"Hati-hati keseleo sama typo!"
"Ale doain semoga uncle Tio dikasih anak yang nakal, cerewet, bikin uncle pusing, pokoknya nakalnya lebih parah dari Ale. Biar uncle rasain!"
***
Rumah baru. Hari ini adalah peresmian serta syukuran rumah baru milik Tio dan Thea yang akan mereka tempati sampai masa tua nanti. Hunian yang menjadi peristirahatan mereka yang akan dikunjungi anak dan cucu ketika hari libur datang. Bukan hanya untuk tinggal, melainkan untuk menjadi tempat dimana mereka akan selalu menikmati secangkir kopi panas dan teh hangat bersama di setiap pagi dan sore hari.
Satu minggu sebelum pindah rumah, Tio sibuk mindahin segala properti yang ada di rumahnya yang lama. Karena masih banyak yang dibutuhin, dia juga beli properti baru ditemenin Thea. Awalnya Thea masih belum tau tentang rumah baru ini, karena dia pikir setelah nikah nanti bakalan tinggal di rumah Tio yang lama dulu. Ternyata, tiga hari setelah resepsi nikahan mereka kemarin, Tio baru cerita kalo udah punya rumah baru yang akan jadi rumah mereka.
Hanya Thea sendiri yang baru tau tentang hal ini, karena pas Tio cerita malem itu di rumahnya mama Sisil, semua orang yang ada disana termasuk orang tuanya cuma bereaksi seadanya aja. Nggak kayak Thea yang harus kaget sambil bingung dan mikir 'kapan Tio bikinnya?' Dari sini Thea makin yakin, kalo isi pikiran suaminya ini memang sulit ditebak. Udah menikah pun, masih ada sisi misterius dari laki-laki itu yang belum banyak dia tau.
Oke tenang, sisi misterius itu bakalan Thea gali di kehidupan mereka setelah menikah ini.
Lalu hari ini, rumah yang didominasi warna putih dan abu dengan dua lantai; empat buah kamar di lantai atas dan dua buah kamar di lantai bawah, taman mini dihalaman depan rumah yang sudah dihidupi beberapa bunga dan satu buah pohon mangga yang belum terlalu tinggi. Lalu di bagian belakang ada lapangan yang nggak terlalu luas yang belum di eksekusi, dan satu buah kolam renang yang berdampingan dengan kolam ikan mini yang menempel dengan dinding dapur. Rumah yang dibilang cukup besar itu—karena Tio katanya bakalan memproduksi banyak anak, kini dipenuhi oleh keluarga dan teman-teman dari keduanya untuk meraimaikan acara syukuran rumah baru ini.
Dimulai dengan doa bersama, makan-makan, sekarang semuanya lagi ngobrol-ngobrol aja. Setiap kelompok orang beda cerita; kelompok bapak-bapak bahas bisnis sama hewan piaraan, ibu-ibu bahas resep masakan, perabotan rumah tangga kadang juga gosipin artis dan tetangga, para bujangan bahasin motor, ngegame sambil ngomongin cewek yang dideketin, terus terakhir nih para bocil yang sekarang entah ada dimana. Tadi sih, katanya—Aji dan Ale lagi keliling rumah baru ini. Soalnya Ale penasaran sama kamar baru Aji yang punya balkon dan langsung ngadep ke arah matahari terbenam.
"Jadi Jamal kapan nih nyusul?" pertanyaan dari pak Agung. Laki-laki yang menyandang status baru sebagai mertua Tio itu, duduk bersandar di sofa berdampingan dengan besannya—papa Marten.
"Ya ilah pak, Tio aja baru dua minggu nikah. Santai dulu lah," jawab Jamal sambil mengibas tangannya. "Tanyain juga nih yang diem-diem aja dari dulu," Jamal sengaja nyenggol badan Yudha dengan sikutnya.
"Lah yang ditanyain kan lu," Yudha nggak terima—bisa juga dibilang menghindari pertanyaan dari pak Agung.
"Dua-duanya dah, kan sama-sama belum nikah," bales Tio.
"Sombong," seruan kompak Jamal dan Yudha.
"Belagu emang orang yang baru nikah, lupa dia kalo pernah galau sambil karaokean di rumah gue," langsung di ulti Yudha dah tuh si Tio. "Coba inget-inget, siapa dulu yang ngelap air mata lu pas nangis?"
![](https://img.wattpad.com/cover/354674664-288-k373059.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐈𝐀𝐍𝐈𝐃𝐀; 𝐒𝐢𝐚𝐩 𝐍𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐃𝐮𝐝𝐚 (𝐒𝟏 & 𝐒𝟐) ✓
Fanfic𝗟𝗲𝗲 𝗧𝗮𝗲𝘆𝗼𝗻𝗴 𝗳𝘁. 𝗡𝗖𝗧 (𝗔𝗹𝘁𝗲𝗿𝗻𝗮𝘁𝗶𝘃𝗲 𝗨𝗻𝗶𝘃𝗲𝗿𝘀𝗲) 𝘉𝘦𝘳𝘢𝘸𝘢𝘭 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘥𝘢, 𝘛𝘩𝘦𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘱𝘢...