Malam semakin larut namun Sakusa masih betah bergelut dengan semua pekerjaannya.
Meninggalkan Atsumu sendirian dikasur setelah memastikan sang kekasih sudah tertidur, Sakusa pun beranjak menuju ke ruang kerja miliknya.
Menghentikan sejenak aktifitasnya saat mendengar seseorang membuka pintu ruang kerjanya tanpa mengetuk lebih dahulu.
Tidak ada yang berani melakukan hal itu kecuali seseorang yang bernama Miya Atsumu, manusia menggemaskan siapa lagi kalau bukan kesayangannya.
"Ada apa baby? Ini sudah larut malam, kau harus tidur sayang!"
Atsumu berjalan menghampiri Sakusa dan duduk berhadapan diatas pangkuannya lalu menyadarkan wajahnya dibahu sang kekasih.
"Ada apa hm?" Sakusa mengusap rambut lembut si kesayangan yang tiba-tiba saja menjadi manja
"Aku tidak bisa tidur, aku masih memikirkan Kiyo"
"Kita sudah bertemu dengannya tadi, kau sudah melihatnya sendiri bahwa dia baik-baik saja"
"Aku kasian padanya Omi, dia sebatang kara sekarang"
"Lalu apa?"
Atsumu mendelik tak suka atas jawaban Sakusanya.
Sakusa mengerutkan dahinya, dia tak begitu paham atas respon sang kekasih.
Ditariknya tubuh mungil sang kekasih agar kembali bersandar padanya.
"Apa yang harus Omi lakukan, hm?"
"Bagaimana menurutmu jika Kiyo tinggal bersama kita disini?"
"Tidak!"
Atsumu mendorong tubuh Sakusa dan menatap wajahnya.
"Kenapa?"
"Bagaimana kalau Atsumu ku tidur dulu, lalu kita akan bicarakan ini lagi nanti"
Atsumu merengut dan memalingkan wajahnya karena kesal namun Sakusa lagi-lagi menarik dan memeluk erat tubuh sang kekasih.
"Tuan mudaku ini harus tidur dan istirahat, tidak boleh terlalu lelah"
Atsumu hanya diam saat merasakan usapan lembut dari sang kekasih, sesekali mengecupi lembuh wajah dan rambutnya
Hingga Atsumu tidak sadar jika matanya terpejam dan tertidur atas perlakuan lembut dari Sakusanya.
Kekasihnya itu selalu bisa mengatasi kegelisahannya.
.
Kiyoko masih termangu duduk melamun dikamar sang ayah.
Dia begitu merindukan seseorang yang selalu bersamanya, yang selalu menyayanginya dan selalu memenuhi kebutuhannya.
Pernah Kiyoko meminta pindah dengan tiba-tiba saat di hari terakhir masa semesternya, dan sang ayah pun dengan senang hati menuruti permintaannya tanpa banyak bertanya.
Saat itu Kiyoko merasa dunianya begitu indah dikala seseorang yang diam-diam begitu dicintainya dan juga menyatakan perasaan padanya.
Tentu saja Kiyoko terima karena dia juga telah lama menyimpan rasa dengan orang itu.
Hatinya berbunga-bunga saat akan bertemu janji dan akan menjawab pernyataan cinta orang tersebut.
Mereka sepakat akan bertemu disebuah taman kecil dekat dengan kediaman Kiyoko yang lama.
Senyum bahagianya mengembang disetiap langkah wanita manis ini.
Dan saat tiba ditaman itu hati Kiyoko bagai disambar petir.