Satu persatu tamu undangan pernikahan Suna dan Osamu sudah melenggang pulang karena memang malam yang semakin larut.
Sedangkan Sakusa dan Suna yang asik sedari tadi berbincang pada kolega bisnisnya, tidak, lebih tepatnya orang-orang disana yang mencoba mengambil alih perhatian Sakusa, siapa tau mereka bisa lebih dekat dengan pemilik S.K Corp tersebut. Lebih-lebih bisa membuat orang terkaya tersebut menanam saham diperusahaan milik mereka atau mungkin bisa membuat sang tuan besar tersebut menjadi menantu, mereka hanya mencoba saja, siapa yang tau.
"Mbull..." Suna menghampiri sang pasangan dan merengkuh pinggang ramping miliknya
"Dimana Atsumu ku?" Sakusa juga ikut menghampiri
"Disana sedang mak-" Menunjuk salah satu meja bundar tempat Atsumu menikmati makan besarnya
"Dimana?" Sakusa lagi-lagi bertanya, karena sama sekali tidak terlihat dimana-mana si kesayangan
"Tadi disana, aku yakin!"
"Shitt!!!" Sakusa sedikit berlari mencoba sekali lagi mencari sang kekasih
"Kenma cari Atsumu ku! Hubungi Komori cepat!"
"Kak tenang" Suna menarik lengan sang kakak mencoba menenangkan. Sakusa mengerutkan dahinya pening, pikiran yang tidak-tidak sudah berkecamuk didalam pikirannya. Atsumunya tidak ada, Atsumunya hilang
"Lapor tuan!" Kenma yang baru saja datang setelah menyisir semua tempat
"Tuan muda tidak ditemukan dimana pun"
"Apa? Apa kau bilang!" Sakusa kalap menarik kerah kemeja yang dikenakan oleh Kenma
"Dimana Komori?"
"Saya menemukan Komori sudah pingsan dilantai toilet dengan satu suntikan menempel dibelakang lehernya"
"Brengsek! Cari Atsumu ku sampai dapat, kalau tidak akan ku penggal kepalamu" Kenma menunduk bergegas bergerak mencari keberadaan sang tuan muda yang menghilang
"Tenang kak aku akan membantumu"
"Begini yang kau bilang aman hah? Aku menyesal datang ke pestamu Suna"
"Kak" Suna berujar lirih, siapa yang menginginkan hal seperti ini terjadi bahkan dia sudah meningkatkan keamanan di pesta miliknya. Pasti sang penculik bukan orang biasa
.
Mereka telah menemukan titik dimana Atsumu berada mengingat mereka bukanlah orang biasa yang pasti akan sangat gampang menemukan dimana keberadaan sang tuan muda.
Sakusa kalap dia bahkan tidak menunggu timnya yang bergegas menyusul, dia bergerak sendiri, dia hanya ingin cepat menemukan Atsumu. Tidak ingin sang kekasih tergores sedikit saja kalau ia terlambat.
Menyalip kiri dan kanan mobil yang menghalangi jalannya , terdengar sahut menyahut klakson mobil yang marah akibat ugal-ugalan. Persetan! Dia hanya ingin cepat sampai, Atsumunya lebih penting daripada harus meladeni polisi yang mengejarnya. Hingga para polisi kewalahan dan kehilangan jejaknya. Ingat! Dia ahli dalam urusan ini.
Lalu sampailah Sakusa pada sebuah bangunan tua yang tak terurus, nampak seperti mansion besar namun begitu kotor, tanaman merambat liar karena dedaunan kering dimana-mana, tercium aroma anyir menyeruak di penjuru bangunan.
Kosong.
Tempat itu kosong, tidak, Sakusa tau itu hanya jebakan, ditariknya pengaman pistol di kedua tangannya, bersiap menembak siapa saja yang tiba-tiba menyerang.