𝟸𝟽. 𝚃𝚑𝚎𝚊 𝙻𝚊𝚑𝚒𝚛𝚊𝚗 𝚃𝚒𝚘 𝙿𝚒𝚗𝚐𝚜𝚊𝚗

131 17 5
                                    

"Hati-hati keseleo sama typo!"











***

Memasuki minggu ke 36 atau 9 bulan sudah usia kehamilan Thea. Tinggal menghitung hari untuk perkiraan lahiran. Setelah konsultasi ke dokter Risma dan dan melakukan pemeriksaan USG lagi, hari perkiraan lahiran Thea tercatat kurang lebih 3 hari lagi. Jadi sebagai suami, Tio udah menyiapkan banyak hal. Mulai dari perlengkapan persalinan dan juga menghubungi kedua orang tua Thea. Dan semenjak kemarin, pak Agung dan bu Lina udah menginap di rumah sambil menunggu Thea lahiran.

Thea pun udah mengambil masa cutinya semenjak 1 bulan lalu. Jadi dia udah nggak ngajar di kampus lagi, fokus diem di rumah aja sambil nungguin anak kembarnya lahir. Pagi ini, sebelum Tio berangkat ke kampus, Thea ditemani Tio untuk sarapan bersama. Dengan bubur yang dibuatin bu Lina, mereka sarapan bareng di meja makan. Tapi Tio dan Thea memilih di ruang keluarga karena sofa disana empuk, lebih enak buat Thea duduk.

"Selamat pagi jagoan ayah," sapa Tio menyapa si anak kembar yang ada di dalam perut Thea. Thea meringis perlahan, karena tendangan pelan yang dilakukan oleh si kembar. "Eh jangan ditendang perut bundanya, mending kamu keluar aja biar nanti bisa nendang bola sama abang Aji," kata Tio lagi.

Tendangan itu muncul lagi, bahkan Tio pun bisa ngerasain lewat tangannya yang menempel di perut Thea. "Yee ngeyel banget sih kamu, liat itu bundanya kesakitan."

"Aduh," Thea beneran mengaduh kesakitan.

"Heii bocil, jangan kayak gitu. Mau nanti ayah yang nendang kalian berdua, hm?" Omel Tio sambil memperhatikan perut Thea yang bergerak pelan. "Masih nendang nggak sayang?" Tanyanya.

"Nggak terlalu, gerak pelan aja."

"Lagi joget ya lu berdua?" Tanya Tio.

Thea terkekeh, memang hampir setiap hari, dia dan Tio selalu mengajak calon anak mereka ini mengobrol. Tio lah orang yang paling aktif, mana sering ngomel-ngomel lagi kalo calon anak mereka ini terlalu kuat pas nendang nendang perut Thea.

"Udah mau jam delapan mas, nggak berangkat? Aji masuk jam delapan katanya," ucap Thea. Sekolah Aji hari ini katanya emang masuk agak telat, jadi dia belum berangkat sampai sekarang. Soalnya emang belum belajar, masih sibuk persiapan lomba buat 17an.

"Aji, udah belum?" Tanya Tio dari ruang keluarga.

"Sebentar ayah," jawab Aji dari dapur sana.

Tio mengangguk singkat, lalu kembali menyibukkan diri untuk mengobrol dengan dua calon anaknya. "Dedek, ayah berangkat kerja dulu ya. Kalian berdua jangan nakal, jangan bikin bundamu sakit. Nanti kalo mau keluar, tunggu ayah ada dirumah aja ya? Biar bisa bantu bawa kalian ke rumah sakit, biar bisa nemenin kalian pas lahiran, paham?"

Tendangan kecil muncul sebagai respon. "Pinternya," Tio mengecup perut Thea dan mengelusnya perlahan.

"Ayah, aku udah siap," kata Aji dengan tas gendong di punggungnya. Bocah yang sekarang udah kelas 2 SMP itu, hari ini tampak begitu semangat. "Ayo ayah, hari ini aku ada lomba tarik tambang lawan kelas sebelah."

"Kok malah ikut tarik tambang?"

"Biar bisa menarik hati lawan jenis," jawab Aji.

Jawaban yang bikin pak Agung ketawa. Bapak Thea itu juga baru selesai sarapan dan sekarang tinggal ngopi ganteng aja di ruang keluarga sambil nonton tv.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 11 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐒𝐈𝐀𝐍𝐈𝐃𝐀; 𝐒𝐢𝐚𝐩 𝐍𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐃𝐮𝐝𝐚 (𝐒𝟏 & 𝐒𝟐)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang