30. Not remember to (Oniel)

1K 107 11
                                    

Di sebuah apartemen di tengah kota, tampak seorang gadis yang tengah duduk termenung di sofa ruang tengah.

'Huffttt..... Kak Gita inget nggak ya? Semoga aja dia ingat.'

Gadis itu melamun cukup lama sampai tidak sadar bahwa orang yang dia pikirkan ada di sampingnya.

"......nyil."

"....Onyil."

"Hei.... Onyil."

"Cornelia Vanisaaa....."

"Eh! Iya kenapa? Ada apa?" Gadis itu tersentak dan mendapati kekasihnya, Gita ada di sampingnya dan sedang menatapnya heran.

"Ngelamunin apa sampai nggak sadar aku disini?" Tanya Gita.

"Eh, maaf Kak. Nggak apa-apa kok."

"Ada masalah?"

"Eh, enggak kok Kak. Aku nggak ada masalah sama sekali, hehe."

Gita memandang lekat mata kekasihnya itu. Matanya menelisik menerka-nerka apa yang ada di pikiran kekasihnya itu.

"Nggak usah bohong."

"Beneran, aku nggak bohong." Ucap Oniel sambil memalingkan wajahnya dari Gita. Menghindari tatapan menyelidik dari kekasihnya itu.

"Kamu berboho--"

"Eh, Kak Gita aku ngantuk banget. Aku ingin istirahat dulu." Oniel memotong perkataan Gita karena tidak ingin ia tau tentang kegelisahannya.

"Aku ke kamar dulu ya kak."

Cup

Oniel berdiri dari duduknya dan mengecup singkat pipi Gita. Walau sekejap, itu cukup untuk membuat Gita percaya akan perkataannya.

"Yaudah, istirahat yang nyaman."

Setelah itu, Oniel melangkah pergi memasuki kamarnya. Gita yang tengah duduk di sofa hanya memandang kekasihnya dalam diam.

.
.
.

Oniel kemudian membaringkan tubuhnya di kasur miliknya. Perasaannya tengah campur aduk saat ini. Ia sedih dan cukup kecewa karena hari ini adalah hari yang spesial untuknya, hari ulangtahunya. Namun kekasihnya itu terlihat tidak ingat tentang hari kelahirannya. Padahal sudah sangat lama mereka menjalin hubungan sebagai sepasang kekasih, menghabiskan waktu bersama dan bahkan tinggal di apartemen yang sama.

Oniel marah, kecewa dan sedih. Mengapa diantara orang-orang yang dikenalnya, malah kekasihnya yang tidak mengingat hari pentingnya ini. Apakah Gita sudah tidak menyayanginya lagi?

Hikss... hikss....

Air mata mulai mengalir dari kedua pipinya dan perlahan Oniel terlelap karena kelelahan.

.
.
.

"Ughh.... Kepalaku pusing sekali." Lenguh Oniel saat ia terbangun dari tidurnya. Hari sudah sangat gelap dan ia merasakan kepalanya sangat pusing, mungkin ini efek karena ia menangis sebelum tertidur tadi.

"Kamu tidur terlalu lama, nyil." Sebuah suara mengintrupsinya. Oniel melihat sosok kekasihnya yang tengah duduk di pinggir ranjangnya.

"Maaf Kak, eh! Ini sudah jam berapa?"

Gita melirik ke arah arloji miliknya sebelum menjawab perkataan Oniel.

"Sekarang jam sebelas lewat lima puluh lima menit."

Deg

Oniel tersentak mendengar itu. Ini sudah hampir berganti hari, namun sampai saat ini ia belum mendapatkan ucapan ataupun hadiah dari kekasihnya itu dan mungkin ia tidak akan mendapatkannya.

"Kenapa?" Tanya Gita.

"E-emm... N-nggak apa-apa kok kak." Ucap Oniel sambil memaksakan senyumannya.

Padahal, Gita tidak memberikannya hadiahpun dirinya tidak masalah. Cukup dengan dia mengingat dan mengucapinya selamat, itu sudah lebih dari cukup untuknya. Dia tidak meminta lebih, ia hanya ingin kekasihnya ingat hari ulangtahunnya dan mengucapkan selamat kepadanya.

Senyum paksa yang ia pasang di wajahnya tidak sanggup menahan kesedihannya, air mata sekali lagi mulai menggenang di pelupuk matanya dan perlahan menuruni pipinya.

Pluk

Sebuah kotak kecil terlempar tepat di pangkuan Oniel. Ia mengambil kotak itu lalu menatap Gita yang tengah tersenyum ke arahnya.

"Itu untukmu.... Jangan menangis seperti itu, kamu kelihatan jelek kalau menangis."

Oniel yang mendengar itu langsung memeluk Gita sambil memukul-mukul pelan tubuh Gita.

"Hikss.... Hikss.... Jahat! Kak Gita jahat! Kenapa sih berpura-pura nggak inget kalo aku ulang tahun... Hikss.... Hikss..."

"Namanya juga surprise. Nggak mungkin kan aku bilang-bilang."

"Hiksss.... Tetep jahat pokoknya."

"Hei sudah berhenti menangis. Bukalah kotak itu...."

Oniel mengusap air matanya dan mengangguk mendengar perkataan Gita. Ia kemudian membuka kotak yang Gita berikan untuknya.

Sebuah Kalung.

Kado yang Gita berikan padanya adalah sebuah kalung dengan dua cincin berbeda ukuran sebagai bandulnya.

"I-ini......" Oniel tidak sanggup untuk berkata-kata.

"Jaga kalung itu baik-baik sampai tiba di hari pernikahan kita."

Bruk

Dengan air mata yang kembali mengalir di kedua pipinya Oniel menubrukkan tubuhnya lagi ke Gita dan memeluk kekasihnya itu dengan erat. Gita membalas pelukan Oniel sambil mengelus-elus punggungnya dengan lembut.

"Maaf sudah membuatmu sedih hari ini. Selamat Ulang Tahun My Onyiel. Aku mencintaimu." Ucap Gita sambil mengecup singkat pucuk kepala Oniel.

"Hikss... Hikss... Makasih, makasih banget kak. Aku cinta banget sama Kak Gita, aku sayang banget sama Kak Gita. Aku janji bakal jaga kalung ini sampai hari pernikahan kita nanti."

Keduanya berpelukan dengan mesra, menghabiskan sepertiga malam dengan suasana yang berbunga-bunga dan tidak mempedulikan hawa dingin yang menyelimuti mereka pada malam itu.

.
.
.

~ Not remember to ~

.
.
.

Hehehe, hampir lupa wkwkw

Selamat ulang tahun ya buat si gadis kesayangankuhh yang suka ngeluarin jokes bapak-bapaknya, Cornelia Vanisa, Big Love for You 😘😘😘

Ucapannya dibarengin aja sama stsnya wkwkw

Ucapannya dibarengin aja sama stsnya wkwkw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekian dari saya,

Adiosss

© MgldnMn

Gita & Cerita Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang