19

227 28 1
                                    

"Yak bocah jangan tidur disini"

Baru saja Sakusa kembali kerumah saat ingin mengambil minuman didapur tiba-tiba saja sesuatu menghalangi langkah kakinya. Seorang pemuda bertubuh mungil tergeletak dibawah kakinya dengan pil obat berhamburan disekelilingnya

"Bangun bocah tidur dikamarmu" Sakusa terus saja menyentuh punggung Atsumu ringkih dengan kakinya. Namun tidak ada respon yang didapat oleh Sakusa

"Ck, kau menghalangi jalanku! Bangun atau ku lubangi kepalamu" Mengacak pinggang dan melihat sekeliling tidak ada seorang pun maid atau orang-orangnya yang berjaga, mungkin semua sudah bersiap untuk tidur atau mungkin sudah bergumul dengan alam mimpi mengingat malam yang sudah larut

Memilih mengabaikan anak ini Sakusa berbalik melangkahkan kakinya, dia tau bocah itu mungkin tak sadarkan diri akibat overdosis mungkin mengingat obat yang berhamburan disekelilingnya.

Tiba-tiba saja langkahnya terhenti kakinya tak sejalan dengan pikirannya, otaknya menyuruh pergi namun tidak pada tubuhnya yang memilih berhenti, berbalik kembali mendekati bocah tersebut entah mengapa hatinya sakit saat melihat tubuh ringkih tersebut terbaring tak berdaya dilantai dingin dibawahnya.

"Aku hanya berbaik hati bocah, setidaknya kau tidak mati menyedihkan dilantai rumahku" Entah pikiran darimana jari-jari putihnya menelusup masuk diantara perpotongan leher dan lutut Atsumu mengangkat pelan, takut-takut tubuh mungil itu akan hancur bila mengangkatnya terlalu kasar

"Sejak kapan aku menjadi lembut seperti ini" Sakusa bergumam, dia bingung pada apa yang telah dilakukannya sendiri

Entah karena terlalu dekat hingga aroma Atsumu menyeruak masuk kedalam indra penciuman Sakusa, aroma itu aroma tubuh Atsumu mengapa tidak asing, suka sekali rasanya menghirup aroma ini aroma manis yang berpadu dengan aroma yang lembut tanpa sadar wajah Sakusa sudah begitu dekat dengan perpotongan leher putih pucat milik Atsumu, aroma yang sangat menenangkan bahkan lelahnya berkurang hanya dengan mencium aroma ini, dan...

Bhug...!!!

Atsumu tiba-tiba saja terjatuh diatas tempat tidur miliknya, Sakusa tersadar dan melemparkan tubuh kurus itu begitu saja, dia sudah gila, bagaimana mungkin dia mengendus leher orang asing dihadapannya, apa ini?.

Dengan cepat Sakusa segera keluar dari kamar Atsumu menutup pintunya kasar, kembali masuk kekamar miliknya dan memegangi dadanya, sakit sekali rasanya, apa ini, dadanya sakit saat melihat tubuh itu begitu kurus, berbeda sekali saat pertama kali bertemu dirumah sakit 10 hari yang lalu.

Tersenyum tipis bergumam "Mungkin bocah itu akan segera mati" Mencoba menutup gemuruh didalam dirinya

.

"Bagaimana keadaan bocah itu?"

Kenma mengernyit bingung.

"Anak itu adik Komori"

Ah Kenma ingat tuan besarnya ini menganggap tuan mudanya adalah adik dari rekannya yaitu Komori

"Masalah itu saya kurang tau tuan, biar saya tanyakan"

"Tidak perlu itu tidak penting, ayo berangkat"

Kenma menunduk saja mengikuti sang tuan besar beranjak dari meja makan menuju mobil yang telah menunggu mereka. Kenma benar-benar akan menanyakan keadaan Atsumu pada Komori nanti.

Suna sedang berada dikediaman Atsumu sore ini, dia dihubungi oleh Komori bahwa Atsumu kembali jatuh pingsan karena penyakit magh Atsumu kambuh kembali, Suna tidak bisa menyalahkan keadaan.

SakuatsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang