"Hati-hati keseleo sama typo!"
08.45 AM GMT.
Sepasang pasangan muda masih berbagi kehangatan di balik selimut tebal di salah satu bilik hotel mewah di kota Tokyo, Jepang. Negeri Sakura begitu sebutannya, menjadi pilihan Tio dan Thea untuk menghabiskan waktu libur tahun baru mereka. Yang dimana sesi liburan kali ini juga menjadi pengganti honeymoon mereka yang sempat tertunda kemarin. Setelah berkompromi dengan keluarga, diputuskan bahwa hanya mereka berdua aja yang berangkat. Karena kalo dibawa semua, bisa kering dompet Tio. Sebenernya Tio juga pengen bawa Aji, tapi karena liburan mereka ini bertepatan dengan sekolah Aji yang udah masuk seperti biasa, jadi Aji batal buat pergi.
Namun, tenang aja, Aji nggak marah atau merasa kecewa karena dia juga ngerti dengan situasinya. Jadi, Tio menjanjikan bakalan bawain Aji liburan tunggu adeknya ini udah lahir. Biar sekalian liburan keluarga. Kalo mau yang dekat, liburan di Indonesia aja nanti tunggu Aji libur sekolah. Sekarang tugasnya Tio mah ngumpulin duit dulu. Soalnya pasti bakalan banyak pengeluaran lagi. Pengeluaran paling dekat ya tentunya waktu Thea lahiran nanti.
Disaat matahari udah menampakkan dirinya tanpa malu-malu, Tio dan Thea masih sibuk dengan mimpi mereka. Dua pasangan muda itu sampai di negara tujuan di sore hari kemarin. Memutuskan untuk langsung singgah ke hotel lalu mencari makan malam, dan berakhir berisitirahat sampai pagi hari ini. Yang dimana, waktu sarapan pagi pun udah hampir berakhir.
Yang lebih muda, tersadar lebih dulu dari tidur nyenyak mereka. Thea mengusap matanya dengan perlahan sembari menyesuaikan penglihatannya dengan cahaya kamar hotel mereka. Dia agak kesusahan bergerak karena tangan Tio yang melingkar diperutnya, lalu kepala laki-laki itu yang bersembunyi dibelakang lehernya. Hembusan napas Tio terasa hangat di pelukan erat mereka sejak semalam.
Pelan-pelan Thea mengubah posisi, membalikan badannya hingga kini ia bisa berhadapan dengan sang suami. Udah hampir 5 tahun Thea mengenal Tio, dan terhitung udah enam bulan dia tinggal seatap dengan laki-laki itu. Entah kenapa, dia masih selalu terpukau dengan visual yang suaminya itu miliki.
Rahangnya yang tegas, hidungnya yang mancung, kedua mata yang bulat besar layaknya seekor anak anjing menggemaskan, lalu dua belah bibir yang tipis dengan sentuhan setitik tai lalat disudutnya. Terakhir luka tanpa sengaja terletak disudut kanan matanya yang bukannya membuat cacat tapi justru menambah ketampanan yang suaminya punya. Thea juga baru menyadari bahwa Tio memiliki alis dan bulu mata yang tebal. Thea sendiri yakin, kalo Tio dilahirkan menjadi seorang perempuan, kecantikannya pasti tak tertandingi.
Thea mengarahkan tangannya untuk mengusap pipi suaminya, ditepuknya pelan hingga menimbulkan kerutan di kening sang suami. Tio terganggu. Nggak lama setelah itu kedua mata yang sedari tadi terpejam, perlahan terbuka sempurna. Tio mengerang pelan lalu menarik Thea agar merapatkan kembali tubuh mereka, wajah Thea kini berhadapan dengan dada bidangnya yang dilapisi piyama berwarna putih. Senada dengan piyama yang Thea kenakan.
"Bobo sayang," gumamnya pelan sambil mengusap punggung Thea.
Thea menggeliat, mengangkat sedikit kepalanya untuk menatap sang suami. Mata laki-laki itu kembali terpejam. "Udah siang loh mas," katanya.
"Nggak papa, bobo lagi," Tio nggak peduli dengan waktu yang terus berputar. Kalo tadi hanya tangan yang melingkar di perut Thea, sekarang kakinya juga ia lingkarkan dibadan istrinya itu. Memeluk erat Thea layaknya sebuah guling.
"Sesak tau," Thea protes, menggeser sedikit badannya agar menjauh dari Tio. "Ayo bangun ini udah hampir jam sembilan."
"Masih awal."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐈𝐀𝐍𝐈𝐃𝐀; 𝐒𝐢𝐚𝐩 𝐍𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐃𝐮𝐝𝐚 (𝐒𝟏 & 𝐒𝟐)
أدب الهواة𝘉𝘦𝘳𝘢𝘸𝘢𝘭 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘥𝘢, 𝘛𝘩𝘦𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘦𝘴𝘰𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘶𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘺𝘢 𝘳𝘢𝘺𝘢. 𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢...