Shani Indira Natio, hari ini ia merasa sangat bersyukur untuk pertama kali dalam hidupnya. Gadis yang telah menginjak kelas 3 SMA itu tersenyum penuh arti saat mendengar percakapan beberapa gadis-gadis yang duduk tak jauh dari tempat duduknya. Mereka membicarakan tentang bagaimana kelakuan kekasih mereka selama berpacaran.
"Huh, kenapa dia selalu saja berkelahi sih! Gak pernah dengerin kata-kata ku!"
"Pacarku juga, sikapnya kekanak-kanakan banget. Apalagi dia cemburuan orangnya!"
Sekiranya itulah yang Shani dengar dari obrolan-obrolan mereka. Ia tersenyum senang dan bersyukur saat mendengarnya. Mengapa? Mengapa ia senang saat mendengar keluhan teman-temannya tentang pacar mereka?
Jawabannya simpel. Itu karena---
"Cici...."
Panggilan dari arah pintu kelasnya membuyarkan lamunan Shani. Gadis itu menolehkan wajahnya dan mendapati seorang pemuda yang tengah menjulurkan kepalanya di pintu. Shani tersenyum senang lalu segera bangkit dari duduknya.
Nah, ini dia alasan mengapa ia senang dan bersyukur saat mendengar keluhan teman-temannya itu.
"Kenapa, Gita?" Tanya Shani.
Gita, pemuda rupawan dengan tinggi badan yang proposional. Kacamata yang bertengger di hidungnya tidak membuat wajahnya tampak culun dan justru menambah kesan pintar disana.
"Hm.. aku bosen di kelas. Mau jalan ke taman?" Shani mengangguk paham.
Memiliki kekasih yang pintar dan rupawan bukanlah hal yang membuatnya senang dan bersyukur. Yang membuatnya sangat bersyukur adalah bukti bahwa Gita bukanlah tipe pemuda nakal dan egois seperti yang dibicarakan oleh teman-temannya di kelas. Gita tidak suka berkelahi, tidak cemburuan dan selalu menjadi juara di olimpiade. Yah, meskipun kadang ia bersikap cuek dan dingin, tapi itu bukanlah masalah bagi Shani. Shani sangat bersyukur karena sikap Gita jauh dari pemuda yang suka berbuat onar.
Dan ditambah lagi.
Status Gita yang notabenenya adalah adik kelasnya membuatnya berpikir Gita adalah pacar yang polos dan karena itulah Shani sebagai seniornya harus membimbing Gita dengan sebaik-baiknya.
"Uhm.... Ayo!"
Dan sebagai senior dalam berpacaran -menurut Shani- sudah sewajarnya ia harus terlebih dulu memimpin agar mereka bergandengan tangan bukan?
Jadi tanpa basa-basi, gadis itu dengan cepat menarik tangan Gita dan segera memimpin jalan menuju ke taman.
.
.
."Gitaaa, selamat atas kemenanganmu!"
"Gitaa.. lihat kesini pliss!"
Teriakan histeris dari para gadis saat mereka sedang menuju ke taman cukup membuatnya sedikit kesal. Shani tau, kekasihnya itu memamg sangat populer di sekolah dan kejadian seperti ini pun sudah biasa dilihatnya.
Namun, mau bagaimanapun Gita itu kekasihnya dan hanya miliknya. Shani cemburu, namun ia juga tidak mau memperlihatkannya. Sebagai senior Gita, sangat kekanak-kanakan sekali jika ia terlalu posesif kepada kekasihnya itu. Gita yang masih polos pasti akan ketakutan kalau ia terlalu posesif.
Apalagi, saat ini ia meraskan genggaman tangan Gita yang semakin mengerat. Gita pasti takut dengan teriakan gadis-gadis itu. Ia menarik tubuh Gita agar semakin dekat dengannya lalu tersenyum ke arahnya.
"Ngga usah takut, Gita. Ada cici disini."
Gita hanya mengangguk diam sebagai balasannya, sebelum ia tiba-tiba menarik tubuh Shani lebih dekat lagi. Shani kaget saat lengan Gita tiba-tiba melingkari pinggangnya dan memeluknya erat.
"E-eh, Git. Tu-tunggu. T-tanganmu." Ucap Shani dengan kaget. Namun terhenti saat Gita menatapnya dengan tatapan puppy eyes.
"Cici tau kan kalo aku takut mereka menatapku seperti itu." Ucap Gita. Ia lalu membenamkan wajahnya ke pundak Shani.
Shani terdiam mendengar itu, apalagi saat ia melihat wajah Gita yang tampak seperti anak anjing yang dibuang. Itu membuatnya luluh dan membiarkan Gita memeluknya.
"Baiklah, tapi nanti kalo di taman dilepas ya... Kan mereka udah nggak ada."
Gita mengerucutkan bibirnya mendengar itu.
"Ngga mau. Gimana kalo mereka nanti menculikku? Cici mau aku diculik?"
"E-eh?!" Shani kaget.
Ia tidak menyangka pemikiran Gita akan sejauh itu. Memang sih, ia pernah dengar kalau Gita dulu pernah hampir diculik oleh beberapa orang saat ia masih kecil.
Apa mungkin Gita trauma?
"Yaudah yaudah, kamu boleh kok peluk cici terus. Cici bakalan ngejaga kamu dari mereka yang jahat, oke." Ucap Shani sambil memeluk Gita dengan erat.
Tanpa ia sadari, Gita tengah menyeringai tipis melihat perlakuan Shani itu.
Ya, seringai tipis yang hanya muncul sekilas dan langsung digantikan dengan tatapan polos dan datarnya kembali.
Shani begitu syukur saat melihat tatapan polos Gita itu. Ia sangat bersyukur kekasihnya bukanlah pemuda yang suka berkelahi dan lebih suka bermanja-manja seperti anak kecil.
.
.
.
Keduanya saat ini tengah duduk mesra di bangku taman. Gita yang tadinya diam tiba-tiba memulai sebuah pembicaraan.
"Uhmm.... Ci, kemarin Cici kemana setelah pulang sekolah? Aku nyari Cici di kelas nggak ada."
Shani berpikir sejenak untuk mengingat-ingat.
"Ohh, kemarin Cici nganterin Olla ke perpus buat balikin buku yang dipinjam OSIS."
"Ohh....."
"Eh? Tapi kenapa hari ini Cici nggak lihat dia ya? Apa dia sakit?"
"Nggak tau..." Jawab Gita sambil mengedikkan bahunya.
Kemudian manik indah Shani tanpa sengaja menangkap sebuah bercak noda berwarna merah di kerah baju Gita. Shani melepaskan pelukan Gita dan bertanya,
"Eh, itu kok ada bercak noda merah di baju kamu. Kamu habis ngapain?" Tanya Shani.
Pemuda yang lebih muda darinya itu bukannya menjawab tapi malah kembali memeluk Shani dan membenamkan wajahnya di ceruk leher Shani. Kemudian ia berbicara singkat,
"Em.. nggak tau. Mungkin kena saos saat sarapan tadi pagi."
Shani hanya mengangguk paham mendengar jawaban Gita.
"Ohh... Aku kira apa. Jangan lupa lo itu harus segera dicuci biar nggak membekas."
"He'em." Gita menyeringai sekali lagi.
Shani... Shani....
Tak taukah ia kalo noda merah itu mengeluarkan bau yang aneh?
Dan, warnanya juga jauh lebih pekat daripada hanya setetes saos.
Gita memang seorang yang polos dan pintar....
.....dan ia juga tidak suka cemburu sembarangan.
.
.
.~My Lover Is So Innocent?~
.
.
.Bersyukur banget sih, Ci Shani punya pacar yang polos kayak Gita 🫢
Wkwkw dah gitu aja, jangan lupa vote ya babi
Yang mau donate, link saweria ada di bio
Adioss
© MgldnMn
![](https://img.wattpad.com/cover/357131130-288-k289278.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gita & Cerita
Roman d'amourKumpulan cerita oneshoot tentang Gita x Other member JKT48. Disclaimer!!! •Cerita ini 100000% FIKSI!!! •GxG •BxG •Gender Bender •Mohon maaf jika ada kesamaan nama tokoh, latar, typo, dll. •Kritik/saran diterima dengan senang hati. Enjoy!