"Hati-hati keseleo sama typo!"
***
"Ibu, semester depan ada ngajar matkul anak semester enam nggak bu?"
Mata kuliah yang Thea ajar untuk semester ini udah berakhir, pas banget hari ini karena minggu depan, jadwal UAS udah ditetapkan kampus. Thea yang hari ini ngajar anak semester 5 di ruang F1, masih duduk di kursinya sembari nungguin mahasiswanya beres-beres perlengkapan mereka—ya walaupun cuma satu buah binder dan pulpen. Mahasiswanya masih pada diem di kelas, katanya si Galih sih pengen ngeliatin Thea lebih lama. Nah pertanyaan barusan pun, juga keluar dari mulut cowok berbadan tiang itu.
"Nggak tau deh, nanti di cek lagi," jawab Thea. "Tergantung pak Tio nya sih," sambungnya.
"Emang kenapa harus pak Tio?" Galih keliatan jengkel. "Rata-rata mata kuliah yang ibu ajar pasti dibantu sama pak Tio juga. Jangan-jangan ini kemauan pak Tio nya sendiri," tuduh Galih.
Thea terkekeh di kursinya. Apa yang dibilang Galih emang bener. Di tiap semester Tio bisa megang lebih dari 10 mata kuliah, karena beliau juga sibuk jadi dia dibantu sama Thea juga buat ngajar di tiap kelas. Selain Thea, ada dosen baru lainnya juga kok. Cuma khusus prodi Ilmu Politik, hampir rata-rata Thea yang bantuin Tio di beberapa mata kuliah yang di pegang dosen yang merangkap sebagai ketua program studi itu.
"Yee suka-suka pak Tio nya lah, emang lu siapa ngatur-ngatur?" Ratna memulai pertikaian.
"Lah kan gue cuma nanya. Lagian lu kenapa nyolot, emang lu bu Theana?"
Thea menggelengkan kepalanya, sudah biasa. Selama hampir satu tahun jadi dosen ketemu mulu sama duo tukang ribut itu. "Ribut lagi," tegur Thea. Herannya, Galih dan Ratna ini tiap duduk dikelas malah deketan, pulang pergi ke kampus berdua, ke kantin berdua, kemana-mana berdua, tapi ribut terus. "Pacaran aja kenapa sih kalian?"
"Ogah," Ratna.
"Najis," bales Galih, yang dimana Ratna langsung nyubit tangannya kuat-kuat. Thea yang ngeliat itu jadi keinget dia yang sering nyubit perut Tio kalo lagi kesel.
"Ibuuu," adu Galih sambil meringis kesakitan.
Thea hanya mengangkat bahu, nggak mau ikut campur. "Emang kalian nggak bosen apa ketemu ibu mulu tiap semester?" tanyanya.
Semua mahasiswanya menggeleng kompak, "nggak bu."
"Mana ada bosen kalo yang ngajar dosen cakep begini, ye nggak?" tanya Galih meminta persetujuan teman-teman kelasnya.
"Inget Galih, yang lu goda udah punya pawang," Ratna melirik Galih sekilas.
"Ya ilah, gampang kali pak Tio mah, bestie gue ama dia," bales Galih. Ini untung dosennya Thea ya, manusia berhati lembut yang jarang marah, coba kalo dosen lain, udah habis kali mulut Galih di gosok pake sepatu. Makanya Thea tuh jadi dosen favorit di kalangan mahasiswa prodi Ilmu Politik, setelah bu Irene.
"Kalo bestie, lu nggak mungkin ngulang di mata kuliah Pembangunan Politik," sindir Ratna, Galih kicep, temen-temen yang lainnya ngetawain nasibnya.
"Loh, emang Galih ngulang di matkul itu?" tanya Thea penasaran.
Galih ngangguk malu, "suami ibu itu pelakunya."
"Kenapa bisa? Temen-temen lainnya gimana, ada yang ngulang juga selain Galih?" tanya Thea. Dia yakin, diantara mahasiswa disini pasti ada yang sekelas sama Galih di semester lalu. Dan dua orang mahasiswa angkat tangan, keduanya adalah sohib Galih. "Oh ini sih, kayaknya emang kalian yang bloon," kata Thea jujur.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐈𝐀𝐍𝐈𝐃𝐀; 𝐒𝐢𝐚𝐩 𝐍𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐃𝐮𝐝𝐚 (𝐒𝟏 & 𝐒𝟐) ✓
Фанфикшн𝗟𝗲𝗲 𝗧𝗮𝗲𝘆𝗼𝗻𝗴 𝗳𝘁. 𝗡𝗖𝗧 (𝗔𝗹𝘁𝗲𝗿𝗻𝗮𝘁𝗶𝘃𝗲 𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗲) 𝘉𝘦𝘳𝘢𝘸𝘢𝘭 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘥𝘢, 𝘛𝘩𝘦𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘱𝘢...
