"Tolong jangan mempermainkan saya tuan Sakusa!"
Sakusa tersenyum tipis saat mendengar ocehan tak jelas dari salah satu rekan bisnisnya yang sedang duduk dihadapannya karena sudah jauh-jauh hari meminta janji dan ingin sekali bertemu dengannya.
Menyendarkan kepala dan menyilangkan kaki dari balik meja kerjanya Sakusa tidak pernah suka dengan yang namanya basa-basi.
"Katakan saja langsung apa mau mu!"
"Saya ingin menawarkan saham diperusahaan saya pada anda, sedari tadi apakah anda tidak mendengarkan apa yang sudah saya jelaskan?"
"Aku hanya mendengar jika kau menawarkan anak gadismu padaku?"
"Itu jika anda berani membayar mahal saham yang saya miliki dan saya tidak keberatan jika anda menginginkan anak gadis saya"
Sakusa tersenyum lagi dan memalingkan wajahnya tak sudi.
Orang dihadapan Sakusa itu pun semakin geram, sejak awal dia seperti dipermainkan tuan kaya raya yang bernama Sakusa Kiyoomi ini selalu tersenyum acuh saat mendengar setiap perkataannya.
Pria itu adalah tuan Arga, rekan bisnis Sakusa yang dulunya adalah seorang pengusaha yang sukses.
Namun sekarang perusahaannya diambang kebangkrutan karena keroyalan dan kemewahan kehidupan keluarganya yang suka menghambur-hamburkan uang serta sanngat suka berfoya-foya.
Ditambah karyawannya yang culas dan berhianat hingga berhasil memanipulasi keuangan di perusahaan miliknya.
Dan sekarang ia sedang berusaha menawarkan sahamnya pada pengusaha sukses kaya raya yang bernama tuan Sakusa Kiyoomi ini yang sayangnya sangat sulit untuk ditaklukan.
Setidaknya tuan Arga bisa menyelamatkan kehidupannya yang sedang diambang kemiskinan.
Tak tanggung-tanggung dia menawarkan saham beserta anak gadis satu-satunya yang ia miliki, yang menurutnya sangat menarik. Siapapun akan tergoda oleh kecantikan sang putri tak terkecuali bos besar seperti tuan Sakusa, begitu menurut pemikiran tuan Arga.
Nyatanya tidak, Sakusa sama sekali tidak tertarik dengan penawaran tersebut, perutnya merasa tergelitik saat pria dihadapannya ini selalu memuji dan mengagung-agungkan tentang keseksian dan kecantikan putrinya.
Lebih terdengar seperti menawarkan sang putri daripada menawarkan saham diperusahaannya.
"Putri saya begitu seksi dan cantik, semua orang selalu mengatakan itu pada saya dan anda pasti akan tertarik padanya"
Sakusa tersenyum lagi saat mendengarnya, sudah berkali-kali pria ini mengatakan hal itu.
"Begini saja, saya akan membawa putri saya di pesta tuan Daniel malam ini! Saya harap anda juga datang dan anda bisa menilai sendiri dan kita akan membicarakan ini lagi nanti, saya permisi"
Tuan Arga beranjak dari ruangan Sakusa dengan wajah angkuh, ia sangat yakin jika tuan Sakusa akan tertarik pada sang putri ketika sudah melihatnya sendiri. Yakin sekali jika tuan kaya raya itu akan datang padanya untuk menjadikan sang putri menjadi miliknya.
Sakusa tersenyum lagi saat tuan Arga keluar dari ruangannya, hari ini Sakusa harus datang kekantor hanya untuk menemui orang yang konyol seperti itu, ini sangat membuang-buang waktunya bersama sang kekasih. Ah Sakusa jadi rindu pada Atsumunya.
Mendial nomor telpon sang kekasih, Sakusa hanya ingin mendengar ocehan dari anak itik nakalnya.
"Omi...?"
"Iya sayang?"
"Mmpp.. Boleh aku meminta ijin padamu?"
"Tidak! Tetap dirumah baby!!!"