𝟷𝟹. 𝙱𝚎𝚛𝚊𝚗𝚝𝚎𝚖

216 22 23
                                        

"Hati-hati keseleo sama typo!"






"Aku males ngomong, ayo langsung berantem aja."



















***

Udah sebulan lebih dilewati setelah kunjungan Tio dan papanya di rumah Thea waktu itu. Juga udah sebulan lebih semenjak mbah putri ngizinin Tio untuk menjalin hubungan serius dengan Thea, walau masih dalam masa pantauan kurang lebih enam bulan. Sejauh ini hubungan mereka; Tio dan Thea semakin membaik. Mbah putri, mamanya Miyana dan juga Miyana udah pulang ke Wonosobo seusai tahun baru kemarin. Thea sekeluarga nganterin sampe bandara aja, bahkan Tio juga ikut serta. Lumayanlah, cari muka di depan Mbah putri.

Kepergian Mbah putri cukup bikin Thea sedih, tapi kepergian Miyana bikin dia senang level maksimal. Ya siapa yang nggak seneng kalo orang yang selalu ikut campur urusannya udah pergi?

Di tahun ini, sejak awal semester yang dimulai di awal bulan februari kemarin, Thea memulai kegiatan barunya sebagai dosen. Akhirnya setelah perjalanan panjang, dia bisa sampai di tahap ini; bisa kerja dan punya penghasilan sendiri. Sejauh ini ada dua mata kuliah yang diajar Thea di kampus ini; Marketing Politik dan Komunikasi Politik. Salah satu dari mata kuliah itu, dia lakuin sama-sama dengan Tio. Jadi sebelum UTS diajar sama Thea dulu, baru setelah UTS berlangsung baru Tio yang ngajar, sampai UAS. Maklum lah ya, Thea masih dosen baru.

Sekarang, Thea ngajar di salah satu kelas anak semester 4. Kurang lebih ada sekitar 42 mahasiswa di kelas itu. Ini pertama kalinya Thea ngajar di kelas ini meskipun udah Minggu kedua perkuliahan di mulai, karena di Minggu kemarin bertepatan dengan tanggal merah. Jujur aja, diliatin banyak mahasiswa begini, Thea tuh agak gugup.

"Ibu dosen baru ya?" Tanya salah satu mahasiswa; cowok dengan kemeja flanel untuk nutupin kaos item sebagai dalamannya.

Thea mengangguk, sesi perkenalannya udah dimulai tadi.

"Iya bener, baru pertama kali liat, kan?"

Mahasiswanya pada ngangguk.

"Akhirnya setelah tiga semester kemarin ketemu yang keriput dan killer killer, sekarang dikasih yang manis manis," goda cowok itu. Yang nggak lama langsung mengundang sorakan dari temen sekelas.

"Le mineral kali tuh," celetuk cowok dipojokan.

"Mulaii," seru cewek yang duduk paling depan. "Baek baek lu pada godain bu theana, di serang pawangnya mati kutu lu semua."

"Emang ibu udah punya pacar bu, atau udah nikah?" Tanya cowok berkemeja flanel tadi. Bagi Thea dia paling ganteng di kelas ini.

Thea menggeleng, terus nunjukin dua telapak tangannya, "masih kosong nih."

Cowok kemeja flanel tadi langsung rapiin kemeja dan rambutnya, "asek, siap menjadi pria pertama yang masangin cincin di tangan ibu."

Emang keliatan banget buayanya.

"Belum nikah belum tentu belum punya pacar. Pacar gimana Bu? Pasti udah punya kan, soalnya ibu cantik," tanya cewek yang tadi lagi. Ini mendadak seisi kelas bukannya belajar malah sesi tanya jawab.

"Kalo ini sih no comment ya," jawab Thea sambil ketawa. Rasa gugupnya tadi langsung lenyap karena mahasiswanya bisa mencairkan suasana. "Karena mata kuliah ini ada 3 SKS, jadi satu jam pertama kita pakai buat sharing sharing dulu ya. Santai aja kalo sama saya."

𝐒𝐈𝐀𝐍𝐈𝐃𝐀; 𝐒𝐢𝐚𝐩 𝐍𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐃𝐮𝐝𝐚 (𝐒𝟏 & 𝐒𝟐) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang