I Would Do Anything for Love

216 26 133
                                    

Di tepi kasurnya, Sangga terduduk resah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Di tepi kasurnya, Sangga terduduk resah. Perjalanannya dari Jayendra Tower kembali ke rumahnya hanya menghabiskan waktu lima belas menit dan tiga puluh menit menunggu jawaban chat atau telfon dari Bara. Sangga menyerah saat Bara tidak juga membalas pesannya atau mengangkat telfonnya. Sangga melempar handphonenya asal.

Sangga bangun, dan membuka lemarinya. Dia memasukan baju yang dia rasa perlu. Meskipun beberapa baju yang dia bawa dari London masih tersimpan rapi di dalam koper yang dia tinggalkan di mansion Erion.







"Kak Sang,"

Panggilan bubunya menghentikan tangan cekatan Sangga yang mengemasi pakaiannya ke dalam ransel. Sangga menoleh, mendapati bubunya yang sudah berada di dalam kamarnya.

"Bubu belum tidur?" Tanya Sangga.

Sangga tercenung, ada perasaan cemas yang menyisip. Semenit sebelumnya dia tidak sabar meninggalkan semuanya, dan kembali pada Bara. Dia sudah menanti momen ini sejak lama kan. Tapi, senyum manis bubunya yang tanpa praduga apapun berhasil menusuk hati Sangga.








"Gimana bubu bisa tidur," kata bubunya lembut, "anak bubu baru pulang lagi ke rumah,"

Sangga tidak sanggup, dia hanya beralih memeluk bubunya. Menyandarkan kepalanya di bahu bubu memang selalu bisa membuatnya tenang.







"Gimana kabar anak bubu ini?" Tanya bubunya lagi.

"Sangga baik bu," ucap Sangga melepaskan pelukan bubunya.

Mereka duduk di tepi kasur. Entah bubunya menyadari ransel Sangga yang terbuka atau tidak. Tapi bubunya tetap menatap Sangga lembut.




"Adek juga baik, Sangga kembali seminggu lalu, bu..."

"Bubu tau," potong bubunya, "bang Jan yang cerita," kata bubu lagi sebelum Sangga sempat menanyakan.

Tangan Tara mengelus putra ketiganya, "dan bubu gak tanya adek Bayu, kak," ucap Tara lembut, "bubu juga sebelumnya sering ketemu adek kok, bubu kan lagi tanya kakak,"







Mata Sangga memanas. Pandangannya menunduk, Sangga tetlalu malu bertemu dengan mata bubunya.

Hanya bubunya yang tidak pernah menganggap Sangga sebagai bayangan.







"Bubu kangen banget sama kak Sangga, adek juga," Pandangan Tara menunduk, mengingat kembali semua yang terjadi di rumah mereka. Hingga menyebabkan anak bungsunya pergi.

"Maaf ya, adek jadi pergi lagi dari rumah, kak," kata bubunya, bisa Sangga lihat, air mata yang mengumpul di mata bubunya. Tinggal tunggu jatuh.

"Kak Sang, jadi kepisah lagi sama adik kembarnya,"







Air mata Sangga lah yang jatuh, tanpa bisa dia cegah. Seandainya bubu menyadari apa yang dia lakukan pada anak bungsunya, saat bubu menelfon.

"Maaf ya, bubu gak masak apa-apa buat nyambut kak Sang pulang," kata bubunya lagi.

Bara Bayu Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang