"Kak kau pulang saja dulu, kau terlihat mengerikan"
Menggeleng Sakusa tidak ingin meninggalkan Atsumunya lagi.
"Bahkan kau tidak tidur semalaman, percaya padaku, Atsumu akan baik-baik saja"
"Apa dosis obat bius yang disuntikkan Kenma terlalu tinggi?"
"Tidak"
"Lalu mengapa Atsumu ku tidak sadar juga?"
"Kondisi badan Atsumu terlalu lemah kak, ditambah stress yang dideritanya belum lagi syok yang baru saja dialaminya, jadi wajar saja jika dia pingsan begitu lama"
Sakusa menunduk tanpa melepas genggaman tangannya di jemari kecil Atsumu.
"Ini semua salahku!" Air matanya tumpah, entah ke berapa kali Sakusa menangisi Atsumu hari ini
"Kak tenang, lebih baik kau tenagamu dulu, makan dan bersihkan dirimu, Atsumu pasti akan semakin takut saat melihatmu seperti itu
"Tidak" Lagi-lagi Sakusa menggeleng
"Jangan coba-coba memerintahku Suna Rintarou"
Suna hanya bisa diam kali ini, kakaknya yang terobsesi pada Atsumu kini sudah kembali.
Suna akhirnya pergi, membiarkan sang kakak menikmati waktu bersama Atsumu yang tidak memberikan tanda-tanda bahwa akan segera sadar sebentar lagi.
Hanya kata maaf, maaf, dan maaf yang selalu diucapkan oleh Sakusa.
Sesekali mengecupi tangan lemah si kesayangan.
Sungguh Sakusa sangat merasa bersalah, dia tidak mempedulikan penampilannya yang sudah acak-acakan, dia hanya ingin Atsumunya sadar dan kembali tersenyum padanya.
Karena terlalu lelah akhirnya Sakusa tertidur berbantalkan jemari kecil Atsumu.
Atsumu merasakan jemarinya berat dan kebas, mencoba membuka matanya yang terasa berat, kepalanya pun masih terasa pusing, mungkin akibat tidur yang terlalu lama, tenggorokannya juga kering, badannya benar-benar terasa begitu lemah.
Apa dia sudah berada dialam yang berbeda.
Ternyata tidak, Atsumu masih berada didunia, diruangan yang tak asing, salah satu ruangan yang selalu menemaninya akhir-akhir ini dengan jarum infus yang selalu saja menancap dipunggung tangannya.
Salah satu ruangan VIP rumah sakit Suna, sungguh Atsumu benar-benar muak mencium bau rumah sakit, selalu saja dia berakhir disini.
Tapi kali ini berbeda, tangannya yang tak tertancap infus terasa sangat berat, mencoba menggeser pengelihatannya, Atsumu melihat seseorang tidur dengan keadaan duduk disampingnya dengan menindih jemarinya.
Atsumu mencoba menarik perlahan tangannya, jemarinya bisa lepas bila terus digenggam terlalu erat dan ditindih seperti ini.
Merasa ada pergerakkan Sakusa segera terbangun dari tidurnya.
"Sayang kau bangun? Tunggu sebentar" Sakusa menekan tombol dengan tergesa-gesa yang ada disamping ranjang Atsumu
"Sebentar ya... Dokter akan segera datang, dimana yang sakit, katakan pada Omi"
Atsumu hanya menatap datar dengan mata sayunya, tubuhnya benar-benar lemah sekarang.
.
"Kak, aku minta maaf Atsumu tidak ingin bertemu denganmu"
Sakusa menunggu diluar saat Suna dan beberapa perawat sedang memeriksa keadaan Atsumu, sebenarnya Sakusa menolak menunggu diluar, namun Suna berkata demi Atsumu, akhirnya Sakusa mengiyakan saja dengan terpaksa.