Operasi Beruang Imut 2.0 - Bubu (Persiapan)

392 60 141
                                    

'Aku dan si Beruang nakal kembali ke rumah,'

Jan kembali menaruh hanphonenya di saku. Badannya mencondong ke arah Bayu, yang kini tertidur di bangku sebelah kemudi. Tangannya beralih mengatur sandaran, sangat hati-hati dan matanya tidak lepas dari wajah adiknya.

Aman, si beruang gak bangun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aman, si beruang gak bangun. Batin Jan.

Jan mengendarai mobilnya menuju rumah Jayendra. Hatinya meragu, seandainya matahari bisa ditahan. Jan ingin berlama-lama dengan adiknya diluar. Hanya demi melihat kejujuran dari sikap adiknya.

Mobil hitam itu berhenti, setelah melewati gerbang besar. Kali ini Jan tidak perlu setor wajah. Mansion Jayendra, tidak memiliki banyak tamu. Kecuali, Jake yang sesekali mampir.

Jan berdecak, saat ayahnya sudah berdiri dengan tangan bersedekap di dada. Persis seperti prajurit yang menunggu pusaka. Rasanya kurang dari sedetik, setelah mobil itu berhenti sempurna. Pintu disamping Bayu sudah dibuka olehnya.

"Ayah.."

"Ssst" Yaksa mengode Jan agar berhenti bicara.

Tangan Yaksa melingkar di punggung anaknya, sementara satunya lagi di lututnya. Yaksa pastikan kepala anaknya bersandar di dadanya dengan nyaman.

Yaksa tersenyum samar, dulu anak bungsunya ini selalu manja dan minta digendong. Rasanya Yaksa rela jika harus menggendong anaknya, bahkan sampai dia tua. Selama Yaksa kuat tentu saja. 

Jan hanya diam memperhatikan. Ayahnya benar-benar bersikap lembut pada Bayu. Ada cinta sekaligus kesedihan setiap kali ayahnya menatap mereka semua, terutama pada Bayu. Jan ingat saat-saat Bayu diculik, awan hitam itu benar-benar berada di atas kepala ayahnya. 

Jan menghela napasnya berat. Jika diingat-ingat ingin Jan Raka memeluk ayahnya dan mengatakan 'tenang ayah, ada Jan'.

"Kita bicara nanti di ruang kerja," ujar Yaksa pelan, saat melewati Jan Raka.

Detik itu juga, perasaan ingin memeluk ayahnya lenyap.

.

.

.

Detik berikut-berikutnya, mereka sudah duduk di ruang kerja Yaksa. Yaksa duduk di bangkunya. Diatas meja kerjanya ada tab, yang mereka kelilingi. Yaksa, Tara, Mahes dan Jan Raka.

"Jadi gimana, boleh kan Sangga pindah kampus di semester depan?" Tanya Sangga melalui sambungan panggilan video.

"Makanya lain kali jangan sok mau jauh dari keluarga lah dek," cibir Jan Raka. Reaksi yang benar-benar jauh berbeda dengan jawaban hatinya.

Sementara Tara, langsung mendekatkan tab Yaksa ke arahnya, "Kalau bubu sih seneng banget, kalau bisa pulang besok aja kak," 

"Bubu..."


Bara Bayu Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang