"Hati-hati keseleo sama typo!"
"Iya makanya minum obat dulu biar cepet sembuh dan bisa cium cium."
***
"Ibu mukanya kok pucet banget, lagi sakit ya bu?"
Thea yang lagi ngemasin laptopnya berhenti sejenak, ngeliat Ratna yang baru aja bertanya. Kelas mereka pagi ini baru aja berakhir.
"Nggak kok, cuma kurang tidur aja," jawab Thea dengan senyuman tipis. Sebenarnya dia berbohong, pertanyaan Ratna tadi benar adanya. Thea emang kurang enak badan dari tadi malem, cuma pagi ini dipaksa buat ngajar. Sebagai dosen baru, Thea nggak enak buat ambil izin. Lagipula dia masih kuat buat bawa tubuhnya.
"Bener bu?"
"Iyaa, Ratna."
"Masih mampu pulang sendiri nggak bu?" kali ini Galih yang nanya.
"Bisa dong, kan ibu nggak sakit."
"Atau saya panggilin pak Tio nih bu?" tanya Galih sekali lagi disertai senyuman tengilnya.
"Kok pak Tio sih?"
Galih mengibaskan tangannya, dia ngeliatin seisi kelas yang udah kosong. Tinggal mereka bertiga aja. "Jangan ngelak lagi lah bu, saya tau kalo ibu dan pak Tio itu punya hubungan."
"Saya juga tau," celetuk Ratna.
"Nah betul, si boncel ini juga tau."
Ya gimana nggak tau, Galih dan Ratna selalu jadi saksi nggak bisu kencannya Tio dan Thea. Ini kalo nggak ada Thea, kayaknya muka Galih udah ditampar Ratna karena ngatain dia boncel—walau kenyataannya emang begitu.
"Nggak perlu," bales Thea. "Ibu bisa pulang sendiri kok."
Galih dan Ratna saling melirik, "apakah ibu dan pak Tio sedang berantem?"
Thea terkekeh, "cukup hubungan ibu dan pak Tio aja yang kalian tau ya, masalahnya jangan."
"Jadi rill pacaran?!"
Thea mengangkat bahunya, nolak ngasih jawaban. "Hmmm—nggak tau tuh."
"OMG!"
Thea ketawa ngeliat reaksi dua mahasiswa favoritnya itu. Omong-omong, cerita dibalik kenapa Thea bisa kurang tidur dan kurang enak badan—lalu sedikit keselnya dia sama si calon suami sendiri, berawal dari perginya Thea ke resepsi pernikahan Bagas hari sabtu kemarin. Hari jumat pagi, Thea sekeluarga udah pergi. Disitu Tio nggak ikut pergi, karena dia ada kegiatan di luar kota selama dua hari.
Karena di hari senin ini Thea harus balik ngajar lagi, otomatis dia nggak bisa lama-lama tinggal di rumahnya Bagas. Jadi Thea, Kalana, Dean tambah Eci—salah satu sepupu Thea dari pihak mamanya, pulang duluan. Mereka nyampe di bandara kurang lebih jam 7 malem. Sebelumnya, Tio udah janji tuh mau jemput mereka di bandara, karena beliau juga udah pulang dari dinas luar kotanya. Tapi hampir sejam mereka nunggu, Tio nggak dateng juga. Padahal udah Thea hubungin berkali-kali.
Thea masih nggak terlalu kesel disitu, bisa aja Tio kecapekan karena dia juga baru pulang dinas dari luar kota. Barangkali udah istirahat, kan? Nah, nggak mau gangguin Tio lagi, dan mereka juga udah capek nunggu hampir sejam, mana selama resepsi nikahnya Bagas mereka kurang tidur, jadi Thea mutusin buat make taksi bandara. Kasian juga ngeliat adek-adeknya yang udah butuh kasur.
Pas nyampe di rumah, adek-adeknya lagi bersih-bersih di kamar mandi. Thea mutusin buat beres-beres barang bawaan mereka. Nah disitu, baru deh Tio ngabarin. Alasan kenapa Thea yang awalnya nggak terlalu kesel, jadi beneran kesel sama dia. Tau nggak kenapa? Tio tuh nggak istirahat, tapi dia ngumpul sama temen-temen dosennya. Bukan cuma 4 orang yang kita udah tau, tapi ada beberapa dosen lain dan ada yang perempuan juga. Salah satunya dosen perempuan yang tergolong masih muda, dan masih baru. Dia baru ngajar kurang lebih 1 tahun ini, masih baru lah kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐈𝐀𝐍𝐈𝐃𝐀; 𝐒𝐢𝐚𝐩 𝐍𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐃𝐮𝐝𝐚 (𝐒𝟏 & 𝐒𝟐)
Fanfic𝘉𝘦𝘳𝘢𝘸𝘢𝘭 𝘥𝘢𝘳𝘪 𝘮𝘦𝘯𝘰𝘭𝘰𝘯𝘨 𝘢𝘯𝘢𝘬 𝘬𝘦𝘤𝘪𝘭 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘢𝘵𝘶𝘩 𝘴𝘢𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘮𝘢𝘪𝘯 𝘴𝘦𝘱𝘦𝘥𝘢, 𝘛𝘩𝘦𝘢 𝘬𝘦𝘮𝘶𝘥𝘪𝘢𝘯 𝘵𝘦𝘳𝘱𝘪𝘬𝘢𝘵 𝘱𝘢𝘥𝘢 𝘱𝘦𝘴𝘰𝘯𝘢 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘥𝘶𝘥𝘢 𝘬𝘢𝘺𝘢 𝘳𝘢𝘺𝘢. 𝘚𝘪𝘢𝘱𝘢 𝘴𝘢...