Terhuyung Sakusa masuk kedalam dengan Kenma yang membopong tubuhnya.
Rencana hendak menghilangkan setress dan meminum beberapa cangkir vodka saja berakhir dengan mabuk akibat meminum berbotol-botol minum alkohol tersebut.
Mabuk berat tentu saja, mengingat akhir-akhir ini Sakusa sudah tidak lagi mengkonsumsi minuman seperti itu, sejak kesayangannya bilang tidak suka saat Sakusanya berbau alkohol. Menurut saja karena dia adalah seorang budak cinta si mungil berbibir tipis itu, apapun akan dia lakukan agar kesayangannya mau dipeluk saat tidur.
Namun sekarang tidak lagi, jangan kan cinta, ingatan tentang Atsumu pun Sakusa sudah tidak ada, miris sekali memang.
.
"Kenma, kenapa ini?" Atsumu tak sengaja melihat Kenma yang membopong tubuh Sakusa yang ingin memasuki kamar
"Tuan besar mabuk"
"Mabuk?"
Tiba-tiba saja Sakusa limbung dan siap terjatuh dilantai jika saja Atsumu tidak segera mengejar dan menangkap tubuhnya
"Kenapa kau seperti ini Omi?" Lagi-lagi air mata Atsumu jatuh begitu saja saat melihat keadaan Sakusa
Kenma membaringkan tubuh sang tuan besar ditempat tidur dengan Atsumu yang membantunya, mungkin saat seperti ini Sakusanya tidak akan marah atau menjauh darinya. Atsumu hanya mencoba memanfaatkan situasi, hanya ingin memandang wajah itu lebih dekat lagi, sebentar saja.
"Tuan muda saya permisi"
"Terimakasih Kenma"
Kenma pun menunduk hormat sebelum beranjak pergi.
Puas memandang wajah sang kekasih dengan tetesan air mata yang tak ingin berhenti, sungguh Atsumu rindu, memandang wajah Sakusa sedikit mengurangi rasa rindu yang sungguh membuncah dan siap untuk membunuhnya setiap saat.
Berdiri Atsumu ingin beranjak pergi namun lengannya ditarik hingga dia limbung, sedikit saja hentakan tubuhnya sudah jatuh kedalam pelukan Sakusa
"Jangan pergi kumohon"
Atsumu hanya bisa mengangguk saja, ikut mengeratkan pelukan ditubuh sang kekasih, siapapun tolong jangan sadarkan Sakusa dulu. Atsumu ingin berlama-lama dipeluk orang ini.
Semalaman Atsumu hanya terjaga dan semakin tebal kantung matanya, tidak apa, dia hanya ingin memandang lekat wajah damai Sakusa didepan wajahnya, dia takut saat terlelap dan terbangun wajah itu kembali menatap datar tak mengenalinya.
Mengelus lembut wajah putih itu sesekali mengecup pelan bibir tipis itu, tak apa jika berbau alkohol, Atsumu akan memanfaatkannya kali ini. Tidak ingin terlalu menekan kecupannya, Atsumu takut jika Sakusa akan terbangun.
Nyatanya Sakusa tetap terusik dengan lenguhan-lenguhan tidak jelas namun enggan untuk membuka mata. Memeluk erat dan menyembunyikan wajahnya di ceruk leher kesayangan agar tidak terus dikecupi wajahnya dan tidak diusik tidurnya.
Alam bawah sadar bekerja, ini sangat tidak asing dan sangat nyaman.
.
Sakusa semakin mengeratkan pelukannya, pagi sudah tiba dan dia sama sekali enggan untuk membuka matanya. Sejak kapan dia memiliki bantal yang nyaman sangat nyaman saat dipeluk seperti ini.