The Storm I

404 50 32
                                    

"Masih sakit?"

Bayu menggeleng menjawab ayahnya. Sambil sesekali dia menunduk, Bayu masih agak menjaga jarak dari ayahnya. Karena perkataan Yaksa. Namun, mungkin bagi Yaksa, sikap Bayu dikarenakan bentakan dari Yaksa sebelumnya.

 Namun, mungkin bagi Yaksa, sikap Bayu dikarenakan bentakan dari Yaksa sebelumnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa?" Tanya Yaksa lagi, saat melihat wajah murung anaknya.

"Kak Sangga gak angkat telfon adek," katanya, Bayu merasa ingin menangis, "Kak Mahes, dan Bang Jan juga,"



Yaksa tidak menjawab, tapi dia tau anaknya sedih karena diabaikan. Yaksa sepenuhnya paham kalau anak-anaknya yang lain sedang menghukum Bayu. Agar Bayu sadar kalau tindakannya kali ini melewati batas. Namun tetap saja, hati Yaksa ikut berat melihat sorot mata sedih Bayu.

Yaksa dengan telaten mengganti perban di nadi anaknya. Bekas sayatan pisau yang Bayu lakukan sebelum seharian bersama Jan Raka, masih tampak.

"Ayah,"

"Hm?"

Yaksa masih terpaku pada luka sayatan di nadi anaknya. Bayu sudah kembali dengan keluarga kandungnya. Tidak seharusnya Bayu terluka lagi. Yaksa merasa gagal.

"Ayah, bubu mana?"

Yaksa kini menengadah, anak bungsunya memang sudah berusia dua puluh tahun. Tapi dia masih memiliki sorot mata polos, yang selalu dirindukan oleh Yaksa. Sorot mata yang Yaksa tau, tidak akan pernah bisa dicuri oleh Jonathan. 

Yaksa menempelkan plester untuk merekatkan perban. Dia menghela nafasnya, seolah dia lelah dengan pertanyaan Bayu.



"Ada ayah, kenapa nanyain bubu terus?" katanya sambil menggelitik perut anaknya. "Hm? Kenapa?"

Bayu tertawa kecil, sambil berusaha menghindar dari kelitikan ayahnya. Seandainya terus begini, tapi tetap otak sialannya malah memutar memori suara ayahnya yang mengatakan kalau Bayu adalah seorang pembunuh. Tawa Bayu terhenti, dia menatap mata ayahnya.

"Ayah.."

"Apa? Apa lagi?" Tanya ayahnya lembut.

'Apa ayah benar-benar sayang Bayu? kalau dengan Bara, apakah ayah menerima diri Bayu sebagai Bara?'

Bukan pertanyaan-pertanyaan yang berputar di otaknya yang keluar dari bibirnya. Bayu justru memilih menggeleng,



"Kenapa sayang?" tanya Yaksa lagi dengan lembut.

Yaksa memilih untuk berada di rumah hari ini. Memastikan kedua makhluk termanis yang dimiliki Jayendra tidak berkeliaran lagi seperti semalam.

"Ayah gak kerja?" Tanya Bayu.

"Gak, mau sama anak ayah aja," Kata Yaksa sambil menjawil pucuk hidung mancung anaknya.

"Sampe kapan?" Tanya Bayu lagi,

Bara Bayu Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang