Opening Sequence I

208 19 46
                                    

"Ingat dan camkan ini selalu : Hanya aku yang kamu miliki di dunia ini, dan kalau aku mati, Tidak ada siapa pun yang peduli padamu. Karena kamu tidak berarti, dasar anak pembawa sial!"






.
.
.




Luke baru berusia tujuh tahun dan itu bukan kali pertamanya dia dipanggil sebagai anak pembawa sial. Apapun akan Luke lakukan,  tubuh kurus krempengnya itu akan selalu dipukul dengan gagang sapu atau dilempar dengan barang apapun yang berada di jangkauan tangan ibunya.

Tumbuh di rumah pelacuran, membuat Luke tau kalau semua hal berharga kecuali dirinya. Termasuk tas kecil milik ibunya, yang diberikan oleh seorang laki-laki ke lima belas yang masuk kamar ibunya di hari senin minggu lalu.

Tapi bagi Luke, tidak ada yang berharga. Bahkan orang-orang yang berlalu lalang. Mereka sampah dan menjijikan.

Luke bahkan memilih berhenti menerka siapa ayahnya. Padahal sebelumnya itu menjadi game menyenangkan bagi Luke. Menerka kemiripan visualnya dengan laki-laki dewasa yang masuk ke kamar ibunya.



Tugas Luke disana selain menjadi pesuruh ibunya, dia juga harus menjual botol-botol bir ke setiap laki-laki yang datang.

"Luke buatkan kopi,"

Atau membuatkan kopi untuk para tamu atau satpam.

Hingga akhirnya, seorang laki-laki yang kemudian Luke ketahui memiliki nama belakang Rothstein datang. Dia membeli ibu Luke, dan mempekerjakannya di sebuah menara tinggi.



"Ssshh.." Ringis seseorang yang paling menawan di hadapan Luke.

Ringisannya dapat dipastikan akibat usapan antiseptik pada luka di pelipisnya. Tapi tetap saja, Luke tidak bisa menahan dirinya untuk mencondongkan badannya dan mendekat.

Bara masih terpejam, butuh sedikit lebih lama lagi untuk mata indahnya menatap Luke lagi.
Bara jauh membuatnya candu, melebihi kopi dan bir yang Luke buatkan untuk para sampah.



"It's okay, baby, I promise, I'll make you feel better," bisik Luke. 

Bunyi gemericik air dari kain kasa yang Luke peras, kembali membawa pikiran Luke menjauh. Luke ingat saat dia diperintahkan untuk menjual berbagai botol bir produksi Rothstein di Macau.












-Macau-

"Brengsek!" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Brengsek!" 

"Bajuku kotor karena bir murahanmu,"

Luke hanya mampu melindungi dirinya dari pukulan orang-orang, dan mengucap maaf. Sambil sesekali menyeka sisa-sisa bir yang tadi disiram ke kepalanya.

Luke baru saja  bergabung dengan kelompok itu. Berperan sebagai utusan Rothstein, dan bekerjasama dengan seorang bernama Javier untuk mengedarkan barang-barang ilegal dengan keuntungan luar biasa.


Bara Bayu Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang