"Rin..."
"Iya sayang..."
Jika dulu Suna keberatan jika dipanggil dengan panggilan seperti itu karena pendapatnya panggilan itu terdengar terlalu menggemaskan untuk dirinya yang memiliki badan besar.
Panggilan itu akan menjatuhkan harga diri otot-ototnya.
Tapi itu dulu, sekarang sudah tidak lagi, Suna sangat suka saat Osamu memanggilnya seperti itu, sangat terdengar manis, apalagi saat sang pasangan memanggilnya dengan nada yang manja. Suna sangat suka.
"Aku kasihan pada Atsumu..."
"Lalu kita harus bagaimana hm?" Suna menyelipkan poni Osamu yang mulai memanjang kebelakang telinganya, membiarkan saja sang pasangan menarik ujung kemeja yang dikenakannya
"Kau yakin kalau kakakmu akan sembuh dan mengingat Atsumunya lagi?"
"Tentu... Ada apa hm?"
"Aku beri kakakmu waktu, kalau dia tidak mengingat Atsumu juga dalam waktu dua minggu ini, aku akan membawa Atsumu pergi"
"Sayang... Kau tidak bisa begitu-"
"Ssttt" Menutup mulut Suna dengan telunjuknya
"Kalau kau tidak terima, aku yang akan pergi bersamanya"
Mengecup telunjuk Osamu dihadapannya menarik dan memeluknya, Suna harus membujuk si kesayangannya agak tidak merusak rencananya, sedikit lagi mungkin kakaknya akan kembali mengingat semuanya, hanya sedikit lagi, suna yakin.
"Kita tidak boleh ikut campur sayang" Menggoyangkan pelukannya kekiri dan kekanan, sungguh akhir-akhir ini mereka sangat jarang sekali melakukan hal seperti ini, akibat kesibukan masing-masing yang tengah menyiksa
"Rin... Aku tidak tega pada Atsumu, kau lihat sendiri kan, tubuhnya semakin kurus, lama-lama dia akan mati kalau terus begini"
Melonggarkan pelukannya, Suna ingin menatap wajah kesal Osamu, itu pasti akan terlihat sangat lucu.
"Kita tunggu sebentar lagi, hanya sebentar lagi, okey?"
Mengangguk saja Osamu sungguh hanya ingin menunggu sebentar lagi, kalau tidak jangan salahkan Osamu yang akan membawa Atsumu kabur secara diam-diam, menyembunyikannya disuatu tempat dan memberikan banyak makanan hingga Atsumu menjadi bulat.
.
Kata-kata Suna sungguh berputar-putar dipikiran Sakusa 'Datang dan tanyakan sendiri'.
Apa maksud dari perkataannya itu, apakah dia harus mendatangi Atsumu dan menanyakan pertanyaan konyol tentang apa yang dirasakannya atau menanyakan apakah suaramu yang selalu ada didalam mimpiku, begitu.
Sungguh pasti bocah itu akan menertawakannya.
.
Berjalan saja Sakusa ingin mencari tau dimana bocah itu berada, ditaman kecil itu lagi kah, pikiran Sakusa benar-benar hanya ada Atsumu, Atsumu dan Atsumu. Mengapa bukan calon istrinya yang sedang mengandung anaknya saja, Sakusa pun tidak tau mengapa.
Perkiraannya ternyata benar.
Atsumu sedang duduk lagi ditaman, namun tidak diam seperti biasanya, dia nampak sedang berbicara melalui ponselnya, nampak sangat bahagia sekali karena terlihat memperhatikan senyumnya.
Tapi mengapa Sakusa tidak suka, mengapa Sakusa menjadi egois, Sakusa merasa bahwa senyum itu hanya miliknya, dia tidak suka jika Atsumu tersenyum untuk orang lain.