaaaaa.... Tungguin akuuuu...."

.
.
.

~ Me too ~
.
.
.

Kita kasih yang uwu-uwu dulu sebelum badai menerjang, ya kan? 😌
Wkwkwkw

Jangan lupa vote ya babi 🐷

Adiosss

© MgldnMn

Gita & Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang