Pencarian terhadap Atsumu oleh Kenma dan para anak buah Sakusa masih terus berlanjut.
Mereka memeriksa seluruh CCTV yang ada diperusahaan dan juga terus mencari diseluruh bagian perkantoran yang begitu luas dan besar itu.
Bahkan seluruh karyawan sengaja dipulangkan lebih awal agar pencarian menjadi lebih mudah, setidaknya harus mendapat petunjuk atau sedikit titik terang dimana sang tuan muda berada.
Pikiran Sakusa begitu kacau saat salah satu orangnya menemukan ponsel Atsumu yang tergeletak begitu saja disalah satu meja cafetaria kantor.
Bahkan biasanya Sakusa bisa melacak keberadaan Atsumu dengan lebih mudah dari benda kecil itu.
Tangan Sakusa bergetar hebat saat menggenggam ponsel milik sang kekasih, sepanjang hidupnya Sakusa baru pertama kali merasa setakut ini.
.
"To-ong hen-kan!"
Atsumu tercekat merasa begitu kesakitan ketika Nia terus saja menorehkan pisau kecil dibadannya, bahkan baju yang dikenakan Atsumu telah berwarna kemerahan karena lelehan darah.
"Tidak akan!!" Tangan gemulai Nia terus saja memainkan pisau kecilnya dengan santai diatas tubuh Atsumu tak peduli jika Atsumu merasa begitu kesakitan akibat ulahnya
.
Alissa berjalan cepat menenteng tas besar berisikan uang didalamnya.
Bukan merasa senang saat mendapat apa yang diinginkan, dada Alissa malah terasa sangat sakit mengingat apa yang telah ia lakukan pada Atsumu kecilnya. Terbayang senyum manis Atsumu yang selalu menyambutnya ketika ia memanggil atau mata indahnya yang tertutup rapat saat tersenyum.
Langkahnya tiba-tiba saja terhenti, Alissa berlutut di trotoar jalanan dan menyembunyikan wajahnya dilipatan tangan, menangis tak memperdulikan orang-orang yang keheranan.
"Maafkan aku Atsu, hiks...! Kumohon maafkan aku" Alissa bergumam dan menangis sejadi-jadinya
Menyesali perbuatannya tidak ada gunanya, dia sangat membutuhkan imbalan dari ulah jahatnya ini.
Alissa bergegas pergi untuk mengirim uang yang sudah didapatkannya pada sang ayah.
Dan kembali bergegas pergi berlari untuk melakukan apa yang dikatakan oleh hati nuraninya.
Dia akan menyerahkan diri.
.
Sakusa duduk dengan tenang mencoba untuk mengatur nafasnya, dia dan para anak buahnya sedang menuju hotel tempat dimana Alissa mengaku telah membawa Atsumunya.
Tadi saat masih diperusahaan, Alissa tiba-tiba saja datang padanya dan mengaku tau dimana keberadaan kekasihnya.
Salah satu staffnya itu mengaku telah membawa Atsumu dan meninggalkan disalah satu kamar hotel.
Mencoba untuk berpikir positif, Sakusa meminta wanita tersebut untuk menunjukkan dimana dia membawa Atsumunya.
Duduk diam disamping pengemudi supir yang membawanya dan juga tuan besarnya, Alissa begitu takut ketika pistol yang terus saja diacungkan padanya disepanjang perjalanan oleh salah satu anak buah tuannya tersebut siap menembaknya kapan saja.
Alissa tidak pernah tau bahwa tuan besarnya semenakutkan ini.
Mencoba merelakan saja jika akan berakhir seperti ini, setidaknya Alissa senang telah membantu biaya operasi sang ayah.
.
Bang...!!!
Nia yang tengah asik dengan pekerjaan seninya itu begitu terkejut ketika mendengar suara tembakan dan dua anak buahnya yang sudah meregang nyawa dibawah kaki orang-orang berbadan besar dengan laki-laki berkulit putih dibelakangnya.