Beberapa hari berlalu sejak kejadian malam itu. Dan sejak malam itu, Gita tidak mendapati Shani datang lagi ke cafenya. Juga, selama beberapa hari ini Gita merasakan sesuatu yang janggal pada dirinya. Ada perasaan aneh ketika hari-harinya tidak lagi diganggu oleh perempuan rese itu.
"Mana pacarmu?"
Gita berdecak kesal saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Beby kepadanya. Hari itu, Beby memergoki Shani yang keluar dari ruang istirahat karyawan pada pagi harinya. Masih dengan baju dan celana training miliknya. Sungguh sial sekali
"Aku ngerti kalo kamu ngga mau cerita tentang profesi sampinganmu itu. Aku ngga masalah. Tapi, bisakah kamu tidak bermain di cafe ini? Apalagi di ruang istirahat itu, aku juga istirahat disana, loh?"
Andai saja beby bukan bosnya, sudah dari tadi Gita membuangnya ke lautan. Tetapi tentu saja ia tidak akan melakukan itu, Gita masih butuh pekerjaan ini.
"Atau gadis itu langsung minta putus ya? Dia pasti kecewa karena permainanmu tidak memuaskan."
Gita menggebrak meja dengan kesal, "Udah aku bilang, ngga ada apapun dan ngga ada yang terjadi diantara kami. Dia hanya pelanggan biasa."
"Cih, pelanggan biasa. Pelanggan biasa tapi masuk."
"Hah!!?" Sentak Gita kesal.
"Maksudku masuk ruang karyawan. udah ah aku mau pergi dulu, banyak urusan."
"Ya, ya, sana pergi."
Dengan begitu, Beby pergi dari sana meninggalkan Gita yang masih kesal dengan bosnya.
Ngomong-ngomong soal kesal, biasanya selalu ada Shani yang membuatnya kesal setiap hari. Yang selalu mengganggunya tiap bekerja dengan godaan-godaan kecil. Tentu, Gita selalu kesal akan tingkahnya. Namun jika itu Shani, rasa kesalnya selalu diikuti dengan sensasi aneh yang menyenangkan.
Namun, sepertinya hari ini Shani tidak datang lagi.
Tidak ada lagi debaran aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya setiap pagi.
Gita berdecak kesal, moodnya benar-benar hancur hari ini.
.
.
.
.
.Shaniva Andira adalah seorang editor di suatu perusahaan yang cukup besar. Akhir-akhir ini ia selalu suntuk dengan suasana kantor yang sangat membosankan. Terlebih lagi, tingkah kekasihnya yang makin hari makin menyebalkan.
Gracio adalah ketua divisinya. Hubungan mereka sudah berjalan selama dua tahun. Dan makin kesini sikap Gracio semakin membuatnya muak. Ia semakin egois dan selalu memaksanya menuruti keinginannya. Apapun yang Shani lakukan harus selalu sesuai dengan keinginannya.
Shani tidak suka itu, ia ingin bebas. Apalagi yang berhak mengatur hidupnya hanyalah dirinya sendiri. Gracio tidak berhak dan itu yang membuatnya begitu kesal.
Jadi, pagi itu untuk memperbaiki moodnya supaya tidak menggangu pekerjaannya. Shani memilih berjalan-jalan di sudut-sudut kota, sampai akhirnya ia menemukan cafe tempat dimana Gita bekerja.
Awalnya, ia suka dengan desain cafenya yang simple ditambah juga dengan suasananya yang terlihat tentram dan sunyi, jauh dari kebisingan. Ia melangkahkan kakinya saat merasa menemukan tempat yang cocok untuk mengembalikan moodnya.
Dan sesaat ia masuk, dirinya terpana. Terpana akan sosok yang rupawan yang mana tengah berdiri di belakang meja barista. Sosok itu tidak lain adalah Gita.
Dari awal, tidak ada sedikitpun niat dari dirinya untuk menggoda Gita. Itu terjadi tanpa sengaja. Namun, reaksi denial dari Gita justru membuatnya candu. Reaksi denial Gita selalu sukses membuat moodnya meningkat setiap pagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Gita & Cerita
RomansaKumpulan cerita oneshoot tentang Gita x Other member JKT48. Disclaimer!!! •Cerita ini 100000% FIKSI!!! •GxG •BxG •Gender Bender •Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, latar, typo, dll. •Kritik/saran diterima dengan senang hati. Enjoy!