𝟷𝟶. 𝙺𝚊𝚕𝚘 𝚐𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚛𝚌𝚊𝚗𝚍𝚊 𝚢𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚜𝚎𝚝𝚎𝚛𝚞

197 14 13
                                    

"Hati-hati keseleo sama typo!"

"Bersaing secara jantan, peduli setan kalo lu masih main dengan cara cupu itu—mau didukung eyang atau mbah putri sekalipun, gue nggak takut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bersaing secara jantan, peduli setan kalo lu masih main dengan cara cupu itu—mau didukung eyang atau mbah putri sekalipun, gue nggak takut."


















***

Sore itu, Tio duduk di gazebo belakang rumah mama Sisil. Hari ini dia cuma ngajar 3 kelas, dan setelahnya langsung pulang ke rumah. Dan ini juga udah termasuk hari terakhir dia ngajar, karena setelahnya UAS akan diadakan. Hari ini merupakan hari kelimanya tanpa Thea, karena Thea yang udah balik ke rumah bapaknya. Kemungkinan sampe tahun depan, waktu tahun ajaran baru dimulai. Kesepian deh Tio.

"Bang," Tio noleh waktu papa Marten dateng nyamperin dia sambil bawa pakan ikan. Sore-sore begini emang waktunya ikan-ikan di kolam dikasih makan. "Nggak keluar?"

"Agak maleman nanti, badminton."

"Bareng konco-koncomu itu?"

"Siapa lagi?" Tio terkekeh. Tangannya juga ikutan naburin pelet ikan ke kolam.

"Kapan-kapan ikut papa survei lokasi lah bang," ajak papa Marten tiba-tiba.

"Yang dimana?"

"Ada lokasi baru, rencana mau di tanem kelapa sawit, tapi mau papa survei dulu kira-kira oke nggak kalo dibangun sarang walet lagi."

"Kok nggak ngomong papa beli tanah lagi?"

"Dih, emang gue make duit lu?" tanya papa Marten songong.

Tio mendecak, "ya kan basa basi kek. Daerah mana tuh?"

"Di kabupaten tempat Theana tinggal, lumayan deket lah sama rumah dia. Kurang lebih 30 menitan."

"Boleh pa, yuk besok aja," ajak Tio semangat.

"Yee itu mah mauan lu ketemu Theana."

Tio nyengir, cengirannya nggak berhenti sampai mama Sisil dateng bawain sebuah nampan yang isinya ada dua gelas kopi sama beberapa potong kue.

"Ngapa lagi nih anak senyum-senyum sendiri," kata mama Sisil heran.

"Papa mau ngajak aku ngedate ma," jawab Tio.

"Ngajakin mama aja nggak pernah tiba-tiba ngajakin kamu, angin darimana itu?"

Bahu papa Marten disenggol Tio, "kode tuh pa. Nggak usah jauh-jauh lah, ajakin di tepian sungai kapuas aja sambil makan jagung rebus."

"Ceburin gitu ya konsepnya?"

Tio dan papa Marten sama-sama ketawa.

"Mama siram kopi juga ya kalian berdua," omel mama Sisil yang udah kesel.

Kalo lagi akrab emang begini mereka.

"Bintang belom pulang ma?"

Mama Sisil menggeleng, "belumlah. Biasanya juga malem."

𝐒𝐈𝐀𝐍𝐈𝐃𝐀; 𝐒𝐢𝐚𝐩 𝐍𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐃𝐮𝐝𝐚 (𝐒𝟏 & 𝐒𝟐)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang