49. Januari

235 20 16
                                    

"Hati-hati keseleo sama typo!"
























Psssttt... Sepertinya, lagu Januari milik Glenn Fredly cocok untuk menemani mu membaca chapter ini.















































"Ikhlaskan. Kalo memang jodoh, bakalan kembali lagi."


































***

Tio dan Bella duduk berdua di salah satu kafe yang udah mereka janjikan untuk ketemu. Bella datang lagi setelah kepergiannya beberapa saat kemarin. Kali ini dia datang sendiri tanpa Jeremi. Pertemuannya dengan Tio untuk membicarakan hal yang belum mereka selesaikan.

"Mukamu kusut banget? Berbanding jauh dari terakhir kali kita ketemu," Bella bertanya sambil menyantap cheese cake di depannya. "Mata pandamu timbul lagi, kurang tidur?"

"Banyak pikiran Bel."

"Masalah kemarin belum beres?"

Tio menggeleng, "malah makin parah."

"Aku udah bilang kan kemarin kalo aku udah cerita semuanya ke Theana? Kamu belum ada jelasin lagi ke dia?"

Tio menggeleng lagi.

"Selama ini kenapa kamu bohong?" tanya Bella.

Tio mengangkat kepalanya yang semula tertunduk, menunggu kalimat Bella selanjutnya.

"Kenapa kamu bohong kalo kamu sebenernya masih jalin hubungan sama aku? Kenapa kamu bohong kalo hubungan kita udah selesai? Kenapa kamu bohong bilang lagi sibuk padahal aslinya kamu ketemu Jennie? Kenapa semua itu kamu tutupin dari Theana?"

"Kalo aku nggak cerita sama Theana, mau sampai kapan pun kamu nggak akan ceritain semua itu kan?" tanya Bella. "Theana pasti kecewa karena dia tau fakta ini dari orang lain. Dia pasti kecewa karena selama ini dibohongin sama kamu. Kata kasarnya, disini dia pacaran sama suami orang Yo. Kamu paham kan kecewanya dia gimana? Kenapa dari awal nggak jujur aja sebelum kamu pacarin dia?"

"Aku takut dia bakal menjauh Bel."

"Menjauh? Dia taunya kamu duda aja masih dia terima, kan? Nggak ada salahnya kamu jujur dari awal, dia pasti bakal paham kalau kamu jelasin pelan-pelan. Sekarang kamu liat kan sendiri, kamu mikir kalo ngomong diakhir dia bakal paham dan nerima semuanya, ternyata nggak Yo. Dia tetep rasain kecewa. Menjauh di awal lebih baik daripada kayak sekarang. Hubungan kalian udah jauh, rasa sakitnya makin kerasa."

"Sekarang yang kamu takutin beneran kejadian, Theana beneran menjauh," lanjut Bella. "Dan juga kamu harus tegas mulai sekarang Yo. Jangan apa-apa luluh sama mulut manis temenmu itu."

"Sekarang aku bingung gimana minta maaf ke Theana."

"Penyesalan selalu dirasain di akhir sih memang," balas Bella. "Kamu harus bertindak. Pas pdkt kamu jor-joran deketin, kenapa pas buat kesalahan kamu setakut ini buat minta maaf? Kalo dia nggak mau angkat telpon, datengin ke tempatnya. Omongin baik-baik, jangan kasar, jangan emosian, kamu yang salah jangan malah kamu yang nyari pembelaan."

"Kamu juga cerita udah deket sama ayahnya, kenapa nggak hubungi beliau untuk minta ketemu anaknya?"

"Kalo aku hubungi ayahnya, tentunya nggak nyaman Bel. Mereka taunya hubungan kami baik-baik aja. Aku nggak mau makin memperbesar masalah dan libatin mereka."

𝐒𝐈𝐀𝐍𝐈𝐃𝐀; 𝐒𝐢𝐚𝐩 𝐍𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐃𝐮𝐝𝐚 (𝐒𝟏 & 𝐒𝟐)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang