Nyatanya memang benar, tumpukan buku yang Atsumu beli benar-benar bisa membuatnya mengurangi kebosanan Atsumu saat dirumah.
Berbagai macam jenis buku yang Atsumu beli mulai dari novel percintaan yang romantis, percintaan yang tragis, filosofi sampai dengan buku-buku sejarah. Atsumu pun bingung kapan dia mengambil buku sejarah seperti ini, tidak apa yang penting bisa dibaca.
"Baby, tidur sayang baca buku mu besok lagi"
"Tanggung sekali Omi, sedikit lagi ya?" Atsumu mengerjap-ngerjapkan mata meronanya agar Sakusa mengijinkannya untuk membaca sedikit lama
Namun nyatanya gagal, Sakusa merebut buku ditangannya menyimpan dan menarik Atsumu agar berbaring dalam pelukannya.
"Tidur!" Sakusa mengeratkan pelukannya menyembunyikan wajah Atsumu di ceruk leher miliknya, sulit sekali mengembalikan berat tubuh Atsumu seperti semula, tubuh Atsumu masih saja terasa kecil
"Omi..." Suara Atsumu teredam didalam pelukan sang kekasih
"Hm.."
"Komori pergi kemana?"
"Biarkan dia menikmati waktu istirahatnya baby" Sakusa mengecup wajah sang kekasih
"Sekarang kita juga butuh istirahat, tidur sayang!"
Atsumu mengangguk ikut mengecup leher sang kekasih.
"Jangan menggodaku sayang" Suara Sakusa terdengar serak dengan mata yang terpejam
Atsumu tersenyum.
"Aku menyayangimu Sakusa Kiyoomi"
"Hm.. Aku bahkan lebih menyayangimu tuan muda Sakusa"
.
"Maaf tuan Kenma"
"Ada apa bibi?"
Kepala maid itu sedang menyiapkan makan siang untuk para penjaga yang tinggal di kediaman Sakusa hingga ada sesuatu yang mengganggu pikirannya dan rasanya ingin sekali bertanya.
"Maaf, saya ingin menanyakan bagaimana keadaan tuan Komori?"
Bibi tau dan kebetulan saat itu menyaksikan sang tuan besar mereka begitu murka pada Komori saat mengetahui jika tuan muda mereka kembali terluka.
Hingga Sakusa kalap menghukum Komori yang menurutnya begitu lalai dalam menjaga Atsumu, hingga sang bodyguard tersebut jatuh tersungkur tak sadarkan diri dan berlumuran darah.
"Saya baru saja melihat keadaan Komori, dia masih dalam keadaan Koma bibi"
"Saat itu tuan besar benar-benar marah ketika mengetahui tuan muda terluka"
"Itu sudah menjadi konsekuensi kami bibi, saya yakin bahwa Komori bisa melewati masa kritisnya"
"Saya harap juga begitu"
"Apa maksud kalian?"
Kenma dan bibi begitu terkejut ketika sang tuan muda yang masuk secara tiba-tiba dan berada dibelakang mereka.
"Siapa yang koma? Komori? Bukankah kau bilang dia hanya libur? Kenma, kau berbohong padaku"
"Tuan muda"
"Tidak Kenma! Jelaskan padaku!
"Saya tidak bisa tuan muda"
Atsumu marah dan direbutnya pisau pemotong buah yang ada ditangan bibi dan mengarahkannya kearah lengannya.
"Bawa aku pada Komori atau aku akan melukai diriku"
"Tuan muda tolong tenang!" Bibi melangkah dan mencoba untuk memohon, namun Atsumu memundurkan langkah menjauhinya