Hari terus berlalu, Gita perlahan-lahan merasakan ketertarikan akan gadis mungil itu. Niat Awalnya yang hanya ingin mengganggu dan mengisengi gadis itu tiba-tiba berubah menjadi sebuah rutinitas. Gita merasa seperti ada yang kurang jika tidak mengganggu gadis itu. Seperti hari ini....
Flora dengan senang memakan semangkuk bakso di sudut kantin sendirian. Ia memang lebih suka menyendiri dan jarang makan bersama dengan yang lainnya. Ia dengan tenang memakan baksonya satu-persatu dimulai dari yang kecil-kecil sampai menyisakan satu buah bakso yang ukurannya lebih besar dari yang lainnya. Bagi Flora, ketika memakan sesuatu, bagian paling spesial lebih nikmat jika dimakan paling akhir. Ia memegang prinsip hal terbaik harus dinikmati di akhir.
Dengan antusias ia menusuk bakso terakhirnya dengan garpu. Ia mengangkat bakso itu dengan mata berbinar dan perlahan mengarahkannya ke mulutnya. Dan....
Hap!
Seseorang menarik tangannya dan dengan cepat melahap bakso terakhirnya. Flora menatap kosong dan shock ke arah orang yang dengan nikmat mengunyah bakso miliknya itu.
"T-tidak, bakso aku....."
Flora menatap kesal ke arah sang pelaku. Lagi dan lagi orang itu mengganggunya. Pelaku pencurian bakso miliknya itu tidak lain dan tidak bukan adalah sosok kakak kelas yang beberapa hari lalu ia tampar dengan keras, Gita.
"Aargghh, kenapa sih kak Gita selalu aja gangguin aku!" Teriaknya dengn frustasi.
Gita hanya diam sambil mendudukkan dirinya di samping Flora. Ia mengeluarkan ponselnya dan asik bermain dengan ponselnya itu, mengabaikan Flora. Flora hanya bisa menatapnya kesal.
Kakak kelasnya ini selalu saja datang ketika ia sedang makan atau sedang minum. Dan setiap kali Gita datang, pemuda itu selalu saja merebut makanan dan minumannya kemudian menghabiskannya lalu pergi begitu saja. Flora masih mengingat jelas kejadian-kejadian tersebut dan ketika ia bertanya, ia malah akan kesal dengan jawaban asal Gita.
"Kak Gita, itu minumanku." Teriak Flora ketika Gita merebut botol air minumnya.
"Aku haus." Jawab Gita datar.
"Kak... Itu makananku."
"Aku lapar."
"Kak, kenapa kau mengambil lolipopku."
"Lagi pengen aja."
Dan kejadian itu terus saja terjadi sampai akhirnya ia merasa sangat muak akan tingkah kakak kelasnya itu.
"Kak.... Plisss banget, kalo kakak masih dendam soal tamparanku beberapa hari lalu, aku kan udah minta maaf. Jadi pliss, berhenti gangguin aku, ya?".
"Nggak mau."
"Plisss deh kak, aku salah apa sih? Kenapa kakak selalu aja ngambil makanan sama minuman aku?"
Gita hanya diam tak menjawab, ia masih sibuk dengan ponselnya. Flora menatap kesal makhluk setengah kulkas itu. Dengan kesal Flora berdiri dari duduk lalu menendang tulang kering Gita dengan kuat.
Mampus!
Ia kemudian pergi dari kantin, meninggalkan Gita yang mengaduh kesakitan.
"Uggghhhh dasar gadis bar-bar!" Gerutu Gita sambil mengusap-usap tulang keringnya.
Gita lalu berdiri dari duduknya. Sebelum pergi, ia kembali menatap garpu yang dipakai flora untuk makan tadi. Gita lalu terkekeh
"....nggak mungkin kan kamu mau menciumku secara suka rela jika ku minta?" Ujar Gita sebelum pergi dari sana.
.
.
.Tak terasa beberapa minggu berlalu. Flora dan Gita beberapa minggu ini tampak seperti Tom and Jerry yang selalu saja bertengkar ketika bertemu dan tentu saja, Gita yang selalu memulainya lebih dahulu. Bahkan, semua sekolah sepertinya sudah tahu tentang keduanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gita & Cerita
RomanceKumpulan cerita oneshoot tentang Gita x Other member JKT48. Disclaimer!!! •Cerita ini 100000% FIKSI!!! •GxG •BxG •Gender Bender •Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, latar, typo, dll. •Kritik/saran diterima dengan senang hati. Enjoy!