𝟸𝟾. 𝙺𝚎𝚖𝚋𝚊𝚛 𝙽𝚊𝚔𝚊𝚕

152 19 6
                                        

"Hati-hati keseleo sama typo!"





***

Sembilan bulan sudah terlewati semenjak kehadiran bayi kembar di kehidupan Tio dan Thea. Tentu aja banyak perubahan yang terjadi di keluarga kecil itu. Thea yang semakin sibuk; di rumah dan di kampus, begitu juga Tio dengan pekerjaannya yang semakin padat. Tapi, meskipun begitu, lelaki itu selalu bantuin Thea dalam mengurus rumah tangga. Contohnya, kalo Thea lagi masak dan si kembar rewel, Tio yang jagain, ngasi  MPASI dan susu formula. Kadang Tio yang mandiin si kembar, terus gantiin popoknya waktu tengah malem.

Bukan hanya Tio, bahkan Aji pun turut serta dalam mengurus si kembar. Untuk sekedar menggendong dan memangku si kembar, Aji lah jagonya. Bahkan dia punya seribu satu cara buat nenangin adek kembarnya kalo lagi nangis. Berkat sering bantuin Tio pas jagain si kembar. Tio dan Aji beneran buktiin janji mereka untuk bantuin Thea dalam mengurus si kembar.

Hari ini, hampir jam setengah tiga sore, Tio baru pulang dari kampus. Cukup awal karena biasanya, dia masih punya jam mengajar sampai jam 5 sore. Pulang dari kampus, Tio sekalian jemput Aji di sekolah. Sekarang dua anak adam itu sampai di rumah yang tampak sepi dari luar. Tio masukin mobil ke garasi dan Aji tutupin pagar rumah. Keduanya masuk bersamaan ke dalam rumah dengan rasa lelah menguasai tubuh. Ekspektasi akan disambut dengan senyum ceria Thea beserta ocehan rewel si kembar dari dalam rumah, tapi yang mereka berdua dapat adalah keadaan rumah yang cukup berantakan.

Pakaian yang udah keluar dari keranjangnya di ruang tengah—belum sempat dilipat bahkan disetrika dari kemarin, dua buah roda bayi di ruang tengah yang penuh dengan noda tumpahan MPASI, dimana noda itu juga berceceran diatas karpet. Ada tv yang menyala menampilkan kartun anak-anak, tanpa seorang pun yang menontonnya. Tio menghela napasnya, lantas mengambil remot lalu mematikan tv itu.

"Aji ganti baju dulu nanti turun ke bawah buat makan ya. Kamu bilang udah laper kan tadi?"

Aji mengangguk.

"Sementara ayah beresin ini, ayah boleh minta tolong?"

"Boleh dong, ayah mau apa?" tanya Aji semangat.

"Sehabis kamu makan, nanti tolong angkatin jemuran di belakang ya. Masukin di keranjang itu." Tio yakin, pakaian yang dia jemur tadi pagi belum sempat diangkat Thea.

"Oke, siap laksanakan!"

Aji bergegas naik ke kamarnya, sementara Tio membereskan kekacauan yang terjadi. Mulai dengan mendorong dua buah kursi roda bayi itu ke pinggir, menggulung karpet yang kotor untuk dia cuci nanti atau apabila nggak sempat bisa dia antar ke laundry. Tio juga mengemas pakaian yang tercecer dari keranjang. Tio yakin sebelumnya Thea sempat melipat pakaian ini, tapi karena si kembar yang rewel, pakaian itu jadi terlupakan. Membawa mangkuk kotor bekas makanan si kembar pada wastafel dan mencucinya, Tio lantas naik ke lantai atas untuk mengecek keadaan Thea. Karena bisa dia dengar suara tangisan si kembar.

Tio membuka pintu kamarnya dan Thea, suara tangisan bayi itu makin terdengar jelas. Thea yang tengah menyusui Dipa dalam gendongannya menoleh, tampak sekali wajahnya yang kelelahan. Tio lantas mendekat, mencium pipi Thea sejenak lalu beralih ke box bayi yang terletak di sebelah ranjang mereka. Ada Dipo yang menangis disana. Cepat Tio membawa bayi itu dalam gendongannya.

"Kamu kenapa nangis, hm?" tanyanya dengan suara lembut. Sementara Thea berdiri agak menjauh dari Tio, masih setia menggendong dan menyusui Dipa. Sesekali dia meringis entah karena apa. "Dipo nangisnya udah lama ya, sampai mata sama pipinya merah gini?" tanya Tio.

𝐒𝐈𝐀𝐍𝐈𝐃𝐀; 𝐒𝐢𝐚𝐩 𝐍𝐢𝐤𝐚𝐡𝐢 𝐃𝐮𝐝𝐚 (𝐒𝟏 & 𝐒𝟐) ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang