Sanggara : Tempat Kembali

297 27 48
                                    

Flashback

Delapan tahun setelah Bayu diculik

Gerimis tipis membasahi kaca mobil perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gerimis tipis membasahi kaca mobil perlahan. Membuat noktah-noktah kecil di kaca mobil Bang Jan yang berdebu. Benar saja saat Bang Jan mengaktifkan wiper mobilnya, kacanya malah seperti dikuas coklat lumpur.







"Ah.. sial," maki Jan.

Sangga tidak beralih dari kaca jendela di sisinya. Pandangannya menatap lurus. Aspal yang mulai menggelap karena rintik gerimis hujan, mengingatkan Sangga pada teriakan bubunya semalam.

"Bayu!"





"Kalau hujan tuh, deres aja langsung please!" omel bang Jan lagi.

Kali ini berhasil menarik perhatian Sangga. Gimana tidak, hari ini Sangga pindah ke SMP yang satu yayasan dengan tempat bang Jan sekolah, dan pagi tadi Bang Jan dengan keras kepalanya meyakinkan ayah mereka untuk berangkat lebih dulu.

Sangga dan Bang Jan akan diantar oleh supir mereka, begitu kata bang Jan. Padahal bang Jan sendiri yang nyetir. Kalau ayah tau, ayah bisa marah. Tidak ada yang tau kecuali Sangga dan Kak Mahes, kalau bang Jan sudah nekat membawa mobil dan mengendarai motor sejak usianya baru lima belas tahun. Dua tahun lalu.








Sangga mendelik, "kenapa gak minta dicuci sama pak Rudi, supir kita sih, bang?"

"Gak, pak Rudi ancam abang, kalau gak bantu cuci mobil, dia ngadu sama ayah," jawab Bang Jan.

Sangga mengerjapkan matanya. Hebat juga pak Rudi (supir mereka sekaligus suami bi Sum) bisa mengatur bang Jan yang memang nakalnya diluar batas.

Sangga berdecak, "terus kenapa gak diantar pak Rudi aja hari ini?"

"Eits, gak dong, kan ini hari pertama lu pindah sekolah," ujar Bang Jan, sambil mengedipkan sebelah matanya.

Kening Sangga mengerut, "hubungannya?"

"Orang-orang harus tau lu adek gue," jawab bang Jan sambil mengusak rambutnya.




Sangga cuma berdecak sambil berusaha menjauh. Sangga lupa sejak kapan dia mulai bicara panjang lebar dengan Bang Jan, seperti ini.

Sejak Bayu, adik kembarnya meninggal. Setidaknya itulah yang Sangga percaya. Menurut Sangga, keluarganya hanya tidak mau menerima kenyataan kalau Bayu sudah meninggal. Seiring bertambahnya usia, Sangga jadi menyadari kalau omongan om Jonathan benar adanya. Bayu memang selalu lebih disayang dibanding Sangga.




Sangga ingat saat dia menjuarai olimpiade saat sekolah dasar, ayahnya menatapnya haru sambil berkata, "seandainya Bayu masih sama kita, pasti Bayu juga bangga banget sama kakak,"

Jangan sejauh itu, jika memorinya ditarik mundur lebih jauh lagi. Saat Sangga tidak lagi mengurung dirinya di kamar. Saat akhirnya dia menyetujui untuk tidak lagi sekolah di rumah. Kak Mahes juga berkata, "seandainya dek Bayu masih sama kita, pasti Sangga berangkat bareng dek Bayu ke sekolah,"



Bara Bayu Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang