16

1.8K 58 2
                                    

Dua hari sudah berlalu semenjak kejadian Atsumu pingsan setelah menikmati makan siang pedasnya bersama kak Alisa Haiba.

Dan hingga saat ini dia masih belum diperbolehkan kuliah oleh sang pemilik hatinya itu, berlebihan memang, hanya sakit perut, lalu tidak diperbolehkan beraktifitas, bukan Sakusa namanya jika tidak berlebihan, terlebih kalau sudah menyangkut si kesayangan. Atsumu hanya menurut saja, siapa yang bisa melawan sifat otoriter yang dimiliki oleh Sakusa Kiyoomi.

Pernah sekali Atsumu membangkang tetap pergi kuliah saat sakit, alhasil dia dijemput oleh sekelompok pria berbadan kekar berpakaian formal, siapa lagi kalau bukan suruhan si tuan besar dan sejak saat itu pula kini seisi kampus tau siapa itu Miya Atsumu, Atsumu bukan lagi pemuda biasa penerima beasiswa, melainkan seorang pasangan pria konglomerat seantero Jepang. Siapa yang tak mengenal Sakusa Kiyoomi, mendengar namanya saja orang-orang bergidik ngeri, pria tampan penuh pesona namun berwajah dingin dan datar si pemilik setengah negeri.

Malu sekali rasanya dijemput saat pelajaran sedang berlangsung, sempat membantah saat dijemput, berakhir diangkat bak karung beras, seakan-akan seperti anak gadis yang tengah diculik, perintah bos besar Sakusa Kiyoomi katanya, harus membawa Atsumu kembali bagaimana pun caranya.

Mengingatnya saja membuat Atsumu geleng-geleng kepala. Dia tak akan melawan atau peristiwa memalukan itu akan terjadi lagi.

"Memikirkan sesuatu hm...?" Atsumu hanya menggelengkan kepala diatas dada Sakusa, mereka sedang cuddle di ranjang, ingin dipeluk katanya, alhasil Sakusa harus berangkat siang hari ke kantor, meluangkan sedikit waktu untuk si kesayangannya yang sedang manja ini

"Baby..." Memanggil sekali lagi, namun Atsumu hanya berdehem. Mengelus rambut sesekali menghirup aroma wangi rambut yang lebih muda

"Menurutmu apa hadiah yang paling cocok untuk diberikan pada pasangan yang akan menikah?"

"Siapa yang akan menikah Omi?" Mengangkat sedikit wajahnya menatap sang kekasih yang juga menatapnya

"Adik ku"

"Hah... Kau punya adik Omi, bukankah kau anak tunggal?" Memiringkan sedikit kepalanya, nampak berpikir, itu sangat lucu dan membuat Sakusa tidak tahan untuk tidak mengecupi wajah dan pipi gembul itu

"Bukan kandung, tapi Omi sangat menyayanginya, ah jangan bahas itu" Mengibaskan sebelah tangannya, gengsi sekali mengakui kalau dia sangat menyayangi adik angkatnya itu, saudara satu-satunya yang dia miliki

"Siapa? Apa aku mengenalnya?"

"Tentu, kau sangat mengenalnya" Berpikir sekali lagi Atsumu menyipitkan kedua matanya itu dan berakhir dicium lagi wajahnya oleh Sakusa

"Dokter Suna Rintarou!"

Nampak berpikir sejenak mendudukkan badannya terkejut.

"A-adikmu dokter Suna Rintarou begitu? Tidak mungkin itu tidak mungkin Omi"

"Dia begitu hormat padamu, cara bicaranya juga sangat sopan persis seperti yang Kenma dan Komori lakukan. Dia seperti anak buahmu yang lain, kau juga dingin padanya, mana ada saudara seperti itu"

"Kami memang seperti itu, kau tidak tau saja bagaimana sikapnya saat sedang berdua saja dengan Omi, dia sangat tidak sopan"

"Tidak mungkin, bahkan wajahnya saja sangat berwibawa"

"Wajah bisa berbohong sayang..."

"Tapi wajah dan sikapmu sama saja dingin seperti kutub utara"

"Bahkan saat dipeluk seperti ini apakah kau masih merasa kalau Omi dingin?" Ah tidak, pelukan Sakusa adalah pelukan terhangat yang pernah Atsumu rasakan. Mengusutkan lagi wajahnya suka sekali rasanya saat dipeluk seperti ini

SakuatsuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang