Hari ini Atsumu dan Sakusa berjanji untuk bertemu disalah satu toko perhiasan untuk mengukur cincin pernikahan mereka.
Atsumu berencana akan menjenguk Kiyoko sahabatnya dikediaman Mitsu dulu sebelum pergi menemui sang kekasih yang harus pergi kekantor juga.
Atsumu hanya ingin memastikan jika Mitsu si tangan kanan sang kekasih memperlakukan sahabatnya dengan baik atau tidak.
.
Setelah dari kediaman Mitsu dan melihat sendiri bahwa Kiyoko baik-baik saja, Atsumu pun pamit pada sang sahabat untuk pergi menemui Sakusanya yang katanya sudah menunggu lama.
.
Setelah sampai pada tempat yang dituju, Atsumu sudah melihat Sakusa yang sudah sampai terlebih dahulu. Menyambutnya dan merentangkan kedua tangan ingin dipeluk.
"Omi sudah lama menunggu?"
Sakusanya mengangguk dan masih memeluk Atsumunya, mengecup keningnya sebentar kemudian Sakusa menarik Atsumu pada etalase toko perhiasan ternama di Jepang.
"Ayo pilih yang kau suka sayang"
"Omi lebih suka yang mana?"
"Kau saja yang menentukan, Omi menurut saja padamu" Sakusa mengusap-usap punggung sang kekasih yang sibuk melihat-lihat kedalam etalase kaca yang memajang beberapa cincin dan juga perhiasan yang nampak menawan
Para pelayan toko pun tersenyum manis ketika menyaksikan keromantisan pasangan yang satu ini, Sakusa yang gagah sangat cocok ketika bersanding dengan Atsumu yang nampak begitu manis dan terlihat cantik dengan hoodie putih yang dikenakannya.
"Bagaimana dengan yang ini tuan? Terlihat sederhana namun tetap elegan" Sang pelayan toko merekomendasikan salah satu koleksi perhiasan mereka
"Bagaimana menurutmu Omi?"
"Bagus"
"Mungkin anda ingin melihat dan mencobanya terlebih dahulu?"
Atsumu mengangguk dan membuat rambutnya bergoyang mengikuti gerakan kepalanya dan membuat sebagian pelayan yang melihat memekik gemas pada si kesayangan tuan besar Sakusa itu.
Saat sedang asik memilih-milih cincin untuk dihari pernikahan mereka tiba-tiba...
Prang...!!!
Salah satu etalase ditoko itu pecah terkena sebuah tembakan.
Semua orang berlarian dan berhamburan panik.
Tak terkecuali Atsumu yang memeluk tubuh sang kekasih, berlindung dan begitu ketakutan. Sejak awal Atsumu memang tidak pernah menyukai hal-hal seperti itu.
Mengapa hidupnya selalu dipenuhi dengan rasa ketakutan dan suara-suara tembakan.
Bang...!!!
Kali ini peluru tersebut hampir mengenai Atsumu dan sedikit membuat luka sobek dilengan atasnya.
"Akh-" Atsumu memekik kesakitan, lengannya berdarah
"Kurang ajar!!!"
Sakusa geram, berani-beraninya pengecut itu melukai Atsumunya
Menarik dasi dilehernya dan melilitkannya dilengan sang kekasih yang terluka. Setidaknya mengurangi agar tak banyak darah yang keluar dari lengan Atsumunya."Bawa aku pulang Omi!!!"
Sakusa pun menarik tubuh sang kekasih untuk pergi menjauh dari tempat tersebut dan diiringi para anak buahnya dengan posisi yang siaga.
.
Sakusa memasukkan sang kekasih kedalam mobil yang lebih aman dengan kaca anti peluru dan menutup kembali pintunya.